"Jadi apakah agenda ku hari ini Richard?"
Pagi ini setelah kemarin Edward telah kembali ke negara W, Richard kembali datang untuk memberitahukan apa saja yang akan Edward lakukan.
"Kau tidak ingin menikmati negara W terlebih dahulu Edward, apakah kau akan langsung bekerja ?"
Richard mengatakan hal tersebut sambil tersenyum.
"Ya, kau tau bahwa aku adalah laki - laki yang penuh dengan ambisi, termasuk di dalam pekerjaan ku ini."
"Ya aku mengerti, pagi ini tuan Adrian sudah berangkat ke kantor bersama dengan tuan Jaya, dan mungkin kita bisa segera menyusul mereka."
"Ya dan itu adalah hal yang paling aku nantikan Richard, ayo kita pergi."
Edward mengatakan hal tersebut sambil mengambil jas hitamnya di atas kursi yang berada di dalam kamarnya.
Dengan antusias Edward laki - laki muda tampan hari ini mengikuti Richard untuk masuk ke dalam Chandrawinata Corp.
"Selamat pagi tuan muda Richard."
Satu pengawal langsung membungkukkan badan ketika melihat Richard dan Edward telah berada di lobby.
"Pagi, Justin, perkenalkan ini adalah tuan Edward, putra pertama dari tuan Adrian Chandrawinata, mulai hari ini tugas mu adalah untuk mengawalnya dan memastikan keselamatannya, apa kau mengerti Justin?"
"Baik tuan muda Richard, aku mengerti akan setiap tugas yang sudah tuan Richard berikan kepada ku."
"Bagus, apakah tuan Adrian sudah tiba?"
"Tuan Adrian sudah tiba dan saat ini sedang berada di ruang kerjanya."
"Ayo Edward, kau harus menemui ayah mu di sana."
"Ah baiklah Richard."
Sungguh saat ini ke dua mata Edward terpana dengan arsitektur Chandrawinata Corp.
"Richard sejak kapan Chandrawinata berubah menjadi sebagus ini?"
Di dalam perjalanan ke ruang kerja tuan Adrian, dengan polosnya Edward menanyakan hal tersebut kepada Richard.
"Hmm belum lama Edward, mungkin sekitar dua atau tiga tahun yang lalu, saat itu aku melihat harus ada suasana baru di perusahaan ini, sehingga aku memangil arsitek terkenal untuk kembali merancang semuanya dengan baik."
"Ya, ya aku mengerti, selama di Paris mungkin aku terlalu sibuk belajar, sehingga aku tidak sempat mengingat Chandrawinata Corp."
"Tak masalah Edward, kau sudah melakukan hal yang benar bukan?, ayo masuk."
Richard mengatakan hal tersebut sambil membuka pintu ruang kerja tuan Adrian.
"Selamat pagi tuan Adrian."
"Hei kalian, sepagi ini sudah berada di kantor?"
Tuan Adrian mengatakan hal tersebut sambil berdiri dari tempat duduknya ketika melihat dua laki - laki tampan menghampiri dirinya.
"Rupanya Edward sudah tidak sabar untuk melihat -lihat Chandrawinata Corp, jadi aku langsung membawanya kemari tuan Adrian."
"Ah seperti itu, baiklah, Edward memang harus lebih banyak belajar lagi, dan untuk hal ini aku serahkan sepenuhnya kepada mu Richard."
Tuan Adrian mengatakan hal tersebut sambil menepuk - nepuk bahu Richard.
Sedangkan Edward kini hanya bisa menatap mereka sambil memperhatikan kedekatan mereka berdua.
"Baiklah Richard aku akan berbicara banyak kepada mu, salah satunya pekerjaan di Toronto yang saat ini sedang dikerjakan oleh Chandrawinata Corp."
Richard yang mendengarkan permintaan tuan Adrian kini hanya bisa melirik ke arah Edward.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkannya Edward, hari ini sekertaris ku nona Laura yang akan membawa Edward untuk berkeliling perusahaan, bagaimana Edward apakah kau setuju?"
Edward yang saat itu sedang berkonsentrasi terhadap arsitektur ruang kerja sang ayah langsung terperanjat ketika tuan Adrian kembali menanyakan hal tersebut.
"Ah, maafkan aku, sepertinya aku terlalu memperhatikan keindahan bangunan di sini, sampai aku melupakan tujuan utama ku datang ke tempat ini."
"Tak masalah Edward, aku juga dulu pernah mengalami apa yang kau rasakan, ketika tuan Adrian pertama kali mengajakku untuk masuk ke dalam Chandrawinata Corp."
"Jadi bagaimana Edward, apakah ada masalah jika kami berdua meninggalkan mu untuk membicarakan hal penting?"
Tuan Adrian kembali menanyakan hal itu kepada Edward untuk mendapatkan satu keputusan.
"Tak masalah pa, hari ini aku hanya ingin melihat - lihat Chandrawinata Corp."
"Bagus, ayo Richard kita harus segera rapat."
Tuan Adrian langsung mengajak Richard keluar dari ruangannya untuk menuju ke ruang rapat.
Sementara itu tanpa sadar ke dua mata Edward kembali menatap ke arah punggung dua laki - laki yang saat ini begitu asyik membicarakan bisnis.
"Tuan Edward, perkenalkan aku Laura sekretaris dari tuan Adrian yang akan membantu tuan Edward."
Satu wanita tiba - tiba saja datang dan membungkukkan badannya.
"Ah ya baiklah, ayo tunjukkan aku ruangan demi ruangan yang ada di dalam kantor ini."
"Baik tuan muda Edward, mari silahkan."
Dengan tenang nona Laura sang sekertaris mengatakan hal tersebut kepada Edward.
Hari ini Edward berkeliling ke seluruh ruangan di Chandrawinata Corp.
Sesekali Edward melihat sang ayah sedang berkeliling dengan para direksi dan juga Richard, namun dirinya tidak dapat mendekatkan dirinya karena masih belajar.
"Tuan Edward ini adalah ruangan terakhir, semua ruangan telah kita masuki tuan Edward."
"Ya aku tau, sepertinya aku akan kembali terlebih dahulu, nona Laura tolong sampaikan kepada papa ku."
"Baik tuan Edward."
Nona Laura mengatakan hal tersebut sambil membungkukkan badannya.
Edward yang sudah tidak tau lagi harus mengerjakan apa di Chandrawinata Corp, kembali menuju ke arah parkiran mobil tanpa di dampingi oleh pengawal..
"Sungguh aku seperti orang asing di perusahaan ku sendiri, memang aku salah, selama ini aku sama sekali tidak pernah peduli dengan Chandrawinata Corp."
Di dalam mobil Edward terus mengatakan hal tersebut sambil menggelengkan kepalanya.
"Ayolah Edward, semuanya baru akan di mulai."
Edward kembali mengatakan hal tersebut sambil melajukan kembali mobilnya ke arah jalan raya.
Sore menjelang malam pun tiba, dan hari ini keluarga Chandradinata di undang untuk menyaksikan acara seni yang biasa diselenggarakan di negara W.
"Tuan Adrian Chandrawinata senang bertemu dengan mu."
Satu laki - laki paruh baya langsung menghampiri tuan Adrian dan memeluknya.
"Apa kabar tuan Cou?"
"Luar biasa tuan Adrian."
"Perkenalkan ini Edward putra pertama ku, dia baru saja kembali dari Paris."
Tuan Cou langsung memandang Edward dengan tajam saat di perkenalkan oleh tuan Adrian.
"Ah selamat datang tuan Edward, kau pasti akan menjadi ayah mu dan juga tuan Richard, ke dua laki - laki ini adalah idola para pembisnis di negara W."
Deg
Edward hanya tersenyum tipis ketika mendengarkan apa yang telah di katakan oleh tuan Cou.
"Edward, ini adalah tuan Cou, beliau bersama keluarga datang jauh - jauh dari negara H, hanya untuk menyaksikan pangelaran seni di kota ini."
"Selamat datang di pagelaran seni milik keluarga Chandradinata tuan Cou."
Untuk menjaga kesopanan pada akhirnya Edward membungkukkan badannya di hadapan tuan Cou.
"Tuan Adrian dimana tuan Richard hari ini aku tidak melihatnya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments