Menunggu Arvi pulang

****! Paginya benar-benar rusak hanya gara-gara mendengar celotehan wanita itu. Dengan derap langkah lebar Lola pun berjalan pulang menuju rumahnya sendiri. Mungkin Ibu tadi tidak sadar kalau kalimatnya tadi sangat menyakiti Lola. Padahal kalu dipikir² mereka ini sama-sama perempuan. Jadi tak sepantasnya dia berkata seperti itu pada Lola. Benar kan? Syukur saja pertahanannya cukup bagus untuk tidak membuat keributan dengan mencakar wajah wanita itu ditempat.

Hari sudah mulai sore, namun Lola masih terbayang-bayang dengan kalimat ibu-ibu tadi.

"Jangan-jangan mbak Lola itu mandul kali ya?"

Lola tak bisa untuk tidak melepaskan kalimat itu dalam benaknya. Di usia dua tahun pernikahannya dengan Arvi baru kali ini ada orang yang berani berkomentar seperti itu padanya. Ya mungkin banyak yang beropini sama seperti ibu sok tahu tadi dibelakangnya, tapi jelas mereka gak sampai seberani itu mengatakan langsung dihadapannya.

Mandul? Jelas dia gak mandul. Baik Lola dan Arvi sudah beberapa kali sudah melakukan tes kesuburan dengan dokter-dokter kandungan terbaik se-Jakarta dan hasilnya baik-baik saja.

Mereka berdua sama sekali gak punya masalah kesuburan yang membuat mereka kesulitan untuk mempunyai anak. Ya seperti apa yang selalu suaminya katakan, mungkin memang belum rezeki mereka.

Tapi bukan berarti Lola lantas jadi berputus asa dan pasrah begitu saja. Dia jelas berusaha sekuat tenaga agar mereka segera mendapatkan buah hati. Semua cara ia lakukan mulai dari menerapkan gaya hidup sehat dengan makan-makanan bergizi, rajin berolahraga, meminum vitamin, tidak melewatkan sarapan, rutin melakukan hubungan intim secara teratur semua. Sampai-sampai berat badannya jadi menurun karena kini ia harus lebih memilih makan-makanan yang kaya akan Oksidan daripada makanan berlemak atau junkfood.

Ya dia benar-benar berusaha sekeras itu. Makanya saat orang lain mengatakan dengan gaya sok tahu kalau ia mungkin sengaja menunda kehamilan lantaran terlena dalam menikmati kekayaan suaminya membuat Lola sontak merasa tak terima.  Hei, wanita mana yang mau punya anak? Bahkan sebelum anaknya itu lahir ke dunia Lola sudah bersemangat menyiapkan pernak pernik kelahirannya. Hal yang tentu saja percuma karena barang itu kini masih setia menganggur dikamar tamu lantaran masih belum terpakai.

" I'm sure one day a baby will come " yakin.

Lola menatap hidangan makan malam yang kini sudah ia letakkan diatas meja makan. Ada ayam pedas manis dan juga tumis brokoli. Makanan sederhana yang menjadi favorit suaminya setelah menikah. Walau Arvi bilang dia selalu suka semua masakan Lola, tapi ini menjadi favorit nya.

" Mas Arvi mana sih? katanya mau makan malam bareng" keluh Lola lalu mengambil ponsel untuk menelpon suaminya itu. Namun sayangnya setelah dihubungi beberapa kali tetap saja tak diangkat.

Lola menghembuskan napas kasar. Sebenarnya suaminya itu sedang berada dimana sih? Apalagi didalam perjalanan pulang? Atau jangan malah masih bekerja?

Tanpa sadar Lola mulai tertidur dimeja makan itu dengan berbantal lengan. Makanan yang sudah ia siapkan sejak tadi pun bisa dipastikan telah dingin. Biasanya dia tidak akan menunggu sampai tertidur begini karena Arvi selalu mengirim pesan kalau ia akan pulang larut malam, tapi karena tadi pagi suaminya itu sudah berjanji. Maka Lola memilih untuk menunggunya.

Lola terbangun saat mendengar suara Gembul yang mulai mengeong-ngeong dikakinya. Dia mengernyitkan dahi saat melihat jam kini menunjukkan pukul dua belas malam. Astaga, berarti dia tertidur dimeja makan selama lebih kurang lima jam. Wow, sungguh mengesankan. Lebih mengesankan lagi saat ia menyadari kalau suaminya masih belum pulang juga, Bagus.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!