Hari pernikahan keduanya semakin dekat. Gerald terlihat semakin tak karuan. Dia belum juga menemukan alasan untuk membatalkan pernikahan dirinya dengan Leli.
"Bun, tolong bantuin aku dong! Please tolong bilang sama Ayah! Tolong batalkan pernikahan ini! Aku tak mencintai Leli, Bun," ucap Gerald mengiba. Meskipun dirinya terlihat dingin dan kaku, di rumah Gerald adalah anak yang manja. Terutama kepada sang Bunda. Terlebih dirinya adalah anak satu-satunya.
"Tak bisa, Sayang! Kamu tahu 'kan sifat Ayah kamu yang keras, yang keinginannya selalu ingin terwujud. Bunda tak bisa bantu kamu. Lagi pula, ini bukan hal yang buruk. Bunda yakin, lambat laun kamu juga pasti akan cinta sama Leli. Sekarang saja kamu bisa berkata demikian, karena kamu belum mencintai dia. Lagi pula, Ayah akan marah besar sama kamu. Kalau kamu membatalkan pernikahan kalian," ucap sang Bunda mencoba memberi pengertian kepada sang anak.
Gerald hanya bisa menghela napas panjang, sepertinya tak ada pilihan lagi. Dia harus menerima perjodohan ini. Meskipun sebenarnya, hati dia menolak.
Menjelang pernikahan, Gerald menjadi sulit tidur apalagi tidur nyenyak. Seperti saat ini. Sejak tadi dia tampak gelisah, membolak-balikkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri.
"Masa iya, gue benar-benar jadi menikah sama si Leli? Ayah keterlaluan banget sih. Kenapa justru lebih belain si Leli daripada anaknya sendiri?" gerutu Gerald. Perlahan mata dia meredup, hingga akhirnya dia tertidur pulas.
Pagi ini terlihat begitu cerah, tetapi tidak untuk Gerald. Menjelang hari pernikahannya, dia justru terlihat mendung. Wajahnya kini seperti baju yang belum di setrika, terlihat lecek. Dia juga terlihat tak bersemangat, seakan dunia terhenti.
Saat ini Gerald terlihat duduk di kursi meja makan bersama orang tuanya. Namun, dia hanya diam. Tak ada sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Dia terlihat tak bersemangat makan. Hal itu membuat kedua orang tuanya terlihat saling pandang.
"Ral, rencananya kalian ingin bulan madu kemana? Biar Ayah siapkan paket bulan madu untuk kalian berdua," ujar sang ayah membuka obrolan, membuat Gerald menatap tajam ke arah sang ayah.
"Bisa-bisanya Ayah menanyakan kepada aku mau bulan madu kemana? Menikah saja, aku terpaksa. Bagaimana aku ingin berbulan madu. Lebih baik Ayah urungkan niat Ayah untuk menyuruh aku berbulan madu, karena hal itu tak akan pernah terjadi!" ucap Gerald ketus.
Dia langsung membanting sendok dan garpunya ke piring dengan kasar dan pergi meninggalkan orang tuanya. Kemudian langsung mengambil tasnya dan pergi dengan menggunakan motor sport yang. Dia pergi dengan mengendarai motor sportnya seperti orang yang kesetanan.
"Kenapa sih aku harus terjebak dengan pernikahan sia*lan seperti ini?" ucap Gerald.
Hari ini Gerald memutuskan untuk tidak masuk sekolah, dirinya terlihat stres memikirkan pernikahannya yang sebentar lagi akan di gelar. Sebentar lagi dia akan menjadi suami dari Leli Sagita.
"Aahh, gue benci hidup gue!" teriak Gerald sambil melempar botol softdrink ke sembarang arah. Meluapkan perasaan kecewanya terhadap orang tuanya.
Dia juga terlihat mengacak-ngacak rambutnya dan mengusap wajahnya dengan kasar.
Bel masuk sekolah sudah berbunyi, sebagai pertanda pelajaran akan segera di mulai. Besok, Leli sudah izin tak sekolah kepada Miss Sherly. Karena dia harus di pingit menjelang pernikahannya dengan Gerald. Sabtu ini dia akan resmi menyandang status barunya sebagai istri dari Geraldi Wahab.
"Gerald kemana ya? Apa dia sakit? Sejak tadi aku tak melihatnya," ucap Leli dalam hati.
Leli berniat untuk menghubungi Tante Gita untuk menanyakan mengapa Gerald tidak masuk sekolah. Leli memilih menutupi pernikahannya dari teman-teman kelasnya, hanya Riska sang sahabat yang mengetahui rencana pernikahan dirinya dengan Gerald.
Karena jika pihak sekolah mengetahuinya, dia pasti akan di keluarkan dari sekolah, apalagi kalau dia sampai hamil. Dia tak ingin hal ini terjadi. Leli masih ingin melanjutkan pendidikannya hingga ke bangku kuliah, meraih cita-citanya setinggi langit.
"Lo kenapa Ral, dari tadi muka lo kusut banget? Lo habis di putusin pacar lo ya? Tenang Ral, dunia belum berakhir! Masih banyak janda-janda tua di luaran sana yang mau sama lo," goda Mang Ajo. Mang Ajo adalah montir di bengkel langganan biasa Gerald modifikasi motornya.
Gerald adalah anak motor, dia juga kerap mengikuti touring dan dia sangat menyukai dunia otomotif. Meskipun dia sering kali nongkrong, dia selalu menghindari narkoba dan juga se*ks bebas. Dia juga tak menyukai minuman keras. Jangan itu semua, dia juga tak pernah merokok. Walaupun dia bergaul dengan anak-anak yang sangat melekat dengan dunia yang bertentangan dengannya.
Dia hanya ingin menyalurkan hobbynya, otomotif dan juga travelling. Gerald juga sangat menyukai dunia fotografer, setiap dia melakukan perjalanan traveling dia selalu mengabadikan dalam bentuk foto dan video. Setelah dia tadi sempat pergi ke taman kota, dia akhirnya memutuskan untuk ke bengkel tempat biasa dia nongkrong. Untuk menaikkan moodnya lagi.
"Sia*lan lo Mang, masa iya gue dapatnya janda-janda tua! Sayang dong wajah tampan gue, kalau dapatnya orang-orangan sawah. Kalau janda Semok, boleh deh," sahut Gerald. Padahal dia juga tak mungkin mau, baginya wanita itu bawel, menyebalkan, bikin pusing. Makanya sampai saat ini dia masih memilih hidup sendiri.
"Lah terus lo kenapa dong?" tanya Mang Ajo yang kini menatap ke arah Gerald serius.
"Gue hanya lagi bete saja Mang, nanti juga kalau betenya hilang. Balik lagi sepet biasa," sahut Gerald lesu. Dia tak mungkin menceritakan perasaannya saat ini kepada Mang Ajo. Dia memang ingin menutupi pernikahannya dari semua orang.
Bunyi bel istirahat sudah berbunyi, satu persatu murid keluar dari kelasnya menuju kantin untuk menikmati waktu istirahat mereka. Namun, ada juga murid yang lebih suka main di kelas untuk bersenda gurau dengan teman dekatnya.
"Li, ke kantin enggak lo?" tanya Riska.
"Enggak Ris, gue lagi malas ke kantin. Lagian perut gue juga masih kenyang," sahut Leli. Dia terlihat tak bersemangat.
Kelas Gerald dengan Leli bersebrangan. Jadi, Leli akan tahu kalau Gerald tak masuk. Gerald anak jurusan IPA, sedangkan Leli anak jurusan IPS. Leli juga sudah menanyakan kepada Reno teman dekat Gerald, ternyata benar kalau Gerald hari ini tak sekolah tanpa keterangan.
"Kemana ya Gerald? Masa iya dia kabur dari rumah, karena enggak mau nikah sama gue? Duh, Li. Kasihan banget nasib lo. Kalau sih Gerald benar-benar pergi. Ditinggal calon suami, saat mau menikah." Kini Leli pun jadi ikut gelisah, dia takut kalau Gerald kabur. Bayangan buruk menari dipikirannya. Dia berniat menghubungi Tante Gita, Bundanya Gerald.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Marliana MARLIANA
mikir y kjauhan si leli..
2022-12-16
2
Uthie
seru ceritanya.... dilanjut 💪😁🤗🤗
2022-12-16
2
Bidan Simba
Li jangan terlalu tunjukkan cintamu Jd berikan saja perhatian dan Kasih syaang yg tulus gak perlu mengebu gebu.. KLO rel sudah nyaman pasti sulit untuk berpaling...
KLO mau lelah boleh Dhe kamu nyerah dengan kamu pasti bisa dptkan yg lebih baik Buat dia Panas dingin juga dengan cemburu🤭
2022-12-15
3