Pahlawanku

Dengan langkah hati-hati Dania berjalan menuju ke rumahnya.

"Tuan Niko, aku kira siapa tadi?" Helaan nafas Dania begitu lega saat melihat laki-laki itu adalah Niko, di pikirnya orang jahat tadi.

"Nia, maaf aku datang ke rumah kamu sudah seperti penguntit, bahkan aku memakai topi segala," kata Niko saat melihat Dania di hadapannya.

Sempat takut saat melihat Niko seperti itu tadi, Dania mengira Niko itu orang jahat untung saja tidak di pukuli pakai kayu balok, coba kalau sampai di pukuli entah jadi apa Niko?

"Tidak apa-apa, tapi maaf Tuan, ini sudah malam jadi aku tidak bisa mengajak Tuan Masuk," kata Dania tidak enak.

Jika aku mengajak Tuan Niko masuk, aku yakin pasti tetangga sini akan berjulid lagi. Tahu sendiri kan tetangga di sini semua mulutnya rempong, sungguh sudah seperti kontrakan rempong saja. Jika di ladeni, maka urusannya akan panjang kali lebar.

"Iya Nia, aku sengaja menunggu kamu di depan rumahmu," kata Niko membuat Dania bingung.

"Memangnya ada apa Tuan? Apa ada masalah?" Tanya Dania, ia kawatir takutnya di Minimarket terjadi masalah.

Niko tersenyum kecil, membuat Dania merasa lega. Ia tahu kalau senyum Niko terlihat manis, itu tandanya baik-baik saja.

"Tidak ada Nia, aku datang hanya ingin memastikan kalau kamu baik-baik saja," sahut Niko penuh perhatian.

Perhatian Niko tak pernah berubah kepada Nia, dari awal bertemu sampai saat ini. Niko yang selalu ada, Niko yang selalu siap siaga untuk Dania, tapi sayangnya mereka hanya sebatas sahabat saja.

"Kamu sudah makan?" Tanya Niko perhatian.

"Sudah, tadi makan bareng sama Arin," jawab Dania dengan nada lembut.

Niko mengulas senyum semanis mungkin, Dania membalas senyum Niko dengan manis juga.

"Babynya hari ini rewel tidak?" Lanjut Niko dan Dania menggelengkan kepalanya.

Hari ini sang jabang bayi sedang anteng, mungkin tahu mamanya sedang capek. Calon anak pintar, Dania bahagia sekali biarpun hamil tanpa seorang suami, tapi Dania begitu menjaga bayi yang ada di dalam kandungannya. Jangan sampai terluka ataupun kenapa-kenapa, sebaik mungkin Dania jaga calon anaknya. Akan nasibnya seperti apa ke depannya? Dania hanya menyerahkan semuanya kepada yang di atas, karena Dania yakin takdirnya sudah di atur seindah mungkin oleh Tuhan. Nikmati saja prosesnya dengan ikhlas biarpun banyak sekali cobaan di dunia ini. Dania tak pernah menyerah, ia tak pernah rapuh biarpun sering kali merasakan kesedihan tapi dia adalah wanita yang kuat.

"Baiklah, kamu masuklah! Setelah kamu masuk, aku akan pulang," kata Niko dan Dania kembali menganggukkan kepalanya.

Dania akhirnya masuk ke dalam rumah, sedangkan Niko langsung berlalu pergi menaiki mobilnya.

Dania membaringkan tubuhnya di atas kasur tempat tidurnya yang empuk, mengingat kebaikan Niko dan perhatiannya, sikilas Dania tersenyum kecil. Ternyata masih ada orang baik di dunia ini.

****

Tidak terasa satu minggu sudah berlalu, Dania duduk sendirian di kursi taman.

Tiba-tiba sang jabang bayi pingin makan coklat, akhirnya Dania pergi ke Supermarket untuk membeli coklat dan sesampainya di sana, entah ini bawaan bayi atau bagaimana? Dania tiba-tiba mengambil coklat yang harganya agak mahal, Dania kembali menaruh coklat itu kembali, tapi tiba-tiba air matanya menetes begitu saja, seakan-akan tidak rela jika coklat pilihannya itu di kembalikan ke tempatnya.

Saat Dania melihat harganya, Dania melongo, biarpun hanya dua ratus ribu lebih tapi bagi Dania itu sangat mahal.

"Nak, ini harganya sangat mahal, coklat juga tidak terlalu besar," kata Dania mengelus-elus perutnya.

Mengingat gajian masih lama, Dania melongo, jika aku membeli coklat ini maka uang aku akan berkurang, akankah cukup untuk sampai nanti gajian?

Tapi jika tidak beli, nanti anakku ileran. Kasian kamu nak, ibumu ini begitu miskin.

Dania terdiam cukup lama.

Mungkin jika Dania uangnya banyak, ia tidak akan mikir lama untuk membeli coklat itu tapi sayangnya uang Dania tidak banyak.

"Ehem-ehem,"

Mendengar suara deheman Dania menoleh ke sumber suara.

"Kenapa? Apa kamu mau coklat itu?" tanyanya dan Dania mengangguk, tidak enak rasanya.

"Ambillah!!"

Dania menatap laki-laki itu penuh senyum, tidak salah jika aku menyebut dia adalah pahlawanku. Siapa sih yang datang?

"Kenapa bengong? Ambil, sebelum aku berubah pikiran!" ujarnya dengan jail, membuat Dania buru-buru mengambil coklat yang di inginkannya itu.

Kali ini Dania seperti anak kecil yang hampir menangis karena sebuah coklat, untung saja Niko datang di saat yang tepat. Niko itu berada dimana saja, di saat ada Dania di situ juga ada Niko, apa dia ini seorang penguntit?

Bersambung

Terimakasih para pembaca setia

Terpopuler

Comments

Jeankoeh Tuuk

Jeankoeh Tuuk

lanjuttttt

2022-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!