Di perpustakaan. . .
Adiba dan rina mengisi kekosongan mata kuliah mereka dengan memilih untuk membaca di perpus. Adiba memilih membaca tentang sejarah islam yang ada di indonesia. Karena dia sedari kecil sudah berada di Istanbul, rasa ingin taunya juga sangat berat tentang sejarah Indonesia.
Karena dia adalah anak yang sangat banyak ingin taunya. Sewaktu di kampusnya dulu, dia adalah murid yang sangat aktif dan juga cerdas.
Saat memilih buku, tak sengaja tangannya meraba tangan seseorang yang berada di sebelah rak buku tersebut. Adiba reflek menarik tangannya kembali karena terkejut, karena penasaran dia pun dia mengambil buku tersebut dan mengintip ke sebelahnya.
"Eh. Ada orang kah. " Tanya adiba dengan wajah cengonya.
Maha siswa tersebut hanya menanggapi dengan tersenyum. Lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan adiba.
"Maaf kalau bikin kaget. Aku leo." Ucap maha siswa tersebut.
Adiba pun membalas uluran tangan leo dengan tersenyum manis.
"Aku adiba." Balasnya singkat.
Karena tidak ingin berlama-lama dalam situasi ini. Adiba memilih untuk kembali duduk bersama rina, karena dia merasa sedikit risih dengan pandangan mata leo yang terus menatapnya dengan tersenyum manis.
Adiba sampai terpesona dengan wajah tampannya leo. Namun dia juga sadar dan tau situasi, makanya adiba segera memutuskan kontak matanya ketika bertatapan dengan mata leo.
'Aku kenapa panas dingin begini ya.' Adiba membatin.
Setelah bertemu dengan leo, dia merasakan hal yang aneh. Jantungnya terus saja berdetak dan badannya terasa panas dingin.
Begitu juga sebaliknya hal yang sama juga di rasakan oleh leo.
Dia begitu terpesona dengan menatap wajahnya adiba. Terasa tenang, damai juga menentramkan. Leo bahkan sampai senyum senyum sendiri saat membayangkan betapa cantiknya adiba.
"Woy lo kesambet apa gimana. Senyum terus dari tadi." Tegur reno.
"Paan sih ren. Ganggu tau enggak sono carik bukunya." Leo sangat kesal karena reno menganggu yang sedang menghalu tentang adiba.
Leo dan reno di tugaskan oleh dosen untuk mencarikan buku untuk di sumbangkan ke rumah belajar kurang mampu. Dan tak sengaja dia malah bertemu dengan adiba yang kebetulan juga sedang ada di dalam perpustakaan.
"Rin. Makanan khas Indonesia yang paling enak apa sih." Tanya adiba penasaran.
"Emm banyak sih diba. Karena Indonesia punya beragam suku dan budaya jadi pasti punya makanan khas masing-masing." Jelas rina.
"Kalau jakarta apa biasanya."
"Kalau jakarta ada lontong sayur, kerak telor, roti buaya, seblak, mendoan, bubur, banyak deh pokoknya." Rina menyebutkan satu persatu.
"Itu makanan khas jakarta apa makanan kesukaan kamu, banyak amat. " Adiba menggoda rina.
"Hehehe dua duanya sih. " Jawab rina cengengesan.
Di saat sedang asik mengobrol tiba-tiba Elsa dan gengnya menghampiri mereka.
"Maha siswa baru ya." Tanyanya dengan sombong.
"Iya." Jawab diba tak kalah cuek.
"Gue ingetin ya, jangan sok kecakepan di depan leo. Atau lo akan tau akibatnya." Ancam Elsa.
Elsa tak sengaja melihat adiba dan leo saling berjabat tangan saat memilih buku tadi. Makanya dengan geram dia segera menghampiri adiba dan rina.
Adiba tidak suka cara Elsa memperingati ya, walupun terlihat calm. Nyatanya adiba adalah tipikal perempuan yang tak suka di pandang rendah oleh orang lain. Karena dia tidak pernah mempunyai urusan sama siapapun, jadi dia pribadi juga tidak ingin di ganggu oleh siapapun jugak.
"Masalahnya ada dimana ya." Adiba bangun dan menyilangkan kedua tangannya di dada.
Elsa tersenyum remeh melihat keberanian adiba yang tak gentar menjawabnya.
"Heuh. Nanyak lagi, lo sengaja kan sok bersikap manis di depan leo biar dia suka sama lo." Tuduh Elsa.
"Hei nona. Apa anda tidak bisa membaca situasi dan kondisi, walaupun di nobatkan sebagai queen di kampus ini bukan berarti segala sesuatu harus menjadi milik anda." Jawab adiba dengan berani.
"Jaga ya ucapan lo, sok pinter lo ternyata. Lo bukan levelnya leo jadi jangan ngarep." Jawab Elsa sewot.
"Idih yang ngarep siapa yang nuduh siapa. Kurang kerjaan apa gimana." Tanya adiba mencemooh.
"Awas ya lo. Sekali lagi gue liat lo dekatin leo abis lo sama gue." Setelah mengucapkan kalimat sakralnya, Elsa dan gengnya pergi dari sana.
Rina mengacungkan kedua jempolnya untuk adiba.
"Keren ahahahaha mati kutu si Elsa." Ujar rina cekikan.
Adiba hanya menggeleng kepala, ternyata maha siswi di sini sangat agresif tentang menyukai lawan jenis.
"Segitunya si Elsa menyukai si king kampus. " Tanya diba heran.
"Tau tuh, padahal leo enggak pernah sekalipun loh nanggepin perasaan dia. Kasian kan ahaha." Rina ngakak menertawakan Elsa yang sok berkuasa tentang leo.
"Dasar ya kamu. Hobinya ngetawain orang terus." Adiba ikut terhibur dengan adanya rina.
"Balik yuk, lagian engga ada kelas kan." Rina mengajak adiba untuk pulang karena kelas lagi kosong dengan mata kuliah.
"Yuk lah aku juga mau ke masjid dulu."
Mereka pun memilih me mesjid terlebih dulu karena sudah masuk waktu ashar.
*
*
*
"Assalamu'alaikum kek. " Ucap adiba saat memasuki kamar kakek.
"Waalaikumsalam sayangnya kakek. " Jawab kakek dengan menampilkan senyum terbaiknya.
"Kakek udah makan hm. " Tanya adiba.
"Udah nak. Gimana hari pertama di kampus. " Tanya kakek sambil membelai pipi cucunya.
"Alhamdulillah aman kok kek, yaudah kakek istirahat ya. Diba mau balik ke kamar." Pamit adiba.
Sebelum keluar dia terlebih dulu menyelimuti sang kakek, dan mematikan lampu kamarnya.
Adiba menyapa para pelayan dengan sopan, dia sangat senang dengan pelayanan para pelayan yang ada di mansion kakeknya. Mereka baik dan enak di ajak ngobrol, adiba di saat jenuh sering kali mengajak mereka untuk mengobrol bersama.
Malahan ada di antara mereka yang seusia dengannya.
"Rere engga tidur. " Sapa adiba pada seorang pelayan yang seusia dengannya.
"Bentar lagi non, saya lagi buat seblak pedas mau non." Tawar Rere si pelayan.
"Seblak, apa enak re." Tanya diba merasa asing dengan nama makanannya.
"Hehe saya pribadi enak non, karena suka hehe." Rere cengengesan.
"Saya mau dong re, pengen nyobain." Adiba sangat penasaran dengan rasanya.
Mereka pun menikmati seblak buatannya Rere, ternyata rasanya benar-benar enak dan bikin ketagihan. Apalagi tengah musim hujan, sangat cocok buat di jadikan cemilan untuk mengganjal perut.
"Hemm enak banget re, ternyata benar ya bikin nagih." Adiba sangat suka sama rasanya.
"Hehe iya non, ini favorit saya. " Ujar Rere.
"Hehe re, kalok mau buat lagi kasih tau saya ya."
"Siap non. " Mereka pun tertawa bersama, Rere begitu kagum dengan kepribadian adiba yang suka berbaur dengan kalangan rendah seperti mereka.
Sangat jarang anak orang kalangan atas seperti mereka yang mau berbaur dengan para pelayan yang ada di rumahnya.
Sudah cantik, baik, sopan, pokonya adiba paket komplit menurut Rere.
**Hai guys🤗🤗 ada yang suka sama ceritanya enggak?
Jangan pernah bosan sama ceritaku ya🥰🥰
IG sabriahulfa**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sabriah ulfa
Gak papa lah, sekalian gifnya dong🤣
2023-04-03
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
aku nyumbang like aja
2023-04-03
0