"Kenapa jatuh gak bilang? Gue gak akan marahin lo, kalau misalnya lo terlambat karena jatuh," ucap Raga. Mereka berdua sedang berada di rooftop, setelah selesai mengobati luka Caca.
"Males ah, lo mah marah-marah terus. Apa-apa marah, telat bangun marah, terlambat ke sekolah marah, jatoh di motor gak bilang pun marah, semua yang gue lakuin salah terus di mata lo perasaan," kesal Caca sambil mengerucutkan bibirnya.
"Gue malah bakalan makin marah kalau lo jatoh gak bilang-bilang!" Tekan Raga, sambil menekan luka Caca kuat.
Caca menangkis tangan pria itu, "Ishh ... Sakit tahu, jangan ditekan!" Ringis Raca.
"Kenapa bisa jatuh?" Tanya Raga.
"Ya gak tahu, namanya juga musibah!" Balas Caca.
"Maksud gue, kenapa lo bisa jatuh, apa tragisnya? Asal mula lo jatoh, kan gak mungkin lo nabrakin diri sendiri, dasar PA!""
Caca mengangguk mengerti, lagian Raga bertanya setengah-setengah, membuat otak kecilnya sulit mencerna.
"Gue kan ngebut tuh, tapi sambil ngantuk, terus menguap kan? Otomatis ketika lo menguap, mata lo pasti merem, pas gue buka mata lagi, ternyata ada orang di depan, gue banting stir,terus jatuh deh," jelas Caca.
Raga mengangguk, "Gue gak yakin, lo jatuh cuman karena itu? Lo pasti ngata-ngatain gue kan, sepanjang jalan? Makanya lo bisa sampai jatuh kayak gitu?" Tiduh Raga, sambil menunjuk wajah Caca.
Caca melotot lalu menggeleng-gelengkan kepalanya cepat, "Suudzon lo Ga, gak yah! Gue gak ada ngatain lo sama sekali," balas Caca tak terima dituduh seperti itu, dalam hatinya setengah mengiyakan.
Raga tertawa lalu menepuk-nepuk punggung Caca cukup keras, membuat Caca yang di perlakukan seperti itu hanya bisa pasrah saja, "Bisa cacingan gue lama-lama," kata Caca.
Cewek itu tersenyum tersiksa, ketika Raga masih saja tertawa sembari nimpuk-nimpuk punggungnya. Entah apa yang lucu, sampai membuat cowok itu tertawa seperti ini, perasaan sama sekali tak ada yang lucu dari perkataan mereka berdua.
***
Raga dan Caca berjalan di koridor. Awalnya, Caca mengajak Raga untuk membolos, tetapi lelaki itu malah menyeretnya untuk masuk. Padahal, teman-teman yang lainnya sudah menunggu dan pastinya sedang berleha-leha disana. Karena katanya, mereka sudah bolos satu jam pelajaran, jadi tak boleh bolos lagi, itu katanya, mmbuat Caca mengangguk pasrah, lalu menurut apa yang Raga lakukan padanya.
"Raga!"
Seorang gadis meneriaki nama Raga membuat otomatis langkah mereka berdua terhenti dan berbalik ke sumber suara.
"Raga Raga! Hi, ini makanan buat kamu, aku tadi abis ke kelas kamu, tapi katanya kamu gak ada, untungnya ketemu kamu disini," seru perempuan itu semangat. Tidak lupa, gadis itu menyodorkan satu kotak makan ke arah Raga.
Raga menatap datar gadis sekaligus kotak makan yang dibawanya, "Gak minat. Lagian, gue masih ada kelas, jadi gak ada waktu buat terima makanan dari lo," ucap Raga menolak secara halus setengah kasar.
Hendak membawa Caca pergi, tangan Raga Kembali ditahan oleh gadis yang memberinya kotak makan tersebut, "Please Raga ... Sekali aja, kamu terima makanan dari aku," Mohon cewek itu.
Raga menghempaskan tangan itu kasar," jauhin tangan kotor lo dari gue!"
Melihat Raga yang mulai keterlaluan, Caca mengusap-usap punggung tegap itu," jangan gitu Ga, dia pasti capek banget nyiapin makanan itu buat lo, lo terima ya?"
Tanpa mendengarkan apa yang Caca katakan, Raga dengan cepat menyeret Caca untuk menjauhi manusia pengganggu itu. Rasanya sangat jauh sekali untuk mencapai kelasnya. Gadis itu bernama Mona. Orang yang menyukai Raga dan secara terang-terangan mengungkapkan rasa itu. Gadis yang tergolong gadis baik nan pintar itu, selalu memberikan perhatian kepada Raga, menyiapkan makanan setiap pagi, menyapa, apapun yang Raga lakukan gadis itu pasti tahu.
Meskipun Raga tak pernah meresponnya, gadis itu sanggup bertahan sampai satu tahun lamanya, membuat Caca sendiri kagum, atas apa perjuangan yang gadis itu lakukan demi Raga.
"Lain kali jangan—eh, sini lo!" Caca hendak memberi nasihat kepada Raga, tetapi ketika melihat lelaki yang hampir ditabraknya, ia mengurungkan niatnya dan lebih memilih meneriaki lelaki itu.
Lelaki yang dimaksud Caca berbalik, "Gu-Gue?" Tanyanya sambil menaikan kacamatanya yang melorot.
"Iya lo, !" Perintah Caca.
Lelaki itu dengan segera menghampirinya Caca. Sedangkan Raga, ia hanya melihat interaksi mereka berdua.
"Siapa nama lo? Kita kan belum kenalan tadi," Caca menjulurkan tangannya, membuat Raga melotot tak terima. Hendak lelaki tak dikenalnya itu membalas uluran tangan Caca, tangannya dengan cepat menangkis, "Singkirkan tangan lo!" Bentaknya tak terima.
"Apaan sih Ga? Gue cuman mau kenalan kok, gak lebih!" Kesal Caca.
Selalu saja seperti ini, setiap Caca akan berkenalan dengan lawan jenis, Raga sangat menentang keras itu.
"Gak, lo gak boleh kenalan sama siapa-siapa!" Setelah mengatakan ucapan ketus itu, Raga berlalu dari sana.
"Dih, tuh bocah gampang banget ngambeknya," gumam Caca.
Sebelum bos nya itu benar-benar ngambek, Caca mengejar cowok itu. Sebelum sepenuhnya mengejar Raga, Caca berbalik ke arah lelaki yang tak jadi berkenalan dengannya, "Entar kita kenalan lagi, sekarang lagi ada kendala. Bye!" Teriaknya lalu kembali mengejar Raga sepenuhnya.
"RAGA TUNGGU!"
"RAGA TUNGGUIN!"
"RAGA WOI!"
Caca terus saja berteriak, Tetapi Raga sama sekali tak menghiraukannya. Caca menjentikkan jarinya, ketika mendapat ide, bagaimana Raga berbalik.
Brakk!
Caca menjatuhkan dirinya sendiri, menimbulkan suara yang cukup nyaring.
"Aws, makin sakit nih kaki gue," batinnya mengusap-usap tangan dan bokongnya.
Raga yang mendengar suara dibelakang nya otomatis berbalik, "Kenapa bisa sampe jatoh si!" Khawatir lelaki itu bergumam.
Tuh kan? Idenya memang ampuh. Sampai-sampai, menampilkan wajah khawatir Raga.
"Lari gara-gara ngejar lo, dipanggil gak nyaut-nyaut, udah kek budek tahu gak? Kesel gue jadinya!"
"Lagian lo! Ngapain kenalan sama cowok tadi, sok-sokan jadi genit, padahal muka pas-pasan. Pokoknya lo gak boleh kenalan atau interaksi sama cowok lagi selain anak Alverage! Paham!" Tekan Raga menjadi kesal lagi, ketika mengingat kejadian tadi.
"Kenapa gak boleh?" Tanya Caca penasaran, padahalkan itu hak nya.
"Bahaya!" Peringat Paga.
"Bahaya atau lo sayang sama gue? Makanya lo gak mau gue kenalan sama cowok lain, takut gue kepincut ya?" Goda Caca sambil Mencolek- dagu Raga.
"Dua-duanya," balas Raga dengan muka sok datarnya.
Caca semakin tersenyum lebar, lalu kembali mendatarkan wajahnya, "Posesif doang, di ajak pacaran kagak," kodenya, kode keras malahan.
"Gue gak mau pacaran. Dosa, gue maunya lo jadi istri gue," kata Raga.
Caca terkekeh, mendengar ucapan ngelantur Raga. "Pilihan yang tepat sih lo ngomong gitu, gue pinter, mandiri, jago masak, jago mengelola keuangan, jago goyang, terus jago-" belum juga Caca menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah disentil keras oleh Raga.
"Sekali lagi Lo ngomong jago goyang,gue jahit mulut lo! Apa Lagi lo ngomong itu depan cowok lain, siapa yang ngajarin ngomong gitu? Emang lo pernah ngelakuinnya sampe lo ngomong jago?" Ucapan ketus bernada sewot yang berasal dari mulut Raga membuat Caca mengerucutkan dahinya.
"Kenapa sih lo? Goyang itu joget, dance, masa lo gak tahu!" Caca tersenyum jahil lalu menyentil dahi cowok itu balik, "Nih dosa nih, pikiran kotor lo, orang goyang maksud gue joget ngedance gitu, bukan goyang yang itu."
"Lagian omongan Lo ambigu, ngomong kosa-kata yang tidak tepat, wajar aja gue ngomong kek gitu," elak Raga kembali meninggalkan Caca.
"Malu-maluin banget sih anjir!" Makinya dalam hati.
**
Singkat waktu, sepulangnya dirumah.
Caca berjalan menuju rumah dengan gontai, rasanya sangat lelah, padahal tidak banyak melakukan kegiatan, ini sudah sering terjadi pada Caca yang gampang lelah. Caca mengerutkan dahinya ketika di depan pintu terdapat kotak kado berwarna hitam, "Apaan nih? Perasaan ulang tahun gue masih lama deh," gumamnya lalu membawa kotak itu ke dalam rumah.
Caca duduk di kursi tanpa mengganti bajunya, ia sudah penasaran apa isi dari kotak ini. Ia memelototkan matanya, ketika foto kakak laki-lakinya berada disana, hanya satu foto saja, tak ada lagi apa-apa. Ia membalikan fotonya dan terdapat tulisan disana.
'Orang terdekat lo!
4h\=alphabet.'
"Apa maksud dari kalimat orang terdekat lo? Apa mungkin orang yang udah ngebunuh kakak gue adalah orang terdekat kita berdua?" Caca berangan-angan memikirkan itu semua, "Tapi siapa? Terus apa maksud 4h\=alfabet?"
"Awsss ..." Caca memegang kepalanya yang terasa sakit, "Selalu aja begini, setiap gue mikirin sesuatu yang gak bisa gue jawab, pasti nih kepala sakit, kenapa ya?"
Pada saat itu juga ponsel dirinya berdering, Caca mengernyitkan dahinya ketika nomor tak dikenal lah yang menelponnya, suara diseberang sana kini berucap dengan sangat jelas.
"Jangan pernah percaya pada siapapun, meskipun dirinya sudah banyak berbuat baik padamu, tidak menutup kemungkinan dia menutup-nutupi sesuatu yang besar yang bersangkutan dengan dirimu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Machan
tuduh, bang.
typo🙊
2022-12-14
0
Machan
sengaja dia mah, bang. pen dapet perhatian sebenernya.
perhatian dimarahi🙈🙈
2022-12-14
0