Ep. 3. Hambatan Kecil

Raga sendari tadi menunggu Caca yang tak kunjung datang. Ia melirik jam tangan yang melingkar ditangannya, jam pertama sebentar lagi akan dimulai, tetapi cewek itu belum sama sekali menampakan wujudnya.

"Mana sih tuh bocah, kebiasaan banget deh kesiangan," monolognya.

Meskipun Raga adalah ketua geng motor, ia sangat menjunjung kedisiplinan, jarang sekali yang namanya Raga terlambat sekolah, apalagi membolos. Kecuali teman-teman kampretnya yang memaksa dan merengek-rengek untuk dirinya ikut membolos.

Raga menepuk jidatnya, ia seperti manusia purba yang sama sekali tidak mengetahui apa itu teknologi. Padahal, sekarang jamannya sudah modern, kita bisa dengan mudahnya menghubungi seseorang tanpa perlu mengirim surat.

Ia merogoh sakunya untuk mengambil handphone disana menghubungi nomor Caca. Sudah beberapa kali telponnya tidak diangkat, sampai kesebelas kalinya, Raga berhasil menghubungi manusia itu.

"Dimana Lo?" Sentaknya.

"Ha?" Terdengar gumaman di seberang sana membuat Raga yakin bahwa gadis yang sedang di teleponnya masih tidur dan terpaksa mengangkat karena dirinya terus-terusan menghubunginya.

Raga berdecak, ia sudah mengira itu, "Gue Raga, bangun lo! Gak liat sekarang jam berapa? Apa perlu gue beliin jam?hm?" Ucap Raga tajam, menyindir.

Hal itu membuat Caca yang sebrang sana melotot kaget, ia cengengesan sambil menggaruk-garuk tangannya, "Eh Ga hehe, gue kesiangan. Habisnya gue begadang nungguin maling, kok gak sampe rumah terus, padahal udah gue tungguin cik."

Raja menghela nafas, ketika mendengar alasan tak masuk akal yang diberikan Caca kepadanya. Menunggu maling?Emang ada manusia yang menunggu maling untuk mampir ke rumahnya? Dasar gila!

"Bacot, lima belas menit lo harus udah nyampe disini, kalau gak? Gue patahkan kaki lo!!" Tegasnya mutlak tak bisa diganggu gugat.

"Tapi gak—"

Tut.

Raga mematikan sambungannya secara sepihak, dia juga yakin gadis itu sedang menyumpah serapahi dirinya. Sudah tahu dirinya tidak suka ada anggotanya yang tidak disiplin, bisa-bisanya Caca baru bangun jam segini dan membuat amarahnya memuncak.

Terlepas dari rasa kesalnya, Raga pun merasa lega, ketika teman perempuan satu-satunya itu tidak kenapa-kenapa, ia sempat merasa khawatir sekaligus cemas, takut terjadi hal yang tidak-tidak kepada cewek itu.

Sedangkan disisi lain, seorang cewek tengah mengendarai motornya seperti kesetanan. Siapa lagi kalau bukan Caca. Ia melakukan itu hanya karena Raga menyuruhnya harus sampai di sekolah dalam waktu 15 menit, ia tidak bisa menolak, kalau kakinya tidak mau menjadi korban.

Caca menguap, ia memang masih mengantuk. Untuk mandi saja rasanya tidak ada waktu yang ia lakukan hanya menggosok gigi dan mencuci muka. Wajar saja cewek itu masih mengantuk, karena tak terkena segarnya air di pagi hari ketika mandi, apalagi ketika angin sepoi-sepoi yang membuatnya semakin mengantuk.

"Huaaaaaaaaaa!!"

Caca menepuk-nepuk mulutnya sambil tutup mata, ia tak menyadari ada orang yang tengah menyebrang jalan disana.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!"

Mendengar suara orang yang berteriak Caca spontan membuka matanya, matanya melotot sempurna, ketika ada orang akan tertabrak oleh dirinya. Bella dengan cepat-cepat membanting stirnya.

Brukkkk!

"Awsss ... Pembatas jalan sialan, kenapa lo ada disini coba, gue kan jadi jatuh, mana sakit lagi," ringisnya memarahi pembatas jalan, padahal sudah jelaskan siapa yang salah? Caca melirik orang hampir ditabraknya, orang itu masih mematung dengan keterkagetannya.

"Eh lo! Bantuin gue kenapa? Kejepit nih kaki gue!" Bentak Bella membuat lelaki yang hampir ditabraknya cepat-cepat mengangkat motor itu.

"Lo gak papa?" Tanya cowok itu.

Caca menggeleng, lalu bangun dengan cara berpegangan pada motornya, "Gak papa kok gak papa, cuman nabrak pembatas jalan, terus kakinya kejepit sama motor, gak papa kok gak papa!" Kesal Bella.

Apakah cowok di depannya itu tidak melihat baret-baret yang ada di kaki dan tangannya? Bahkan kakinya pun sampai ke jepit motor, terus dia masih nanya gak papa?

"Maaf," cicit laki laki itu sambil memainkan jarinya.

Terlihat seperti pria polos.

Dahi Bella mengerut, "Ngapain minta maaf? Malah gue yang minta maaf sama lo, karena gak hati-hati bawa motor, untungnya gak jadi nabrak, kalau nggak? Berabe gue," ucap Bella sambil menepuk-nepuk bajunya yang kotor.

"Eh, kita satu sekolah yah? Kok gue gak pernah liat lo? Kenapa lo telat?" Lanjutnya, ketika melihat seragam yang dikenakannya dengan cowok itu sama.

"I-iya," gugup cowok itu sambil membenarkan kacamatanya yang melorot ke bawah.

"Yaudah, ayo berangkat bareng," ajak Caca langsung menaiki motornya.

"Tapi—"

"Gak ada tapi-tapian, naik! Atau mau lo aja yang nyetirnya?" Mendengar pertanyaan Caca membuat laki-laki itu spontan menggeleng cepat, "Enggak!"

"Yaudah cepetan naik!" Titahnya lagi.

"Eh, gue ada satu pertanyaan lagi nih," tanya Caca ketika cowok itu sudah duduk di belakang jok motornya.

"Apa?" Balas cowok itu.

"Perasaan lo cowok deh, kenapa jerit pas gue tabrak? Kenapa gak langsung lari aja atau gak bilang apa gitu selain jerit," heran Bella.

"Repleks aja tadi hehehe."

**

Bel istirahat berbunyi, membuat caca langsung turun dari rooftop menuju kantin. Soal cowok tadi, Caca lupa menanyakan namanya. Setelah mereka masuk lewat gerbang belakang, cowok itu langsung pamit begitu saja.

"ASSALAMU'ALAIKUM YA AHLI KUBUR!!" Caca menggebrak meja teman-temannya, lalu duduk tanpa dosa sambil menyeruput minuman siapa saja yang ada disana.

"Kebiasaan banget teriak-teriak," Kata Bima sambil memutar bola matanya.

"Jawab dulu salamnya teman-teman, apakah kalian tau menjawab salam itu kewajiban?" Ucap Caca yang mendadak menjadi ustadzah.

Cewek itu berjengit kaget, ketika bukan teman sebangkunya saja yang menjawab salam, tetapi seisi kantin.

"WAALAIKUMSALAM!" Teriak mereka semua.

"Kompak bener dah, jantung adik sampai mau loncat," kata Caca sembari memegang dadanya.

"Jam sepuluh, perasaan gue nyuruh lo dateng jam delapan seperempat dah, kenapa baru datang?" Pertanyaan bernada dingin yang berasal dari Raga membuat cewek itu cengengesan sambil menggaruk tengkuknya.

"Mau kaki yang sebelah mana?" Tanyanya lagi.

Caca bergidik ngeri, Raga tidak pernah main-main soal ucapnya, "Lo jahat tahu gak? Nyuruh gue buru-buru, mana gue belom mandi lagi, liat nih!" Caca membuka jaketnya yang sempat dipakainya di rooftop, tadinya dia tidak mau memberi tau mereka,tapi pertanyaan yang dilontarkan Raga, membuat dirinya harus berkata jujur dari pada kakinya kena sasaran kan?

"Nih, tangan gue baret-baret, lutut gue, kaki gue yang mulus ini, nih kaki gue biru gara-gara kejepit motor, lo masih mau marahin dan patahin kaki gue? Gak punya hati si lo!" Caca menggeleng-gelengkan kepalanya dramatis.

Mata mereka semua melotot kaget, ketika mendapati baret yang sudah sudah hampir kering, tapi terlihat masih kotor, seperti belum dibersihkan, "Lo belum obatin?" Tanya mereka serempak, termasuk Alzam pun ikut berbicara.

"Belum sempat hehehe," cengirnya, membuat semua orang memutar bola matanya malas.

"Sakit gak?" Tanya Bima sambil menekan luka biru yang ada di kaki Caca dengan tidak ada akhlaknya.

"Eh anjing, jangan ditekan goblok!" Umpat Caca sambil menangkis tangan Bima.

"Eh?" Kaget Caca ketika tubuhnya di gendong ala bridal style secara tiba-tiba oleh Raga.

"Diem, jangan banyak gerak," peringat cowok itu membuat Caca refleks mengalungkan tangannya.

"Emmm, sweet banget sih bapak Raga." Goda Caca sambil menaik-turunkan alisnya.

"Mau gue jatuhin disini?" Tanyanya tajam.

Terpopuler

Comments

Machan

Machan

klo loncat, iket lagi aja dik🤣🤣🤣

2022-12-14

0

Author yang kece dong

Author yang kece dong

replek 😁🤣

2022-12-13

1

lihat semua
Episodes
1 Ep. 1. Gadis Sialan
2 Ep. 2. Salah Paham
3 Ep. 3. Hambatan Kecil
4 Ep. 4. 4h = Alphabet
5 Ep. 5. Pasar Malam
6 Ep. 6. Ketegangan Di Bianglala
7 Ep. 7. Wabah Derita
8 Ep. 8. Adu Domba Pihak Ketiga
9 Ep. 9. Penyerangan
10 Ep. 10. Misteri Saka
11 Ep. 11. Insiden Bima
12 Ep. 12. Pulangnya Opah Caca
13 Ep. 13. Kotak Rahasia
14 Ep. 14. Penyesalan
15 Ep. 15. Rahasia Dalang
16 Ep. 16. Cemburu
17 Ep. 17. Dokter Muda Karismatik
18 Ep. 18. Penyerangan Kedua
19 Ep. 19. Kecurangan Kevin
20 Ep. 20. Perseteruan
21 Ep. 21. Duka Mendalam
22 Ep. 22. Penyusup Ninja
23 Ep. 23. Tembakan Peluru
24 Ep. 24. Keluhan Quenshaa
25 Ep. 25. Bersamamu Rasanya Berbeda
26 Ep. 26. Cemburu Dan Gengsi
27 Ep. 27. Mendung
28 Ep. 28. Tidak Bergaul
29 Ep. 29. Berita Mading
30 Ep. 30. First Kiss
31 Ep. 31. Ling Lung
32 Ep. 32. Alex
33 Ep. 33. Permainan
34 Ep. 34. Menjadi Ancaman
35 Ep. 35. Babu
36 Ep. 36. Mengadu
37 Ep. 37. Ulah Sasa
38 Ep. 38. Rumah Sakit
39 Ep. 39. Mading
40 Ep. 40. Alasan Sasa
41 Ep. 41. Perasaan
42 Ep. 42. Lima Orang
43 Ep. 43. Makanan Pembangkit Mood
44 Ep. 44. Mental Yupi
45 Ep. 45. Takdir
46 Ep. 46. Dokter Sinting
47 Ep. 47. Ungkapan
48 Ep. 48. Gak Usah Genit
49 Bab. 49. Mona dan Topan
50 Ep. 50. Semua Orang Tahu
51 Ep. 51. Perhatiannya Alzam
52 Ep. 52. Hector Giovanni
53 Ep. 53. Sasa Marah
54 Ep. 54. Alzam & Sasa
55 Ep. 55. Bella Diculik
56 Ep. 56. Gedung
57 Ep. 57. Caca Tumbang
58 Ep. 58. Lukisan Bergerak
59 Ep. 59. Toko Peralatan Bayi
60 Ep. 60. Apart Bima
61 Ep. 61. Joki Terpendam
62 Ep. 62. Perkara Kuah Mie
63 Ep. 63. Potongan Mullet
64 Ep. 64. Memberitahu
65 Ep. 65. Inteligen
66 Ep. 66. Balapan kembali
67 Ep. 67. Bubur diaduk atau tidak?
68 Ep. 68. Siapa Orangnya?
69 Ep. 69. Mimpi Buruk
70 Ep. 70. Gak Boleh Pacaran
71 Ep. 71. Hoodie Biru
72 Ep. 72. Pingsan
73 Ep. 73. Pacarnya Awan
74 Ep. 74. Kebenaran
75 Ep. 75. Caca Yang Berbeda
76 Ep. 76. Pamer Dada
77 Ep. 77. Flashback
78 Ep. 78. Benjol
79 Ep. 79. Dirasakan
80 Ep. 80. Cerita Kevin
81 Ep. 81. Keluar Dari Geng
82 Ep. 82. Toilet
83 Ep. 83. Raga tertusuk
84 Ep. 84. Goresan
85 Ep. 85. Dodi Berulah
86 Ep. 86. Kecelakaan
87 Ep. 87. Berpikir Positif
88 Ep. 88. Sadar
89 Ep. 89. Kondisi
90 Ep. 90. Kondisi
91 Ep. 91. Sendirian?
92 Ep. 92. Dodi Marah
93 Ep. 93. Botak
94 Ep. 94. Menolong nenek
95 Ep. 95. Kematian
96 Ep. 96. Pemakaman
97 Ep. 97. Sakitnya Raga
98 Ep. 98. Anak sial
99 Ep. 99. Maskeran
100 Ep. 100. Kondisi Rumah Caca
101 Ep. 101. Diary
102 Ep. 102. Berkunjung
103 Ep. 103. Strategi Konyol
104 Ep. 104. Menjadi Hantu
105 Ep. 105. Merangkai Kata
106 Ep. 106. Hari Kelulusan
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Ep. 1. Gadis Sialan
2
Ep. 2. Salah Paham
3
Ep. 3. Hambatan Kecil
4
Ep. 4. 4h = Alphabet
5
Ep. 5. Pasar Malam
6
Ep. 6. Ketegangan Di Bianglala
7
Ep. 7. Wabah Derita
8
Ep. 8. Adu Domba Pihak Ketiga
9
Ep. 9. Penyerangan
10
Ep. 10. Misteri Saka
11
Ep. 11. Insiden Bima
12
Ep. 12. Pulangnya Opah Caca
13
Ep. 13. Kotak Rahasia
14
Ep. 14. Penyesalan
15
Ep. 15. Rahasia Dalang
16
Ep. 16. Cemburu
17
Ep. 17. Dokter Muda Karismatik
18
Ep. 18. Penyerangan Kedua
19
Ep. 19. Kecurangan Kevin
20
Ep. 20. Perseteruan
21
Ep. 21. Duka Mendalam
22
Ep. 22. Penyusup Ninja
23
Ep. 23. Tembakan Peluru
24
Ep. 24. Keluhan Quenshaa
25
Ep. 25. Bersamamu Rasanya Berbeda
26
Ep. 26. Cemburu Dan Gengsi
27
Ep. 27. Mendung
28
Ep. 28. Tidak Bergaul
29
Ep. 29. Berita Mading
30
Ep. 30. First Kiss
31
Ep. 31. Ling Lung
32
Ep. 32. Alex
33
Ep. 33. Permainan
34
Ep. 34. Menjadi Ancaman
35
Ep. 35. Babu
36
Ep. 36. Mengadu
37
Ep. 37. Ulah Sasa
38
Ep. 38. Rumah Sakit
39
Ep. 39. Mading
40
Ep. 40. Alasan Sasa
41
Ep. 41. Perasaan
42
Ep. 42. Lima Orang
43
Ep. 43. Makanan Pembangkit Mood
44
Ep. 44. Mental Yupi
45
Ep. 45. Takdir
46
Ep. 46. Dokter Sinting
47
Ep. 47. Ungkapan
48
Ep. 48. Gak Usah Genit
49
Bab. 49. Mona dan Topan
50
Ep. 50. Semua Orang Tahu
51
Ep. 51. Perhatiannya Alzam
52
Ep. 52. Hector Giovanni
53
Ep. 53. Sasa Marah
54
Ep. 54. Alzam & Sasa
55
Ep. 55. Bella Diculik
56
Ep. 56. Gedung
57
Ep. 57. Caca Tumbang
58
Ep. 58. Lukisan Bergerak
59
Ep. 59. Toko Peralatan Bayi
60
Ep. 60. Apart Bima
61
Ep. 61. Joki Terpendam
62
Ep. 62. Perkara Kuah Mie
63
Ep. 63. Potongan Mullet
64
Ep. 64. Memberitahu
65
Ep. 65. Inteligen
66
Ep. 66. Balapan kembali
67
Ep. 67. Bubur diaduk atau tidak?
68
Ep. 68. Siapa Orangnya?
69
Ep. 69. Mimpi Buruk
70
Ep. 70. Gak Boleh Pacaran
71
Ep. 71. Hoodie Biru
72
Ep. 72. Pingsan
73
Ep. 73. Pacarnya Awan
74
Ep. 74. Kebenaran
75
Ep. 75. Caca Yang Berbeda
76
Ep. 76. Pamer Dada
77
Ep. 77. Flashback
78
Ep. 78. Benjol
79
Ep. 79. Dirasakan
80
Ep. 80. Cerita Kevin
81
Ep. 81. Keluar Dari Geng
82
Ep. 82. Toilet
83
Ep. 83. Raga tertusuk
84
Ep. 84. Goresan
85
Ep. 85. Dodi Berulah
86
Ep. 86. Kecelakaan
87
Ep. 87. Berpikir Positif
88
Ep. 88. Sadar
89
Ep. 89. Kondisi
90
Ep. 90. Kondisi
91
Ep. 91. Sendirian?
92
Ep. 92. Dodi Marah
93
Ep. 93. Botak
94
Ep. 94. Menolong nenek
95
Ep. 95. Kematian
96
Ep. 96. Pemakaman
97
Ep. 97. Sakitnya Raga
98
Ep. 98. Anak sial
99
Ep. 99. Maskeran
100
Ep. 100. Kondisi Rumah Caca
101
Ep. 101. Diary
102
Ep. 102. Berkunjung
103
Ep. 103. Strategi Konyol
104
Ep. 104. Menjadi Hantu
105
Ep. 105. Merangkai Kata
106
Ep. 106. Hari Kelulusan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!