Maafkan, Mas sayang

Berharap mendapat kabar dari Arvi, Lola memutuskan untuk membuka ponselnya. Terlihat beberapa pesan bermunculan dari room chat nya.

Sayang

[Sayang, maaf kayaknya mas akan pulang terlambat hari ini. Jadi gak perlu nunggu mas pulang, ya! I love you wife]

Pesan tersebut dikirim sekitar satu jam yang lalu, membuat Lola jadi berpikir apakah Arvi sesibuk itu sampai tidak punya waktu untuk sekedar menelponnya?

Lola menggelengkan kepala berusaha untuk menepis pikiran aneh dalam benaknya. Okey Lola jangan egois. Suamimu itu pasti sedang sibuk bekerja. Bersikaplah dewasa. Otak sok pintar Lola tampak mulai berbicara membuat ia jadi tak ada pilihan lain selain bangkit dari kursi dan menutup masakannya itu dengan tudung saji. Selera makannya sudah menguap entah kemana.

Lola perlahan berjalan menuju kamar sambil menggendong Gembul. Dia memutuskan untuk sholat tahajud sejenak sebelum akhirnya merebahkan badan diatas kasur bersama Gembul disampingnya.

" Sorry, Gembul. Kayaknya kita harus tidur berdua lagi." Ucap Lola pelan sambil mencium kucingnya itu. Mereka bersyukur karena setidaknya dia tidak sendirian diatas ranjang besar ini.

Gembul Mengeong pelan. Seakan mengerti apa yang Lola ucapkan. Kucing itu ternyata cukup peka untuk mengerti bagaimana perasaan majikannya saat ini. Terbukti dia yang tak banyak bergerak dan hanya diam diri di sebelah Lola.

" Good night." Ucap Lola sebelum akhirnya mematikan lampu dan memejamkan mata supaya bisa segera tidur.

*******

Arvi sampai kerumah sekitar jam dua dini hari. Sebenarnya dia bisa pulang lebih awal namun karena ada beberapa masalah di lokasi syuting membuatnya mau tak mau jadi harus berada disana lebih lama. Hal itu terjadi lantaran lawan mainnya Yasmin mengalami cedera saat tengah beradegan dengannya.

Semua itu harusnya gak perlu terjadi kalau dia gak keras kepala dengan menolak tawaran sutradara untuk menggunakan stuntman. 

Tapi ya namanya wanita pasti selalu ada aja tingkahnya yang membuat kaum Adam kebingungan. Begitu juga dengan kasus Yasmin hari ini. Semua orang bisa dikatakan langsung panik saat melihat wanita itu yang terus merengek karena kakinya tidak bisa digerakkan. Membuat Arvi jadi tak enak jika pulang duluan disaat semua kru dan pihak film dilanda kepanikan karena takut terjadi apa-apa pada Yasmin.

Setelah situasi mulai aman dan terkendali karena Yasmin sudah dibawa kerumah sakit, barulah Arvi memutuskan untuk pulang. Jalanan yang macet membuat ia memutuskan untuk mengirimkan pesan pada Lola saat mengetahui ternyata ada beberapa panggilan tak terjawab dari istrinya itu. Dia sengaja tak bisa balas menelpon karena rasanya percuma karena baterainya tadi hanya tersisa 10 persen.

Jika kalian bertanya apa hal yang pertama kali Arvi lakukan saat sampai dirumah jawabannya tentu adalah menuju kamar. Memastikan kalau istrinya itu sudah  tidur adalah rutinitas yang sering ia lakukan jika pulang terlambat.

Menahan hasrat untuk tidak mencium Lola sebelum ia membersihkan diri, Arvi pun memutuskan singgah sejenak di dapur untuk meminum segelas air. Dan alangkah terkejutnya ia saat membuka tudung saji ternyata makanan nya disana masih utuh.

Pun dengan piring dan gelas yang berjumlah sepasang. Apa Lola tadi tidak makan apapun?

****! Arvi lupa kalau hari ini dia punya janji akan makan malam bersama istrinya itu, bagaimana bisa ia melupakannya? Pantas saja Lola tadi menelponnya berulang kali. Astaga, suami macam apa dia ini. Pasti tadi Lola menunggu nya sampai tidak makan.

Arvi menjambak rambutnya frustasi. Bergegas ia pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri sebelum akhirnya duduk ditepi kasur. Matanya menatap hangat pada Lola yang kini tampak tengah tertidur pulas dengan satu tangan berada diperut Gembul.

Tangan Arvi terulur untuk mengelus legamnya rambut Lola. Dengan begitu hati-hati ia menyibak helaian anak rambut wanita itu yang tampak menutupi wajahnya. Wajah Lola saat sedang tidur memang tak pernah gagal membuatnya gemas.

"Thank you, Gembul karena sudah menemaninya tapi sekarang giliranku." Arvi berujar pelan sebelum akhirnya memindahkan kucing itu kesisi lain agar ia bisa menggantikan tempatnya disebelah Lola.

Sekarang ia bisa dengan jelas menatap wajah istrinya itu, " Cantik," gumamnya pelan sambil mengulum senyum. Dengan hati-hati ia mulai membawa tubuh kecil Lola kedalam pelukannya. Membuat wanita itu jadi bergerak dalam tidurnya.

Arvi menahan kepala Lola dengan lengannya. Tak apa pegal dan mati rasa, asal ia bisa puas menatap wajah istrinya itu dari jarak dekat. Yang terlihat polos dan lugu walau umurnya jelas sudah tak bisa dikatakan lagi dengan anak remaja. Membuat Arvi jadi tidak tahan untuk tidak meninggalkan sebuah ciuman disana, terutama pada bagian bibirnya yang tampak menggoda.

Selain menggoda, bibir Lola juga sudah lembab dan kenyal. Walaupun cenderung tipis, Arvi tak pernah merasa cukup untuk menciumnya sekali. Bibir Lola bisa dikatakan candu yang selalu berhasil memabukkannya. Membuat Arvi jadi tak ada waktu untuk sekedar membandingkannya dengan bibir wanita-wanita lain yang selalu Lola bilang memiliki bibir yang jauh lebih bagus darinya.

Persetan dengan bibir wanita lain, harusnya Lola tahu kalau dimatanya dia selalu jadi pemenang.

" Eng.. Mas." Lola berucap parau saat merasakan bibirnya jauh lebih lembab dari biasanya.

" Hai sayang." Sapa Arvi lalu kembali mengecup bibir Lola.

" Mas udah pulang? Jam berapa ini? Aku panasin makanannya sekarang ya? Pasti mas lapar?" Lola buru-buru bangun dari tidurnya.

" Nanti saja." Segera Arvi menahan lengan Lola. " Mas masih mau peluk kamu," lanjutnya kembali membawa sang istrinya itu dalam dekapannya.

" Maafkan Mas, ya sayang. Karena gak bisa pulang lebih awal."

Lola mengangguk walau raut dari wajahnya ia masih kelihatan kecewa.

" Padahal Mas Udah janji loh."

"Sorry tadi ada masalah sedikit dilokasi syuting. Ditambah pas pulang jalannya macet. Mau telpon kamu tapi baterai udah lowbat, " jelasnya tanpa diminta. " Tapi mas punya kabar baik".

Lola menengadahkan kepala " kabar baik apa?"

Selalu menggemaskan saat melihat Lola menatapnya dengan sorot mata ingin tahu, maka dari itu Arvi tak tahan untuk tidak menciumnya. Kali ini pipi polosnya yang sedikit berisi. Membuat Lola merasakan sensasi geli lantaran cambang tipis Arvi itu kini mulai menusuk-nusuk permukaan pipinya.

" Kabar baik apa Mas?" Ulangnya penasaran karena Arvi masih saja sibuk menciumi pipinya.

Seperti yang diucapkan oleh pria itu tadi mencium Lola memang tak pernah cukup jika dilakukan sekali.

" Kabar baiknya adalah untuk beberapa hari kedepan Mas bisa nemenin kamu dirumah seharian."

Mata Lola yang tadinya sayu lantaran masih mengantuk sontak melebar. "Ha, Serius? Kok bisa? Memang mas gak syuting lagi?"

" syutingnya ditunda karena Yasmin tadi cedera. Untuk beberapa hari saja sampai menunggu dia sembuh." Ujar Arvi yang kini dapat melihat bubaran kebahagiaan Dimata Lola.

Jujur ini lebih membahagiakan baginya daripada mendapatkan door prize disiang bolong. Baru kali ini Lola senang di atas penderitaan orang lain. Terima kasih Yasmin.

" Jadi itu berarti Mas akan ada dirumah beberapa hari ini." Tanya Lola memastikan.

Arvi mengangguk. "Sampai Yasmin sembuh, syutingnya gak akan dilanjutkan. Yang berarti Mas jadi punya banyak waktu untuk menemani kamu seharian."

" Apa boleh aku membuat jadwal tentang apa-apa saja yang akan kita lakukan selama Mas ada dirumah."

"Why not? Memang kamu mau kita melakukan apa? Tanya Arvi.

" Banyak. Mulai dari jogging, sepedahan, belanja bulanan, jalan-jalan, semua. Pasti menyenangkan!" Serunya antusias membuat Arvi lantas bergelak.

"Atur aja sayang, apapun yang membuat kamu bahagia pasti akan mas lakukan." Balas Arvi. Baginya saat ini tak ada yang jauh lebih penting daripada kebahagiaan istrinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!