"Assalamualaikum. Tante, eh maaf Bunda. Bunda ini Leli." Leli mengawali pembicaraan lewat panggilan telepon dengan Tante Gita, Bunda dari Gerald.
"Waalaikumsalam, Iya Lel. Ada apa? Ada hal penting apa yang ingin kamu katakan sama Bunda?" tanya Bunda Gita kepada Leli. Dia yakin pasti ada hal penting yang ingin Leli katakan kepadanya.
"Em, em. Begini Tan, eh Bun. Tapi Bunda jangan marah ya sama Gerald. Bunda janji dulu sama Leli," pinta Leli dan Bunda Gita mengiyakan. Dirinya menjadi semakin penasaran.
Hingga akhirnya Leli mengungkapkan tujuan dia menghubungi Bunda Gita. Bunda Gita langsung terkejut saat mendengar sang anak hari ini tak masuk sekolah.
"Ya ampun Gerald. Kamu kemana sih? Kok kamu bolos sekolah sih. Kalau memang kamu tak mau masuk sekolah, harusnya tadi tak usah berangkat dari rumah," ungkap Bunda Gita. Dia merasa khawatir dengan anak semata wayangnya.
"Jadi Gerald bolos Bun?" tanya Leli memastikan dan Bunda Gita mengiyakan.
Keduanya menjadi khawatir. Bunda Gita berniat untuk menghubungi ponsel Gerald, dan dia berjanji akan memberi kabar kepada Leli. Apa yang terjadi dengan Gerald dan dimana Gerald berada. Leli sudah sedikit tenang, karena paling tidak dia sudah memberi kabar kepada Bunda Gita.
Bunda Gita langsung mencari nomor telepon anaknya di ponselnya dan melakukan panggilan telepon dengan Gerald. Gerald memilih untuk tidak mengangkatnya. Karena dia malas mendengar ocehan Bundanya. Gerald memilih untuk langsung pulang ke rumah. Lagi pula dirinya akan aman, karena sang ayah belum pulang dari kantor.
Dalam urusan persiapan pernikahan, Gerald dan Leli menyerahkan semuanya kepada orang tua mereka. Acara akad nikah akan diadakan di rumah Leli, dan dilakukan secara tertutup. Hanya dihadiri orang tua kedua belah pihak. Bunda Gita dan Mama Asri sudah membeli barang-barang seserahan untuk Leli. Dia juga sudah membelikan satu set perhiasan mas putih untuk Leli. Rencananya, yang akan memakai cincin hanya Leli.
Gerald baru saja sampai di rumah. Dia langsung memarkirkan motornya dan masuk ke dalam rumah. Bunda Gita langsung menyambut sang anak dengan tatapan tajam.
"Dari mana kamu? Sudah berani nakal ya kamu? Mentang-mentang sebentar lagi mau nikah, jadi tak menghargai orang tua," ucap Bunda Gita saat sangat anak masuk ke dalam rumah.
"Gerald hanya ingin menenangkan diri Bun. Tenang saja, Gerald enggak macam-macam kok. Sudah ya jangan marah-marah lagi! Nanti Bunda cantiknya hilang lo," rayu Gerald yang langsung memeluk mesra sang Bunda.
"Kamu itu, pintar banget merayu orang. Pasti nanti si Leli setiap hari kamu rayu terus minta ehem-ehem," ujar Bunda Gita.
"Apaan sih Bun? Aku ini belum dewasa, enggak ngerti begituan. Sudah ah, Gerald mau tidur dulu. Ngantuk," ujar Gerald yang langsung meninggalkan sang Bunda, ke kamarnya.
Gerald langsung melepaskan pakaian seragam putih abu-abunya, dan melemparnya begitu saja. Kini Gerald hanya memakai boxer dan kaos oblong. Kemudian dia menyalakan AC dan naik ke ranjang, membaringkan tubuhnya.
Gerald benar-benar mengantuk, tak butuh waktu lama dia sudah tertidur pulas.
"Eh, mau ngapain Lel?" tanya Gerald.
"Aku mau puaskan kamu," rayu Leli yang kini hanya menggunakan lingerie. Tubuhnya terlihat sangat seksi. Meskipun masih SMA, Leli memiliki tubuh yang semok. Membuat Gerald tak mampu menahan hasratnya.
Leli langsung merangkak ke ranjang, dan membuka celana boxer Gerald. Dia juga membuka kaos yang Gerald gunakan membuat Gerald kini dalam keadaan polos. Gerald tampak keringat dingin. Jantungnya berdegup sangat kencang.
"Lel ...," ucapan Gerald terhenti, karena Leli sudah membungkam bibirnya. Menciumnya dengan penuh kelembutan. Membuat Gerald terhanyut dalam permainan bibir Leli, terlebih tangan Leli mengarahkan tangannya untuk mere*mas dua gundukan Leli yang masih kencang.
Gerald tampak menikmati, dan justru semakin bergairah. Kini dengan berani tangannya menyusuri tubuh Leli yang seksi. Desa*han pun lolos dari bibir Leli, membuat Gerald menjadi bersemangat.
Gerald langsung mendorong tubuh Leli ke ranjang, berganti dirinya kini yang memimpin permainan. Dia mencumbu Leli begitu semangat dan tangannya mulai memberikan sentuhan-sentuhan lembut mulai leher, tubuh, hingga sampai di area sensitif Leli.
"Lel, gue sudah tak tahan. Gue boleh minta sekarang ya?" tanya Gerald dan Leli hanya menganggukkan kepalanya lemah. Dia pun sudah menginginkan lebih.
Gerald berniat membuat Leli menikmati dulu, dia tak ingin membuat Leli merasa kesakitan. Karena ini adalah hal pertama kali bagi Leli. Gerald mulai melebarkan kedua pangkal paha Leli dan dia mulai mendekatkan wajahnya di pintu area sensitif Leli. Lidah Gerald mulai bermain di area sensitif Leli membuat tubuh Leli bergelinjang, dan Leli terlihat membusungkan dadanya. Seakan menantang. Ukuran gundukan Leli semakin besar, membuat Gerald menggila.
"Lel, gue mulai sekarang ya?" tanya Gerald lagi dan Leli lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya. Dia sudah tak mampu berkata-kata lagi.
Gerald langsung mengarahkan miliknya, dan mulai membenamkannya secara perlahan. Leli menjerit kesakitan, saat benda tumpul itu berhasil menerobos dinding pertahannya. Membuat darah segar keluar dari area sensitif Leli. Gerald tampak tersenyum puas, karena dialah orang yang pertama mengambil keperawanan Leli.
Gerald langsung mencium bibir Leli dengan lembut, untuk menenangkan hati Leli, dan di rasa Leli sudah terlihat tenang, Gerald langsung memompanya secara perlahan. Namun, lama kelamaan Gerald semakin mempercepatnya. Hingga akhirnya mereka mengerang bersama.
Gerald terbangun. Dia terlihat ngos-ngosan. Gerald mencoba mengatur napasnya, keringat bercucuran membasahi wajahnya. Matanya kini melihat sekeliling ruangan dan pakaian yang dia kenalan saat ini.
"Leli? Apa diam-diam Leli datang dan masuk ke dalam? Tapi, kemana dia sekarang? Ah, gila lo Gerald. Bisa-bisanya lo tergoda sama si Leli. Mana lo main enggak pakai pengaman, kalau si Leli hamil gimana? Dasar wanita penggoda, sia*lan itu cewek menggoda gue. Setelah selesai dia justru ninggalin gue begitu saja. Bingung gue, kenapa sih Bunda membiarkan si Leli masuk ke kamar gue? Jadinya 'kan begini deh." Gerald terlihat stres memikirkan apa yang terjadi dirinya dengan Leli tadi. Dia tak habis pikir mengapa dia bisa tergoda.
Gerald memasukkan tangannya ke dalam boxer dan memegangi miliknya yang terasa lengket. Dengan polosnya dia mencium tangannya, membuat tangannya jadi wangi sper*ma.
"Leli ...," teriak Gerald.
Dia terlihat sangat marah, dan langsung bergegas keluar dari kamarnya untuk memarahi Leli dan juga Bundanya.
"Sia*lan itu cewek perko*sa gue. Habis perko*sa main tinggal saja. Enggak di bersihin dulu," umpat Gerald.
"Leli ... Leli ... Leli," teriak Gerald sambil menuruni anak tangga.
"Bun, Leli mana?" tanya Gerald ketus kepada sang Bunda yang sedang asyik menonton film drama Korea. Mendengar ucapan sang anak, Bunda Gita merasa bingung.
"Leli? Mimpi kamu? Mana ada Leli. Kamu diam-diam kangen ya? Makanya jangan galak-galak. Nanti bucin lo," goda Bunda Gita.
"Ih, Bunda apa-apaan sih? Siapa juga yang kangen. Ngapain juga kangen sama dia. Aku tuh lagi kesal Bun, karena Bunda memperbolehkan Leli masuk ke kamar aku terus menggoda aku. Kita ini belum nikah Bun. Kok Bunda enggak melarang dia sih," sungut Gerald.
Dia lupa kalau dia belum membersihkan miliknya dan wanginya menjadi tercium sang Bunda. Membuat Bunda Gita tertawa. Dia yakin kalau sang anak habis mimpi basah.
"Ketauan! Bunda tahu, kamu pasti cari-cari Leli karena habis ehem-ehem ya?" goda Bunda Gita membuat wajah Gerald memerah.
"Ayo ngaku sama Bunda? Itu tandanya anak Bunda sudah dewasa," ujar Bunda Gita.
"Iya, semua ini gara-gara Bunda. Gara-gara Bunda menyuruh Leli masuk ke kamar aku, dan merayu aku. Hingga akhirnya kami melakukan. Itu 'kan yang Bunda mau? Kalau Leli hamil bagaimana? Pokoknya aku enggak mau tanggung jawab! Aku belum siap menjadi ayah. Titik, tidak ada koma! Ya sudah aku mau bersih-bersih dulu. Rese si Leli, sudah selesai main tinggal saja," cerocos Gerald.
Bunda Gita mengajak sang anak duduk, dia ingin menjelaskan kepada sang anak. Kalau yang Gerald alami saat ini adalah mimpi basah. Tandanya Gerald sudah dewasa.
"Mau apa lagi si Bun, aku sudah tak betah," rengek Gerald. Ini adalah hal pertama kali bagi Gerald.
"Sudah duduk dulu sini! Bunda ingin jelaskan kepada kamu. Apa yang kamu alami tadi hanyalah sebuah mimpi. Pasti tadi kamu lagi tidur, terus tiba-tiba kamu merasakan mimpi itu seperti nyata. Bahkan kamu sampai mendapatkan pelepasan. Jadi, apa yang terjadi sama kamu tadi itu adalah mimpi basah. Kamu sudah baligh, artinya kamu sudah dewasa. Cie ... mimpinya sama Leli. Itu tandanya kamu cinta sama Leli. Lusa berarti tinggal prakteknya dong di malam pertama kalian," goda sang Bunda.
"Apaan sih? Enggak akan. Aku enggak cinta sama Leli. Sudah ah malas bicara sama Bunda. Bunda belain Leli terus. Lebih baik aku mandi saja," ujar Gerald. Gerald memilih pergi meninggalkan sang Bunda, untuk menutupi perasaan malunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Pengagum rahasia
kocak thor
2022-12-19
2
Suhartik Hartik
wkwkw. ....lama lama bucin lho....
2022-12-18
2
Siti Zuriah
😂😂😂 itu brarti gerald kesemsem sm leli jd k bw mimpi deh mimpi nya pake esek esek lg 😂😂
2022-12-18
2