Alinshy

Alinshy

Bab 1

Teetttttttt

Alin nampak berlari mendengar bel berbunyi. Dia berjalan dari halte menuju sekolah. Hari ini terlambat karena terlambat bangun tidur. Alhasil beginilah dia.

"Semoga gerbang belum tutup." ucapnya bersemangat mengejar pintu gerbang yang hendak di tutup oleh sekuriti.

Ketika gerbang hampir tertutup, Alin mempercepat larinya.

"Alhamdulillah." ucapnya ketika ia berhasil masuk.

Pintu gerbang tertutup rapat setelah Alin masuk. Dia berjalan dengan agak santai sambil mengambil nafas.

"Kamu terlambat." terdengar suara lelaki dari belakangnya.

Alin memutar tubuhnya saat mendengar suara. Dia kaget melihat ketua OSIS sedang berdiri tidak jauh darinya. Dia adalah Elang Maheswara. Lelaki paling dingin di sekolah ini.

Alin tertegun melihat gantengnya lelaki itu dari dekat. Sudah hampir dua tahun bersekolah yang sama, namun Alin jarang melihat lelaki itu dari dekat.

"Ternyata dia tampan banget." ucap Alin terpesona.

"Kenapa malah bengong, kamu terlambat, ayo ikut dengan saya " ucap lelaki itu.

Ali berjalan mengikuti langkah kaki Elang. Dia bingung antara senang atau sedih mengikuti lelaki itu.

"Ini menyenangkan atau menyedihkan ya?" tanyanya pada diri sendiri.

"Tapi masa iya senang, toh aku bakalan di hukum dia." ucapnya lagi cemberut.

Elang membawa Alin kelapangan basket. Tidak ada siapapun hanya mereka berdua.

"Cepat kamu lari 20 putaran."

"Loh aku kan nggak terlambat, buktinya aku bisa masuk." jawab Alin karena seenaknya lelaki itu menghukumnya.

"Tetap aja kamu terlambat, kamu tadi menerobos gerbang saat pintu mau ditutup."

"Intinya aku tidak terlambat, yang terlambat itu berdiri di balik gerbang saat ini."

"Kamu terlambat dalam penglihatan saya, sekarang ayo berlari atau saya tambah hukuman kamu."

"Bagaimana jika saya nggak mau?"

"Akan saya buatkan surat pemanggilan orang tua, mau aku kasih ke wali kelas kamu." ancam lelaki itu.

Alin tidak mempan di ancam begini. Walaupun dia menyukai lelaki ini, akan tetapi dia bukan seperti gadis - gadis Korea yang tergila-gila ke lelaki dingin. Sampe hilang malunya demi si lelaki.

"Saya yakin wali kelas saya tidak akan mudah memberi saya surat panggilan orang tua, Saya tidak melakukan hal fatal sehingga orang tua saya harus dipanggil." jawab Alin tidak mau kalah.

"Tapi kamu melawan ketua osis dalam menindak kamu, itu termasuk Pelanggaran besar, jadi pilih yang mana?" tanya Elang sambil senyum mengejek.

Dengan berat hati Alin berlari mengelilingi lapangan bola basket.Dia mengutuk dirinya yang menyukai lelaki itu.

Alin berlari ngos-ngosan ketika baru saja 5 kali putaran. Dia memang tidak terbiasa berolahraga. Apalagi Alin adalah tipe yang tidak menyukai olahraga.

Alin berhenti di depan Elang yang masih menunggunya. Dia sudah tidak kuat melanjutkan.

"Aku tidak kuat lagi." ucapnya berhenti dengan ngos - ngosan.

"Baru lima putaran, ayo lanjut lagi."

"Emang kamu nggak ada pelajaran pagi apa sibuk ngurusin ini aja." ucap Alin kesal.

"Aku ini ketua OSIS, dan menertibkan siswa bandel seperti kamu itu adalah tugasku." ucap lelaki itu dengan angkuh.

"Cih, ketua OSIS aja belagu, dah lah aku nggak sanggup, kasih aku hukuman yang lain, yang bermanfaat."

"Baik jika itu yang kamu minta, silahkan kamu bersihkan toilet sekolah."

"Apa nggak ada hukuman yang lain apa? kan bisa aja di suruh menghafal apa gitu, hukuman kok main fisik terus."

"Nggak ada, biar toilet sekolah kita selalu bersih."

"Kan ada cleaning servis."

"Tapi tetap aja kita sebagai warga sekolah menjaga kebersihan lingkungan sekolah, apalagi cleaning servis sedang nggak masuk karena sakit." ucap Elang.

"Iya deh." ucap Alin akhirnya pasrah. Dia tau bahwa dia tidak akan pernah menang melawan lelaki itu.

Elang berjalan meninggalkan Alin yang sudah masuk ke area toilet wanita. Dia harus mengurus siswa yang terlambat lainnya selama 20 menit.

Tidak tiap hari Elang mengurus yang terlambat. Dia hanya bertugas Sekali tiga hari, itupun cuma dua puluh menit jam pertama.

sedangkan Alin membersihkan toilet dengan kesal. Ia berjanji akan menghapus cintanya untuk lelaki itu.

Di kelas IPA 2, Cahaya sedang menunggu teman sebangkunya. Sudah dua puluh menit namun tidak ada tanda-tanda kedatangan Alin.

"Kemana dia ya?" tanya Cahaya cemas.

Nabila melihat kecemasan Cahaya. Dia nampak senang sekali ketika melihat Alin tidak masuk sekolah.

"Enak jika dia nggak datang, dengan begini maka aku aka. menjadi orang nomor satu di kelas ini." ucap wanita itu tersenyum penuh kemenangan.

Bel pergantian jam pelajaran telah berbunyi kembali. Nabila dengan cepat menuju toilet karena ia sedang terburu-buru. Dia tau bahwa pergantian jam pelajaran biasa kelas kosong tidak begitu lama.

Namun niatnya urung ke toilet karena melihat Alin sedang bersih - bersih. Dia menutup pintu toilet dengan pelan, lalu mengunci dari luar.

Nabila tersenyum manis saat ia sudah berhasil mengurung Alin di kamar mandi. Nabila memasang tanda bahwa toilet tidak bisa di gunakan.

Setelah itu, Nabila berjalan menuju kamar mandi yang lainnya. Dia berjalan sambil bergembira.

Saat senangnya ternyata dia berpasangan dengan sepupunya Elang.

"Hai elang, selamat pagi."

"Hmmmmm, mau kemana jam pelajaran?" tanya Elang.

"Aku mau ke toilet elang, ah sepupu aku ini disiplin banget." ucapnya.

"Ya sudah ,cepat ke toilet lalu setelah itu masuk kelas."

"Iya sepupu.' jawab Nabila.

Elang berjalan menuju toilet yang di bersihkan oleh Alin. Sesampai di sana, dia merasa aneh ketika mendapati ada tulisan perbaikan di pintu masuk.

"Kenapa dia tidak ada? dan ini seperti ada yang ganjil?" tanyanya sambil mencopot tulisan yang yang ada di pintu.

Elang membuka pintu, saat membuka pintu dia kaget masih ada sosok wanita mungil itu berdiri .

"Kamu ngapain berdiri di situ?"

"Loh bukannya kamu yang kunci aku dari luar, seenaknya kamu ini memang."

"Aku ngapain, mana ada aku kayak gitu."

"Yah karena kamu masih dendam karena tadi nggak ikut kata kamu." jawab Alin.

"Kurang kerjaan sekali, dah karena sudah selesai mari kembali masuk kelas, awas terlambat lagi." ucap Elang meninggalkan Alin sendirian.

Setelah Elang benar - benar, Alin berjalan kembali menuju toilet. Dia masuk sebelum guru jam kedua masuk.

"Kamu datang juga?" tanya cahaya kepada Alin.

"Sayang sekali jika aku tidak datang sekolah." jawab Alin.

Sedangkan Nabila nampak kepala dari mejanya.

"Kenapa dia bisa lepas dari toilet itu? gimana caranya coba."

"Ah payah." ucap Nabilla lagi.

Ketika jam belajar selesai, seperti biasa Alin lansung menuju perpustakaan. Dia sangat ingin mencari referensi ulah hari ini untuk menunjang pelajaran hari ini.

Alin terkejut ketik mau duduk di meja yang di sediakan oleh perpus. Dia melihat Elang masuk dengan tampan.

"Dia emang paling tampan." ucap Alin dalam hatinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!