Skill pertama

Setiap muslim dan muslimat di wajibkan mematuhi segala perintah Allah dan harus menjauhi segala laranganNya. Setiap muslim di wajibkan melaksanakan shalat karena shalat merupakan perintah Allah. Shalat adalah tiang agama. Barang siapa mendirikan shalat, berarti dia mendirikan agama, dan barang siapa meninggalkan shalat, berarti dia menghancurkan agama. Oleh karena itu, shalat harus di lakukan dengan khusyuk dan ikhlas.

Di samping itu kita di wajibkan pula memenuhi persyaratan dan rukun shalat, serta meninggalkan segala sesuatu yang membatalkan shalat.

Adiba baru saja selesai mengerjakan shalatnya di mushalla kampus. Karena hari ini full dengan kegiatan, maka dia juga harus stay di sini sampai sore nanti. Walaupun harus seharian berada di kampus, adiba juga tidak ingin sampai meninggalkan ibadahnya.

Karena sedari kecil dirinya sudah di bimbing dengan ilmu agama oleh keluarganya. Dia tidak ingin bila sampai mengabaikan ajaran kedua orang tuanya. Ternyata leo berada sedikit jauh dari mushala tersebut dan terus memperhatikan apa yang adiba lakukan.

Dan banyak juga maha siswa lain yang menatap kagum pada adiba. Mereka juga begitu kagum saat melihat wajah alami adiba saat tidak terkena polesan make up tipisnya.

Karena air wudhu telah menghapus sisa make up nya, dia tidak memperdulikan itu semua. Karena yang terpenting adalah ibadahnya terlaksana dengan baik, soal urusan make up dia bisa meriasnya nantik sehabis shalat.

Sekarang adiba kembali ke aula kampus dan kembali duduk bersama teman-temannya.

"Kamu gak shalat rin." Tanya adiba.

"Hehehe aku lagi pms diba." jawab rina dengan cengirannya.

Diba hanya mengangguk saja, dan kembali fokus ke depan.

Leo sebagai ketua BEM di kampus kembali memberi sambutan. Banyak sorakan terdengar dari para maha siswi yang mangangumi leo, mereka sangat antusias menyaksikan leo yang berpidato di atas panggung.

"Diba, ganteng ya si leo." Ucap rina.

"Biasa aja, udah jangan terlalu di pandang nantik jatuhnya ngehalu. Dosa tau." Ujar adiba memperingati.

"Hehehe iya sih." Rina hanya nyengir.

"Assalamu'alaikum." Sapa salah satu maha siswa yang terkenal tak kalah populer dari leo.

"Waalaikumsalam." Jawab adiba dan rina.

"Boleh gabung. Kebetulan kursi udah pada full." Ucapnya sembari menunjukkan keseluruhan aula.

"Silahkan gabung saja, enggak masalah kok." Ujar rina tersenyum dengan menampilkan deretan giginya.

Adiba hanya mengangguk dan kemudian kembali fukos kedepan. Sedangkan maha siswa yang bernama glenn sedari tadi mencuri curi pandang ke arah nya.

Leo yang sedang memberikan kata sambutan di atas panggung dibuat kesal melihat glenn yang sedang duduk di samping adiba. Dia pun tak kehabisan akal, kemudian memanggil adiba lewat microphone. Dia meminta persetujuan semua maha siswa dan maha siswi untuk adiba supaya mau membawakan sebuah lagu untuk penutupan acara.

Mereka semua bertepuk tangan riuh memberikan semangat untuk adiba.

Sedangkan adiba begitu terkejut dengan panggilan leo yang tiba-tiba menyuruhnya untuk naik ka panggung.

"Aduh kenapa harus aku, rina gimana ini." Tanya adiba pada rina.

"Udah bangun aja engak apa apa, tunjukin kalau kamu bisa. Nyanyi yang bagus ya." Ucap rina mengacungkan kedua jempolnya kearah diba.

Kemudian dia pun bangun dan langsung naik ke atas panggung, terlihat Elsa dan gengnya menatap tidak suka kepada adiba. Namun mereka juga tidak bisa mencegahnya karena ini adalah pilihan dari ketua BEM mereka.

"Ck. Merasa hebat dia, palingan jugak suaranya pas pasan." Ejek Elsa karena merasa kesal, seharusnya leo tidak memilih adiba tapi memilihnya.

"Kita liat aja kira kira si hijab itu punya talent enggak." Ujar salah satu teman Elsa yang bernama elen.

Sebelum menyanyi adiba menampilkan senyum termanisnya kepada seluruh maha siswi dan maha siswa yang berada di aula kampus. Dan kemudian mengambil microphone yang ada di depannya, dengan sekali tarikan nafas, dia menyanyikan sebuah lagu yang begitu syahdu dan sangat enak didengar. Apalagi adiba juga mempunyai suara yang sangat bagus dan merdu.

Dia menyanyikan lagu Turki, karena walaupun dia fasih dalam berbahasa Indonesia. Tapi kalau untuk menyanyi dia sama sekali belum mempelajari nya.

*Ben De Yöluma Giderim

Peki nasıl iştersen öyle olsün

Tutumam Tutamam gideni

Belli ki kırmak istemiyorsun kalbimi

Kıyamam birde kıyamam iyimi?

Giden gitmiştir zaten

Kesemem kesemem yolunu

Hani satın alınan sevgiye alistirilmis

Bir çocuğun her oyuncağa çabucak

Bende yoluma giderim

Ezdirmem kendimi

Ama gezdirmem de gönlümü

Gider açımı çekerim

Ezdrimen kendimi

Ama gezdirmem de gönlümü

Gider açımı çekerim

hemm mmmmm mmm

hemmmmhemmm hemm

Beni özle isterim beraber çok özle

Üzül üzül, bi' süre

En azından ince bi' kabuk bağlasın

Azıcık eşitlik sağlasın

Giden gitmiştir zaten

kesemem kesemem yolunu

Hari satın alınan

Seugiye alistirilmis

Bi' çocuğun her

Oyuncağa çabucak.

Riuh tepuk tangan mulai memenuhi seluruh aula, mereka benar benar terbius dengan suara merdunya Adiba. Leo sampai tidak bisa berkedip menyaksikan Adiba yang menyanyi dengan suara yang sangat merdu dan begitu lembut juga sangat fasih dalam pengucapannya.

"Tuh kan kalah Lo Elsa." Elen menyenggol bahunya Elsa dengan mengejeknya.

"Sorry ya bukan level gue, skill murahan heuh CK." Elsa mencemooh.

"Huhuhu lagi lagi lagi lagi." Teriakan para mahasiswa dan mahasiswi mulai terdengar riuh menyuruh Adiba untuk menyanyikan kembali lagu lainnya.

Leo bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Adiba, walaupun dia juga sangat menikmati suara merdunya Adiba.Tapi dia juga tidak rela bila Adiba kembali menyanyikan lagunya dan membuat para mahasiswa yang mengaguminya menikmati suara merdu miliknya.

Leo hanya ingin Adiba menyanyi untuk dirinya saja, namun apa lah daya dia bukan siapa-siapa bagi Adiba.

"Diba terimakasih untuk persembahan nya. Kamu boleh duduk kembali." Ucap Leo.

Adiba mengangguk dan Kembali duduk di tempatnya.

"Untuk semuanya acara selesai dan kalian boleh bubar dan meninggalkan aula." Ucap Leo dengan tegas.

Namun banyak yang tidak terima dan meneriakinya.

"Uuu lagi asik asiknya jugak." Teriak salah satu maha siswa.

"iya, bentar lagi dong kak." Teriak maha siswi lainnya.

Leo tidak memperdulikan lagi dan malah meninggalkan aula di ikuti oleh para teman-temannya.

Adiba dan Rina juga memilih pergi dari sana, hari pun semakin petang. Adiba tidak ingin berlama-lama disini karena dia takut apabila shalat magribnya jadi tertinggal. Dia berjalan sangat tergesa-gesa supaya cepat sampai di parkiran mobilnya.

"Diba jangan cepat juga kali jalannya, susah nyimbanginnya." Omel Rina karena tidak sanggup berjalan cepat.

"Aku takut masbuk Rin shalat magribnya." Ucap Adiba sambil terus berjalan.

"Diba, kan bisa shalat di masjid depan." Ujar Rina yang ngos ngosan karena capek mengejar Adiba.

Adiba memiliki tinggi badan layaknya orang Turki, tidak seperti Rina yang biasa saja. Karena walaupun tinggi tapi tidak setinggi Adiba. Karena badan Rina terkesan imut karena sedikit berisi, dia sampai capek mengejar Adiba yang sangat tergesa-gesa menuju tempat parkiran.

"Rin buruan, kita shalat di mesjid depan aja yuk." Teriak Adiba dari samping mobilnya memanggil Rina yang masih tertinggal jauh darinya.

"Tun_tunggu Diba huf hah huf hah aku capek Diba." Ucap Rina sambil mengatur pernafasannya.

#Bersambung

Terpopuler

Comments

Cut Firda

Cut Firda

keren

2022-12-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!