Di kantin....
Adiba berjalan dengan begitu elegan melewati beberapa siswi yang menatapnya secara tidak suka.
"Wah Elsa. Lo bakal punya saingan baru ni." Ucap seorang temannya.
"Halah cewek bungkusan plastik begitu, mana bisa nyayingin gue." Ucapnya sombong.
"Serah lo deh. Yok kantin jugak. " Ajak temannya.
Kini mereka juga memilih untuk ke kantin. Adiba terlihat begitu tenang memakan menu miliknya. Banyak para siswa yang begitu penasaran dengan hadirnya adiba di kampus mereka. Hanya teman teman yang satu fakultas sama adiba saja yang tau jika adiba adalah maha siswi baru.
"Hai diba. Boleh gabung. " Sapa seorang maha siswi yang juga satu ruangan dengan adiba.
"Hm tentu, kenapa enggak. " Jawabnya sambil tersenyum.
"Masih ingat namaku kan. " Tanya rina.
"Rina kan. " Jawab adiba memastikan.
"Yap betul. Btw kamu bicaranya kok singkat amat sih. " Celoteh rina.
"Hanya orang bodoh yang banyak bicara." Jawab adiba yang membuat rina merasa kikuk.
"Hehe. Jangan gitu dong diba, aku jadi ngerasa canggung tau kalau bicara sama kamu." Jawab rina jujur.
"Hehe becanda rina. Jangan masukin hati ya, oiya cara bicara kamu beda ya sama yang lain. " Tanya adiba penasaran.
"Ya begitulah diba. Aku lebih suka yang sopan aja hehe. " Jawabnya cengengesan.
"Memang sih. Gak semua perkembangan zaman harus kita ikuti." Jawab adiba singkat namun memiliki makna.
"Boleh tukeran whatsapp. Buat pendekatan apalagi kamu anak baru mungkin nantik butuh sesuatu. " Ucap rina meyakini.
"Santai aja. Ini ponsel aku catat aja. " Jawannya lembut.
Terlihat elsa dan beberapa temannya menatap ke arah adiba yang sedang tersenyum dan berbicara dengan anak fakultas fashion design. Elsa hanya bisa menebak nebak apakah adiba anak fashion design atau tidak.
Dan kembali terdengar bisik bisik suara para siswi disaat melihat kedatangan seorang siswa populer di kampusnya mereka.
Leo memasuki kantin dengan beberapa maha siswa yang juga termasuk dalam deretan maha siswa terpopuler di sana. Mereka memilih duduk di tempat biasa yang kebetulan juga berdekatan dengan mejanya adiba dan rina.
Adiba merasa bodoh dengan keadaan, bahkan di saat leo dan teman temannya memasuki kantin. Dia tidak melihat ke arah mereka padahal jelas jelas dia mendengar bisik beberapa maha siswi yang mengatakan bahwa king kampus mereka lagi ke kantin.
Adiba juga bukan orang yang suka mencampuri urusan orang lain. Walupun mempunyai karakter yang lemah lembut, tapi dia juga terkesan sedikit cuek.
Pandangan leo tak sengaja melihat ke arah adiba yang sedang menikmati menunya dengan tenang dan santai. Bahkan dari caranya memakan terlihat sangat elegan dan begitu sopan.
Leo sampai terpesona dan sedikit menyunggingkan senyumnya.
"Woyy liatin apa sih. " Tanya seorang temannya yang terkenal rusuh.
"Hem. Enggak ada apa apa." Jawabnya santai.
Reno yang penasaran mengikuti arah pandangnya leo. Dan dia mulai paham ternyata ada seorang maha siswi yang cantik di sebelah mereka.
"Wah maha siswi baru kayaknya. Samperin ah." Reno bangun dari duduknya dan menghampiri adiba dan juga rina.
Adiba masih fokus dengan makannya.
"Wih ada yang baru ternyata. Namanya siapa sih neng." Goda Reno dengan senyum jenakanya.
Adiba hanya menanggapi dengan tersenyum. Dan kembali meminum jusnya.
Reno merasa kesal karena kehadirannya sama sekali tidak di respon oleh adiba.
"Ck. Sombong amat sih, anak baru ya. " Tanya Reno mulai kesal.
"Iya. Kebetulan baru selesai makan dan minum." Jawab adiba yang membuat Reno pusing dan mengeryit heran.
"Ngomong apa sih gak jelas lo." Cibir reno.
"Bukan apa apa kok." Jawab adiba dengan tersenyum.
Rina yang duduk di sebelah adiba merasa gak enak hati dengan jawaban yang di berikan adiba. Pasalnya dia tau jika reno adalah biang rusuh di kampusnya, walaupun ganteng namun yang namanya biang masalah, tetap membuat siapa saja takut bila berhadapan dengan mereka.
"Diba. Jangan di ladenin mereka tukang rusuh." Bisik rina pelan.
"Jangan sok kalem. Palingan luarnya aja yang terbungkus, ck." Ucap Reno meledek tanpa memikirkan perasaan adiba.
"Tidak semua bungkusan jelek akan terlihat buruk di dalamnya." Balas adiba tanpa rasa gentar.
Reno sedikit tertarik meladeni keberanian adiba. Walaupun anak baru dan cantik, ternyata dia perempuan yang berani jugak.
"Wih berani juga lo ternyata, menarik."
"Maaf kami sudah selesai. Boleh kami pergi." Ucap adiba sopan.
Namun langsung di cegah oleh Reno.
"Eits tidak semudah itu cantik." Jawab Reno dengan mencegal lengannya adiba.
"Jangan sentuh saya. " Tekan adiba dengan nada santai namun terkesan mengancam.
Reno masih dengan pendiriannya. Anak baru satu ini benar-benar membuatnya penasaran, apalagi bawaannya yang santai namun terlihat tegas.
"Oke sorry. Gue penasaran sama nama lo kali, jawab aja lah nama doang jugak."
"Namanya adiba. Puas lo. " Rina menjawab dengan cepat, dan segera menarik adiba agar menjauh dari mereka.
"Woyy gue enggak nanyak sama lo njir ck." Reno mencebikkan bibirnya.
Baru kali ini ada maha siswi baru yang berani menjawab perkataan nya. Reno pun kembali bergabung dengan teman temennya.
"Ahahaha di kacangin. Kasian gue. "
"Ck. Lo pada ngeliat enggak sih, maha siswi barusan cantiknya parah woy." Ucap Reno.
"Yah liat fisik ternyata. Iya cantik cuma cara lo kepoin nama dia salah ren." Ujar andre.
Reno hanya menaikkan bahunya saja. Dia memang sangat suka merusuh di kampus, ada aja kelakuannya yang membuat orang-orang kesal terhadapnya.
Leo hanya mendengarkan setiap obrolan dari temannya.
"Le. lo kalem amat hari ini." Ledek andre.
"Ck. Sariawan gue." Jawab leo ngasal.
"Noh. Doi lagi ngeliatin lo. " Tunjuk andre ke arah Elsa dan kawannya.
"Paan sih. Bukan doi gue ck males gue. " Leo merasa risih setiap kali Elsa melihat ke arahnya.
"Lo kenapa sih enggak pernah bales perasaan dia. Kasian tau. " Reno menimpali.
"Kalau kasian. Lo aja sono yang macarin. "
"Dia sukanya elu peak. " Jawab Reno kesal.
"Diba. Kamu kenal enggak siapa mereka. " Tanya rina.
"Mereka mana. " Tanya adiba heran.
"Yang tadi di kantin diba sayang." Ujar rina.
"Oh ya enggak tau. Kan baru tadi liatnya."
"Pokoknya kamu jangan dekat dekat deh sama mereka."
"Loh. Emang kenapa. " Tanya adiba merasa heran.
"Si Reno itu tukang rusuh di kampus. Kalok leo mah oke, cuma orangnya dingin. "
"Emang kulkas dingin. " Jawab adiba asal sambil tertawa pelan.
"Iya. Lebih dari pada kulkas, padahal banyak loh yang naksir dia. Cuma enggak pernah di respon sama dia hehe. " Jelas rina sambil cekikikan.
"Emm kasian berarti yang sampek naksir sama dia. " jawab adiba.
"Udah ah jangan obrolin mereka terus enggak penting. "
Adiba dan rina memilih untuk duduk di bawah pohon yang ada di taman kampus. Keduanya terlihat akrab dan mulai saling menukar cerita. Rina baru merasakan ternyata adiba adalah teman yang asik saat di ajak ngobrol, enggak seperti saat mereka bertemu. Adiba terlihat irit bicara di pertemuan awal mereka, tapi sekarang rina bisa melihat sisi lain dari adiba.
"Ternyata kamu anaknya asik ya diba." Ucap rina.
"Biasa aja kok hehe. Oiya bentar ada kelas enggak. " Tanya adiba.
"Kosong kayaknya. Kita ke perpustakaan aja yuk. " Ajak rina yang juga mendapatkan persetujuan dari adiba.
Salam sayang🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
aku kasih like aja ya
2023-04-03
0