" Iya Bu Imel, yang suaminya paling ganteng sekompleks ini. Walau dimata saya lebih gantengan suami saya," Balas Bu Tira sambil terkikik geli. " Ngomong-ngomong Mbak Lola titip salam ya buat suaminya. Bilangin saya nge-fans banget sama beliau."
Lola terkekeh mendengarnya. Kalimat seperti itu jelas sudah biasa ia dengar dari mulut Bu Tira setiap kali ia berbelanja disini. Ya bisa dikatakan suaminya itu memang idaman Ibu-ibu kompleks. Sehingga tak jarang banyak diantara mereka yang sengaja mengantarkan makanan kerumah mereka dengan modus agar bisa melihat suaminya tampannya itu.
" Iya-iya nanti saya salamin sama suami saya," balas Lola sambil memilih-milih sayur yang akan ia masak.
" Jarang-jarang loh ada artis mau tinggal di kompleks sederhana kayak begini. Apalagi ini sampai mau turun langsung buat belanja. Mbak Lola ini memang the best banget!" Seru Bu Ani yang memang sudah mengenal Lola sejak awal wanita itu pindah kesini karena kebetulan suaminya adalah ketua RT. " Udah cantik, ramah, tidak sombong lagi. Gak heran kalau dapat suami kayak mas Arvi.
Ah Bu Ani ini bisa aja," ujar Lola sebelum beralih ke Bu Tira.
" Ayamnya satu ekor ya Bu,"
" Oke, Mbak sebentar!"
Selagi Bu Tira pergi memotong ayamnya, Lola pun memutuskan untuk berjalan menuju bagian bumbu dapur.
" Ngomong-ngomong Mbak Lola ini sudah berapa lama menikah?" Pertanyaan itu berasal dari seorang wanita yang jujur saja baru kali ini Lola melihat wajahnya. Mungkin orang baru di komplek ini.
" Udah mau dua tahun Bu," balas Lola santai.
Ibu-ibu ber-oh ria. " Lumayan lama, ya! Udah punya anak berapa?" Tanyanya dengan raut ingin tahu.
Lola yang tadinya sibuk memilih-milih bumbu halus sontak menegang mendengar pertanyaan itu. Jujur setelah dua tahun usia pernikahan mereka, dia memang sensitif mendengar pertanyaan itu.
Lola tampak berdehem sekilas, berusaha mengendurkan otot wajahnya yang tadi pasti kelihatan agak kaku sebelum akhirnya tersenyum tipis. " Kebetulan saya belum punya anak, Bu."
" Hah belum punya anak! Anak saya aja baru beberapa bulan menikah udah langsung hamil." Sahut ibu-ibu yang tak dikenalinya itu membuat Lola jadi sedikit tidak nyaman. " Mbak Lola ini kayaknya memang sengaja nunda ya?" Tebaknya sok tau.
" Saya gak nunda Bu, memang belum dikasih aja."
Menyadari kalau Lola kelihatan tidak nyaman, Bu Ani lantas bercelituk,
" Gak papa mbak, saudara saya aja diumur pernikahan ke lima baru punya anak. Memang rencana Tuhan gak ada yang tahu.
" Iya betul, intinya sabar aja mbak Lola. Pasti nanti kalau sudah waktunya bakal dikasih sama Gusti Allah," sahut Bu Reni menimpali.
Lola menganggu. " Iya, Bu."
" Banyak-banyak berdoa, Mbak. Kalau perlu tiap malam coba bawa sholat tahajud. Sedekahnya juga kencengin, siapa tahu nanti bisa cepat hamil."
Pesan ibu-ibu yang tidak Lola ketahui siapa namanya itu mengguruinya. "Usaha dan doanya coba diseimbangkan. Kadang itu ujian Allah karena mungkin selama kita hidup lupa mendekatkan diri pada-Nya."
Lola tidak bisa lagi bermanis muka ketika mendengar penuturan wanita itu. Apa dia pikir selama ini Lola tidak mencoba mendekatkan diri pada Sang Pencipta? Bahkan sebelum wanita dengan gaya sok tahu nya itu memberitahu, dia sudah jelas lebih dulu melakukan nya. Ya mungkin dia memang bermaksud baik menasehati, tapi kok kedengarannya di telinga Lola lebih ke menggurui dan sok tahu ya!
" Kenapa ya orang-orang kaya itu malah kebanyakan kayak susah punya anak? Soalnya saya lihat di televisi banyak artis sampai pake prosedur bayi tabung supaya bisa hamil. Mbak Lola kalau udah putus asa banget boleh dicoba juga. Siapa tahu berhasil?"
Oh ini bukan menggurui dan sok tahu lagi, tapi sudah masuk ranah julid! I am done. Segera Lola mengumpulkan sayur dan bumbu masaknya kedalam plastik sebelum akhirnya menyerahkannya pada Bu Tira yang kelihatan baru selesai memotong ayam.
" Berapa Bu semuanya?"
Setelah membayar bahan-bahan tersebut, Lola pun segera berpamitan.
" Kalau begitu saya pamit dulu ya ibu-ibu, mari." Dia berusaha mengulas senyuman sebelum akhirnya buru-buru pergi dari sana.
Samar-samar ia mendengar ibu-ibu tadi kembali berbicara.
" Jangan-jangan mbak Lola itu mandul kali ya?"
" Hus Bu Beti ini sembarangan!" Tegur Bu Ani sebelum akhirnya mengalihkan topik pembicaraan.
kalau aku jadi Lola tu orang ku Jambak dah, mulutnya itu gak bisa di rem kali ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments