"Jadi panggilan apa yang pantas untuk mu ?"
Clarissa mengatakan kembali hal tersebut sambil tetap menatap manja Richard.
"Panggil aku dengan sebutan sayang, nanti jika kita sudah menikah aku ingin kau tetap memanggilku dengan kata - kata itu."
"Lalu bagaimana jika aku menolaknya?"
"Maka aku akan memberikan mu hukuman kenikmatan ketika kita sudah menikah nanti, ya hukuman kenikmatan tanpa henti dan tidak akan membiarkan mu untuk beristirahat."
Richard mengatakan hal tersebut dengan mencubit pelan hidung Clarissa.
"Aku bukan anak kecil lagi yang tidak mengerti akan hal itu Richard, sekarang katakan kepada ku apa alasan mu masih menjaga kesucian ku sampai saat ini? padahal bisa saja karena aku sangat yakin, aku memberikan hal itu kepada mu sebelum kita sah sebagai suami istri."
Richard langsung tersenyum dengan pertanyaan Clarissa.
"Clarissa dengarkan aku, tidak munafik semua laki - laki pasti menginginkan hal itu, yah semuanya, dan itu adalah normal, namun merupakan keputusan dari setiap laki - laki apakah mereka akan merusak wanita yang dia cintai, atau akan tetap menjaga sampai pernikahan mempersatukan nanti."
"Dan aku memilih untuk sabar menunggu, aku ingin melakukan hal itu hanya dengan mu, ya hanya dengan mu di saat yang tepat di waktu yang tepat, bukan ketakutan yang kita dapatkan dari hal ini, namun cinta kasih, serta kekuatan di dalamnya saat ini melakukan hubungan badan tersebut di dalam restu Tuhan, saat aku menjaga mu dan betul - betul menjaga mu, semua itu adalah bukti rasa sayang ku kepada mu Clarissa."
Clarissa langsung memeluk Richard ketika Richard telah selesai melontarkan perkataannya.
"Terima kasih, di era yang sudah semakin gila ini kau tetap memegang teguh pendirian mu, Richard aku berjanji akan memberikan yang terbaik untuk mu, ya untuk mu, hanya untuk mu."
"Dan aku sangat percaya dengan mu Clarissa.
Richard mengatakan hal tersebut sambil mengecup puncak kepala Clarissa.
"Ayo kita pulang, aku akan mengantarkan mu ke dokter, lihat kaki mu banyak luka."
Richard mengatakan hal tersebut sambil melihat kaki Clarissa.
"Ini hal biasa untuk seorang ballerina sayang."
"Ya kau benar, dan tugas ku sebagai calon suami mu untuk memastikan kesehatan dan keselamatan mu sayang."
"Baiklah, nanti aku akan masak untuk mu."
Clarissa mengatakan hal tersebut sambil berjalan dengan memeluk pinggang Richard.
Sepasang kekasih yang saling mencintai dengan tulus mengikat janji untuk saling menjaga satu dengan yang lainnya kehormatan masing - masing.
Sepasang kekasih yang kini memiliki mimpi untuk menikah dan memiliki keluarga yang bahagia.
Ya sepasang kekasih yang akan terus saling menjaga.
Hari yang semakin berlalu dan Edward yang kini sudah mulai belajar tentang bisnis keluarganya.
"Baiklah nona Clarissa malam ini kita akan bertemu dengan cafe di pusat kota, kemungkinan Richard tidak dapat ikut karena saat ini Richard sedang ditugaskan ke luar kota, apakah kau tidak keberatan jika kita hanya bertemu berdua saja?"
Terdengar Edward saat ini sedang berbicara dengan Clarissa di dalam ponselnya.
"Baiklah nona Clarissa, sampai jumpa malam nanti pukul tujuh tepat waktu.
Selesai mengatakan hal tersebut di ponsel, Edward langsung menutup panggilannya.
"Ya Clarissa kau adalah wanita yang sangat berbeda yang pernah aku temui, aku tertarik untuk mengenali mu lebih dalam, sebagai kekasih dari saudara ku Richard, tidak ada salahnya bukan jika aku menginginkan untuk mengenal mu lebih jauh."
Edward mengatakan hal tersebut dengan tenang sambil duduk di kursinya.
"Edward bagaimana pekerjaan mu hari ini?"
Tiba -tiba saja tuan Adrian masuk ke dalam ruang kerja Edward dengan satu laki - laki muda yang tampan.
"Papa, semuanya pasti berjalan dengan baik."
"Syukurlah jika seperti itu Edward."
Tuan Adrian kembali mengatakan hal tersebut sambil menepuk - nepuk bahu Edward.
"Papa, siapa laki - laki ini?"
"Ah perkenalkan ini adalah Dony, mulai saat ini dia yang akan menjadi asisten pribadi mu Edward."
"Asisten pribadi ku? bukankah aku sudah memiliki Richard?"
Tuan Adrian langsung tersenyum dengan semua hal yang dikatakan oleh Edward.
"Ya kau benar kau memang memiliki Richard, tapi kau juga harus ingat perusahaan yang di miliki oleh Chandradinata ini tidak hanya satu, dan papa sangat membutuhkan orang seperti Richard untuk menangani di luar kota nanti."
"Edward mengerti pa."
"Bagus jika kau mengerti Edward, bagi papa baik kau dan Richard adalah anak papa dan papa sama sekali tidak akan pernah membedakan kalian."
Tidak ada yang dikatakan oleh Edward kecuali hanya menganggukkan kepalanya, meskipun ada rasa yang aneh ketika tuan Adrian mengatakan hal tersebut kepadanya.
"Nah Dony, ini putra pertama ku Edward, mulai sekarang kau yang akan membantu Edward di dalam Edward mengatur semua jadwalnya."
"Baik tuan besar Adrian."
Dony mengatakan hal tersebut sambil membungkukkan badannya.
"Papa kembali ke ruangan dulu Edward."
Setelah mengatakan hal tersebut tuan Adrian langsung meninggalkan ruangan Edward.
"Tuan muda Edward apakah ada yang bisa aku bantu?"
Edward yang masih merasa aneh dengan kehadiran Dony hanya memandangnya dengan tatapan tajam.
"Jadi apakah hal apapun aku bisa meminta tolong kepada mu?"
"Pasti tuan muda Edward, hal apapun yang saat ini tuan Edward butuhkan saya siap membantunya."
"Meskipun bukan pekerjaan kantor?"
"Betul tuan muda."
"Dan apakah kau bisa berjanji tidak ada zeo pun yang mengetahui setiap pekerjaan yang aku perintahkan terhadap mu? "
"Saya menjaminnya tuan muda."
"Termasuk jika nanti ada pertanyaan demi pertanyaan dari keluarga ku sendiri?"
"Ya tuan muda, aku menjamin setiap rahasia tuan muda Edward."
Edward yang masih belum percaya pada akhirnya kembali menatap Dony dengan tajam.
"Baiklah jika memang seperti itu, kali ini aku akan mencoba percaya kepada mu Don."
"Sebagai tugas pertama mu, malam nanti aku akan bertemu dengan seorang gadis bernama Clarissa, pesankan aku tempat terbaik di cafe pusat kota, katakan kepada pemilik cafe tersebut aku meminta tempat VVIP untuk aku dan wanita yang akan bersama dengan ku nanti."
"Baik tuan muda Edward."
Dony mengatakan hal tersebut sambil mencatat semua pesan Edward di dalam buku agenda kerjanya.
"Dan satu lagi, siapa pun tidak ada yang boleh mengetahui rencana pertemuan ku dengan wanita yang bernama Clarissa ini, siapapun itu, apakah kau mengerti Don?"
"Baik tuan muda Edward."
"Bagus sekarang kau boleh kembali ke meja mu lagi."
"Terima kasih tuan Edward."
Dony mengatakan hal tersebut sambil membungkukkan badannya dan langsung keluar dari ruang kerja Edward.
"Tidak terlalu buruk ketika memiliki asisten pribadi, semoga saja Dony bisa di percaya."
Edward mengatakan hal tersebut sambil kembali duduk di kursi yang kini menjadi tempat duduknya di setiap pekerjaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments