Bab 3

Hari ini adalah hari yang menyebalkan bagi Alin karena pembelajaran di tiadakan. Pembelajaran di tiadakan karena ada perlombaan basket antar sekolah.

Lomba persahabatan antar sekolah ini di selenggarakan setiap enam bulan oleh OSIS. Yang membuat Alin Maas adalah mereka harus menonton lomba basket tersebut.

Jika awalnya Alin sangat senang menonton basket karena ada Elang. Maka kali ini dia justru males menonton basket karena lelaki itu. Lelaki yang memanggilnya Alinshy sudah seminggu ini.

"Ayok Alin kita nonton Elang nonton." ajak Rima yang terang - terangan menyukai Elang.

"Aku malas, jika kamu mau nonton dia, pergi sama Cahaya aja."

"Ayok lah Lin, masa kamu nggak senang jika kami senang." ucap Cahaya.

"Iya, kan Cahaya mau liat Gio loh." ucap Rima.

"Pergi aja, biar aku di perpustakaan aja." ucap Alin.

Tiba-tiba Alin kaget ketika seseorang menabraknya dari belakang.

"Ops sengaja, habis menghalangi jalan sih." ucap Nadia wanita yang memang tidak menyukai Alin sejak kelas 10.

"Kamu tuh kenapa sih suka banget ganggu Alin?" tanya Cahaya lansung nyolot melihat Nadia di and the gank.

"Teman kamu ini nyampah aja sih di sini, udah tau dari keluarga biasa beraninya masuk sekolah ini." jawab Nadia dengan sombong.

"Emang ada Undang - undang sekolah di sini harus kaya kayak kamu dulu, toh juga banyak yang biasa juga di sini." jawab Rima.

"Iya, kalian salah satunya, tapi lebih banyak yang kaya kan?"

"Ah persetanlah dengan kalian orang kaya." ucap Cahaya emosi.

"Hahahaha liat teman - teman ini gang missqueen banyak omong pula." ucap Nadia kepada teman - temannya.

Teman - teman Nadia ketawa mendengar ejekan Nadia. Sementara Alin dan teman - teman hanya diam.

"Lebih cocok di beri nama geng pasormis." ucap Lala teman Nadia.

"Apa itu la?" tanya Nadia.

"Pasukan orang miskin." ucap Lala sambil tertawa.

Mereka tertawa mendengar ucapan Lala. Sedangkan Alin merasa malas untuk meladeni Nadia dan teman - teman.

"Yuk teman - teman kita pergi." ucap Alin kepada Cahaya dan Rima sambil menarik keduanya.

"Hus hus hus." ucap Nadia dan kawan - kawan.

"Ini nggak bisa di biarkan Lin." ucap Cahaya.

"Udah, ayo kita nonton basket, kata tadi nak liat Gio." ucap Alin mencoba untuk menenangkan cahaya.

"Ya sudah ."

Mereka bertiga berjalan menuju lapangan basket. Sepanjang perjalan mereka selalu mengejek Alin yang tadinya nggak mau menonton pertandingan.

"Tadi katanya nggak mau nonton, eh sekarang berubah pikiran." ucap Cahaya sambil tersenyum mengejek.

"Emang kamu nggak mau apa liat Elang tanding? dia gagah banget loh." ucap Rima.

"Males aku liat dia, apa bangusnya si Elang itu." ucap Alin.

Walaupun Alin menyukai Elang akan tetapi hatinya jengkel akhir - akhir ini terhadap Elang.

"Eh itu lawan sekolah kita ya?" tanya Alin melihat sekelompok anak basket baru aja datang.

"Iya, dia kan Nori kapten basket sekolah Bangsa." ucap Rima menunjuk seseorang lelaki.

"Gagah yah." ucap Alin nampak antusias.

"Iya gagah, tapi tetap Elang paling gagah." ucap Rima.

"Udahlah, jika begitu aku idolain sekolah sebelah aja." ucap Alin tersenyum.

Ketika rombongan itu melewati Alin, Nori sang kapten tersenyum ke arah Alin. Nori yang terkenal playboy itu merasa kali ini melihat wanita secantik Alin. Apalagi Alin cantiknya natural tidak seperti wanita lainnya yang cantik karena perawatan mahal.

"Hai, aku Nori, kamu siapa?" tanya lelaki itu mengulurkan tangannya.

"Aku Alin." ucap Alin menyambut uluran tangan Nori.

"Ini teman aku Cahaya dan Rima " ucap Alin memperkenalkan dua sahabatnya.

"Hai, jangan lupa saksikan aku tanding ya." ucap Nori.

"Baik." ucap mereka bertiga.

Ketika Nori dan rombongan pergi meninggalkan Alin dan teman - teman. Merekapun berjalan mencari tempat duduk yang kosong.

Sedangkan tidak jauh dari tempat mereka tadi, nampak seorang lelaki menggemparkan kepala tinjunya.

"Kamu akan jadi milikku suatu saat nanti."

Pertandingan basket telah di mulai setelah wasit membunyikan peluit.

Mereka bermain dengan semangat. Apalagi terdengar keriuhan penonton kedua tim saling bertautan.

"Ayo Nori semangat....."

Mendengar ada penonton yang menyirakin Nori membuat Rima juga tidak mau kalah.

"Elang ayo kamu bisa, kita pasti menang."

"Apaan sih im berisik banget." ucap Alin.

"Ih nggak senang kali liat orang senang." jawab Rima.

Ketika Elang membawa bola, Nori selalu menghalangi. Saat ingin merebut bola Elang, tiba-tiba Nori melanggar Elang.

"Huuuuhbhh main sportif dong." teriak Rima dan Cahaya berbarengan.

Elang berdiri dari berdirinya. Dia melihat ke arah Alin menonton. Wanita itu hanya diam tanpa reaksi. Elang agak kesal ketika melihat Alin tanpa reaksi saat ia terjatuh.

Elang kembali fokus bermain kembali. Untuk sementara tim mereka unggul lagi. Elang menerima operan bola dari temannya. Posisi Elang yang kosong membuat ia melakukan lemparan ke arah keranjang. Dan akhirnya masuk.

Pertandingan selesai dengan di menangkan oleh sekolah Pelita Jaya. Elang dan timnya tersenyum senang menyalami Tim sekolah lawan.

"Selamat, tapi ini belum akhir."

"Kita liat aja nanti." jawab Elang tanpa senyum menatap Nori.

Nama Elang terdengar di elu - elukan di penonton. Tapi Elang tetap tidak melihat Alin meneriaki namanya.

"Awas kamu Alinshy." ucap Elang berjalan menuju ruang ganti.

"Kamu ngomong apa Lang?" tanya Gio mengikuti Elang.

"Nggak ada." jawab Elang berlalu meninggalkan Gio.

Setelah ganti pakaian, Elang berjalan mencari wanita itu. Saat melihat wanita itu sedang mengobrol dengan Nori membuat Elang semakin marah.

Elang berjalan menuju Nori dan Alin. Elang melihat Alin memegang sebotol minuman di tangannya. Elang lansung mengambilnya tanpa permisi.

"Eh itu minuman aku." ucap Alin kaget saat Elang lansung meminum minuman di botolnya.

"Maaf aku harus banget, sama teman nggak boleh pelit, nanti aku ganti." jawab Elang santai.

"Bukan masalah ganti, ah sudahlah." jawab Alin malas berdebat dengan Elang.

Jika itu terjadi seminggu yang lalu maka Alin akan dengan hati berbagi minuman dengan Elang. Akan tetapi lelaki itu membuat hatinya kesal.

"Maaf Ri, aku sedang butuh wanita ini." ucap Elang menarik tangan Alin.

"Tapi..."

"Daaa Nori." ucap Elang membawa Alin.

Nori kesal saat Elang membawa Alin sesuka hatinya.Jika bukan di sekolahnya mungkin Nori tidak akan segan-segan menghalangi Elang.

"Kita mau kemana?" tanya Alin mencoba melepas tangannya dari Elang.

"Kenapa kamu harus takut bersamaku, setidaknya aku jauh lebih baik daripada lelaki tadi." jawab Elang.

"Ih memuji diri sendiri."

"Memang itu kenyataannya, lelaki tadi playboy."

"Apa hubungannya dengan aku, biarin aja, toh aku bukan pacarnya juga."

"Berteman pilih - pilih jugalah."

"Bagi kalian orang kaya memang harus begitu, berteman harus pilih - pilih, beda sama kami orang biasa, berteman untuk menambah relasi agar membantu kita di kemudian hari." jawab Alin.

"Dengarkan saja aku Alinshy, jangan banyak menjawab, temani aku makan, aku lapar."

Elang menarik tangan Alin menuju mobilnya. Alin yang baru naik mobil mewah nampak agak kikuk.

"Biasa aja mukanya, nggak usah kikiu, aku tidak akan ngapa - ngapain kamu." ucap Elang memasangkan sabuk pengaman.

"Siapa juga yang takut diapain oleh kamu, toh aku kikuk baru pertama naik mobil mewah." ucap Alin dalam hatinya.

"Alinshy."

"Alin."

"Tapi Alinshy lebih bagus." jawab Elang dengan bibir melengkung.

Alin hanya diam tanpa membalas ucapan Elang lagi. Dia hanya memandang ke arah sisi kiri jalan.

Mobil berhenti di sebuah kafe yang agak jauh dari lingkungan sekolah. Tempat ini nampak sangat populer di kalangan anak muda.

"Kita makan di sini aja." ucap Elang sebelum turun dari mobil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!