Elang Maheswara adalah ketua OSIS terpilih sejak 4 bulan yang lalu. Banyak para wanita yang tergila-gila dengan ketampanannya.
Selain tampan dia juga jenius. Dia selalu mendapatkan ranking satu di kelasnya. Elang siswa kelas XI IPA 1. Elang tidak pernah satu kelas dengan Alin.
Kemanapun perginya Elang selalu ada bayang - bayang mawar. Mawar merupakan wakil ketua OSIS yang duduk di kelas yang sama dengan elang.
Selain wakil OSIS, dia merupakan ketua cheerleader di sekolah. Sedangkan Elang adalah ketua basket di sekolah mereka.
Elang berjalan berdua dengan Mawar. Siswa siswi yang di sana melihat ke arah mereka berdua. Jika yang putri tergila-gila dengan elang maka siswa putra tergila-gila dengan mawar.
"Mereka serasi banget, kapan ya aku bisa jalan berdua dengan elang?"
"Iya, serasi."
Di sepanjang koridor banyak siswa yang memuja keduanya. Tapi Elang tidak pernah peduli. Baginya tidak ada bedanya.
"Elang, kamu mau pesan apa?" tanya Mawar kepada Elang saat mereka sampai di kantin.
"Aku makan bakso aja, tolong di pesankan ya." ucap Elang.
"Baik."
Elang mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk. Dia melihat ada Alin yang sedang makan pecal. Elang lansung mengambil posisi duduk menghadap ke arah Alin.
"Temannya perasaan itu - itu aja." ucapnya dengan bibir sedikit melengkung.
"Bro udah pesan makan?" tanya Bobi baru saja datang lansung duduk di sebelahnya.
"Sudah, mana yang lain?"
"Bentar lagi nyampe, Dafa dan Gio sedang di panggil pak Ardi tadi."
"Ngapain di panggil pak Ardi?" tanya Elang.
"Biasa, tadi mereka bolos nggak masuk kata anak - anak."
"Ah bikin malu aja mereka." ucap Elang menggelengkan kepala.
Jika dia menegakkan aturan dan dia temannya selalu melanggar aturan. Tapi mau bagaimana lagi, mereka sudah sohib dari SMP.
"eh ada Bobi." ucap Mawar kurang suka melihat kedatangan Bobi di meja itu.
"Hai mawar, pesanan untuk aku nggak ada war?"
"Pesan aja sendiri." jawab Mawar duduk di hadapan Elang.
"Giliran Elang kamu pesenin eh giliran aku malah ogahan, pilih kasih." ucap Bobi berdiri dari kursinya.
"Bob makan yang ini aja." ucap Elang sehingga Bobi kesenangan karena malas antri.
"Loh kenapa di kasih Bobi Lang?" tanya Mawar tidak terima dengan keputusan Elang.
"Tiba-tiba aku pengen makan pecal." ucap Elang.
"Tadi nggak ngomong sih, mau aku pesanin lagi?" tanya Mawar menawarkan diri.
"Biar aku sendiri." ucap Elang berdiri dari duduknya.
Dia berjalan dengan cepat karena melihat Alin juga berdiri. Elang tidak tau kenapa wanita itu mengantri lagi.
Elang berdiri di belakang wanita itu. Wanita yang di kenalnya sejak kelas 10 memang pemalu di matanya.
Saat Alinb sudah berada di dekat meja pecal, Elang melihat hanya ada satu pecal. Ketika Alin hendak menjangkaunya;
"Itu buat aku." ucap Elang membuat Alin kaget.
"Ini buat aku, kan aku yang duluan." jawab Alin.
"Tapi tadi saya liat kamu sudah makan, masa iya kamu mau dia, bagi yang lain dong." ucap Elang mengambil pecal yang di tangan Alin.
Melihat Elang yang mendekat membuat jantung Alin berdebar dengan kencang.
"Itu punyaku." ucap Alin dengan agak malu.
"Berbagi itu indah Alinshy." ucap Elang.
"Namaku Alin bukan yang kamu sebut itu." Alin kesal ketika dipanggil Alinshy.
"Apa bedanya? udah ini punyaku, ini buk uangnya." ucap Elang membayar pecal yang ada di tangannya.
Alin hanya diam tanpa membalas Elang lagi. Dia tau bahwa ia tidak akan menang melawan lelaki itu.
Alin memutuskan mengambil lontong sayur. Dia tidak punya pilihan lagi. Setelah membayarnya, dia berjalan mendekati temannya yang menunggu di meja.
"Pecalnya dah habis." ucap Alin kesal melihat Elang.
Sedangkan yang di lihatnya dengan kesal hanya makan tanpa perasaan. Dia bahkan tersenyum mengejek wanita itu.
"Yok ke kelas." ajak Alin.
Alin berjalan meninggalkan kantin bersama temannya. Dia kembali ke kelas dengan cepat karena ada yang menunggunya.
Sesampai di kelas, dia segera menghampiri sang teman. Dia melihat Rima meletakkan kepalanya di atas meja.
"Im makan yuk, ini aku beliin lontong sayur." ucap Alin.
"Kok lontong sayur sih? kan tadi aku pesan pecal." ucap Rima tidak terima dengan apa yang di belikan oleh Alin.
"Tadi pecalnya habis, jadi aku beliin lontong sayur aja biar kamu tetap makan." ucap Alin.
"Harusnya beliin di awal dong, biar nggak habis, aku kan maunya itu." ucap Rima kesal.
"Udahlah IM di makan aja, toh kami nggak sengaja, lagian ini sudah kebeli pun." ucap Cahaya.
"Nggak ah, aku nggak mau bayar, tadi aku pesannya Pecal." ucap Rima ngambek.
Elang yang mendengar itu menjadi kasihan dan geram terhadap teman Alin yang merupakan teman satu kelasnya juga.
Elang masuk ke dalam kelas. Melihat Elang masuk kelas, Alin hanya diam duduk tanpa bicara apapun.
"Kamu sakit Im?" tanya Elang berbasa basi.
"Iya Lang, pusing aja."
"Ohw, maaf ya tadi pecel kamu, aku yang ambil." ucap Elang duduk menarik kursi di dekat mereka.
Posisi Elang berada di hadapannya Alin. Dia merasa puas melihat cantiknya wanita itu.
"Maksud kamu apa Lang?"
"Tadinya harusnya teman kamu ini yang dapat pecal, tapi aku sedang lapar, maka aku rebut dari tangannya." ucap Elang.
"Ohw nggak apa-apa Lang, bukan rejeki aku."
"Soo berati kamu terima ini ya, untuk rasa bersalahku, aku aja deh yang traktir kamu." ucap Elang mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu.
"Kamu bukannya katering Lang, kenapa ke kantin umum?" tanya Rima yang tau bahwa Elang termasuk siswa yang memesan katering di kantin satunya lagi.
"Lalu gimana dengan Kamu?" tanya Elang kepada Rima.
"Aku sedang ingin aja Lang."
"Im, kami ke kelas dulu ya." pamit Alin tidak ingin mengganggu pembicaraan mereka berdua.
"Kenapa terburu-buru banget, harusnya aku yang pergi." jawab Elang tidak menyukai wanita itu pergi.
"Kamu di sini aja." ucap Alin berdiri dari tempat duduknya.
Alin tau bahwa Rima juga menyukai Elang. Dia tidak mungkin mengganggu kesenangan Rima saat ini. Alin juga tau kenapa Rima mau jajan di kantin tempat ia makan. Karena Elang sering nongkrong di sana bersama teman - temannya.
Di sekolah mereka ada beberapa kantin. Jika yang satu adalah khusus untuk katering. Dan yang lainnya adalah kantin yang menyediakan berbagai macam jajanan yang sesuai dengan kantong anak - anak ekonomi menengah seperti Alin.
Tapi di sana justru paling ramai, karena di sana mereka bisa heboh sesuka hati. Bagi yang pecinta keheningan dalam makan, maka di kantin satu lagi tempat yang paling cocok.
"Alinshy tunggu."
"Aku bukan Alinshy." ucap Alin agak amarah.
Alin marah karena teman-temannya tertawa saat Elang memanggilnya dengan nama itu.
"Dasar unggas." ucap Alin meninggalkan kelas XI IPA 1 dengan wajah Elang menegang mendengar ucapan wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments