"Tenang saja, Om yakin. Kalau kalian akhirnya saling mencintai, karena terus bersama. Kamu tahu pepatah Jawa witing tresni jalaran soko kulino tidak?" tanya Papa Bayu. Gerald menggelengkan kepalanya, dia tak paham. Karena Gerald memang bukan berasal dari daerah Jawa, Ayah Helmi berasal dari daerah Bengkulu dan Bunda Gita berasal dari daerah Palembang.
"Artinya, cinta hadir atau tumbuh karena biasa bersama," jelas Papa Bayu, Papa dari Leli.
Tak ada cara lagi untuk Gerald untuk menolak perjodohan ini.
"Mengapa nasib gue tragis begini ya? Masa iya, seorang Gerald harus menikah dengan perjodohan. Jatuh banget harga diri gue jadi laki-laki. Sudah di jodohkan sama ulat keket, ampun deh," Gerald bermonolog sendiri.
"Jadi rencananya, kapan kita akan menikahkan mereka berdua?" tanya Papa Bayu untuk memastikannya.
"Bagaimana kalau minggu depan saja? Nanti aku yang akan urus semuanya. Bunda tak keberatan 'kan mengurus persiapan pernikahannya?" tanya Ayah Helmi kepada sang istri.
"Ayah yang benar saja! Yang mau nikah itu Gerald, mengapa Ayah justru nanyanya sama Bunda," sungut Gerald. Dia menunjukkan wajah tak suka.
"Sudah, kamu diam saja! Kamu cukup duduk manis, dan nikmati pernikahan kamu dengan Leli," sahut Ayah Helmi dengan santainya.
Ingin rasanya Gerald berteriak, menangis meluapkan perasaannya. Tapi dia malu. Masa iya, anak laki-laki seperti anak perempuan.
"Tahan diri lo, Ral! Lo jangan emosi seperti ini! Banyak jalan menuju Roma, itu artinya banyak cara untuk membatalkan pernikahan ini. Lo harus bisa bersikap biasa dulu di depan mereka!" Gerald bermonolog dengan pemikirannya.
Bagaimana dengan Leli? Tentu saja dia ingin berjingkrak-jingkrak, karena keinginannya akan terwujud.
"Bagaimana? Leli setuju tidak, kalau kalian menikah minggu depan?" tanya Papa Bayu, membuat Gerald kini menatap wajah Leli serius, berharap Leli akan menolak perjodohan ini.
"Ayo Lel, lo jawab tidak! Ayo, lo jawab kalau lo menolak perjodohan ini!" ucap Gerald dalam hati, penuh harap.
"Iya, Leli setuju Pah," jawab Leli membuat Gerald ingin sekali menonjok wajah Leli. Sayangnya Leli perempuan, dan dia juga masih menghargai orang tuanya. Kalau tidak, Leli pasti saat ini sudah bonyok karena terkena bogeman darinya.
"Sia*lan ini cewek! Bukannya menolak, malah setuju. Sepertinya ini cewek sengaja mau buat gue sengsara. Awas lo Lel, gue akan buat hidup lo menderita! Biar lo akhirnya memutuskan bercerai dari gue, biarin deh gue jadi duda di usia muda gue daripada gue harus terus menerus hidup sama itu cewek," Gerald terus saja mengoceh dalam hati.
Pernikahan sudah ditentukan, minggu depan mereka akan menikah. Pernikahan ini akan digelar secara tertutup, agar pihak sekolah tak tahu kalau mereka sudah menikah.
Mereka tampak menikmati hidangan yang telah disediakan oleh orang tua Leli sambil mengobrol membahas tentang kedua anak mereka. Sedangkan Gerald justru memilih untuk duduk sendiri. Dia terlihat gelisah memikirkan pernikahan dirinya dengan Leli.
Leli datang menghampiri Gerald yang duduk termenung seorang diri. Leli datang dengan membawa 2 gelas softdrink untuk dirinya dan juga Gerald.
"Ini untuk kamu," ucap Leli yang datang tiba-tiba, dia memberikan satu gelas softdrink untuk Gerald.
"Sorry gue enggak butuh minuman dari lo! lebih baik lo pergi dari hadapan gue sekarang! Muak gue lihat lo! Bisa-bisanya lo mengiyakan perjodohan ini. Lo tau 'kan kalau gue tak pernah suka lo, apalagi cinta. Kenapa sih, lo masih ngotot terus ingin menikah sama gue? Memangnya lo sudah siap hidup menderita sama gue?" cerocos Gerald yang kini menatap tajam ke arah Leli.
"Ok, kalau lo seperti itu. Bagaimana kalau kita taruhan? Kita lihat, siapa yang akan jatuh cinta duluan? Aku atau kamu? Sebenarnya aku sudah cinta sih, tapi aku ingin mendapatkan cinta yang tulus dari kamu. Entahlah aku bisa tetap bertahan atau akhirnya aku menyerah. Makanya aku ingin kita taruhan," ujar Leli.
"Ayo, siapa takut! Siapa yang kalah, dia yang harus pergi! Jangan terlalu maksain diri, yang nantinya lo juga yang akan merasa sakit," ucap Gerald sombong dan justru ucapan Gerald semakin membuat Leli tertantang.
"Deal!" ucap keduanya. Mereka berjabat tangan, setuju untuk bersaing. Gerald tersenyum licik, dia yakin kalau dirinya yanga akan menang dan membuat Leli akan menyerah.
Ternyata sikap keduanya diperhatikan kedua orang tua mereka dari jauh. Mereka tampak tersenyum. Mereka yakin, kalau anak-anak mereka akan saling mencintai.
"Wah, sepertinya kalian sudah tak sabar ya ingin segera menikah. Sabar ya! Minggu depan kalian akan resmi menjadi pasangan suami istri, kalian bebas melakukan apapun yang kalian inginkan. Termasuk ehem-ehem. Kalian sudah halal," goda Ayah Helmi bahkan dia menegaskan kata halal dan memberi isyarat dengan menyatukan dua tangannya. Hal itu membuat wajah Leli memerah, tetapi tidak dengan Gerald. Dia justru terlihat dingin.
"Melihat wajahnya saja gue sudah ilfeel, bagaimana barang gue bisa bangun. Daripada sama dia, mending gue main sendiri," ujar Gerald dalam hati.
"Lel, ambilkan Gerald makan sana! Sepertinya dia minta diambilkan sama kamu! Biasa Lel, Gerald suka malu-malu kucing. Ya, hitung-hitung kamu latihan nanti kalau sudah resmi menjadi suami istri," ujar Ayah Helmi.
"Ih Ayah ngapain sih bicara seperti itu, bikin gue kesal saja! Sudah tahu lagi kesal, jadi tambah kesal deh," umpat Gerald dalam hati.
"Iya, Om. Sebentar, Leli ambilkan dulu," ucap Leli sopan.
"Kok manggilnya Om? Ayah dong! Kamu harus mulai Membiasakannya. Nanti Gerald juga manggil Papa kamu, Papa. Sebentar lagi kalian 'kan akan menjadi keluarga, kamu akan Ayah anggap seperti anak Ayah sendiri," ucap Ayah Helmi.
"Please deh, Yah! Jangan lebay gitu! Duh, buat gue muak banget lama-lama disini," gerutu Gerald dalam hati.
Leli tampak mengambil makanan untuk Gerald, sesuai perintah calon mertuanya. Dia mengambilkan nasi beserta ayam, sayur sop iga, tempe tahu, dan juga sambal. Leli juga membawakan air putih untuk Gerald.
"Ini makanan sama minuman kamu! Kamu bisa 'kan makan sendiri? Tak perlu aku suapin 'kan?" tanya Leli yang memberikan satu piring lengkap dengan ayam, sambel, tempe tahu, dan juga sop iga.
"Gue enggak suka sayur!" ucap Gerald dengan suara sedikit meninggi. Dia menolak makanan yang Leli berikan.
"Enggak usah bawel! Kalau tak suka tinggal kamu pinggirkan saja, gitu saja repot! Ingat ya, aku ini calon istri kamu. Bukan pembantu kamu, yang bisa kamu suruh sesuka hati kamu!" ucap Leli ketus membuat Gerald melongo. Dia tak menyangka kalau Leli berani berkata keras juga.
"Kamu pikir, aku akan bersikap lemah? Tak bisa bersikap keras ke kamu," ucap Leli dalam hati sambil terkekeh melihat ekspresi Gerald yang akhirnya terpaksa memakan semua yang Leli berikan.
"Gitu dong, kalau seperti itu 'kan jadi bikin aku tambah cinta sama kamu," goda Leli membuat Gerald tersedak.
"Hati-hati dong Sayang makannya, 'kan kamu jadi tersedak begini," goda Leli sambil memberikan satu gelas berisi air putih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Pengagum rahasia
bucin tau rasa lo
2022-12-19
2
Uthie
seru 👍😁
2022-12-16
1
Bidan Simba
haaaaa😀🤭🤫
2022-12-15
2