Dania baru saja sampai di tempat tinggalnya yang tidak terlalu besar, ia menyewa tempat ini dan membayarnya satu bulan sekali.
Dania masuk ke dalam kamar mandi, di nyalakan kran air di kamar mandi untuk menguyur tubuh mulusnya yang saat ini penuh dengan tanda merah karena ulah laki-laki yang tidak di kenal.
Bekas merah kini bag tato di setiap lekuk tubuhnya, setiap melihat tanda merah itu ada rasa sedih di dalam hati Dania, kejadian malam itu terus terngiang-ngiang di kepalanya, apalagi Dania tidak mabuk jadi tentunya ia ingat semuanya dengan baik.
"Dania kamu sudah tidak suci lagi," gumamnya dengan suara lirih dan terdengar sendu.
"Laki-laki brengsek!!" Pekik Dania dengan nada marah.
Hal yang tidak pernah aku bayangkan, kini terjadi pada diriku. Aku yang selalu menjaga diri dan kehormatanku, kini semua itu di renggut oleh laki-laki yang tidak aku kenal sama sekali. Entah bagaimana caraku melanjutkan hidupnku? Bagaimana kalau aku hamil?
Di club malam aku selalu jual mahal dengan siapapun, tapi tadi malam kesucianku di renggut begitu saja oleh laki-laki yang tidak aku kenal.
****
Matahari menyusup masuk ke dalam kamar hotel, laki-laki itu akhirnya membuka kedua matanya, tatapan matanya masih linglung, kenapa aku bisa ada di sini? Laki-laki itu tampak kebingungan.
"Bajuku dimana?" tanyanya pada dirinya sendiri saat melihat tubuh kekarnya polos tanpa sehelai benang apapun.
Leon terdiam, ia mengingat kejadian tadi malam, apa yang telah terjadi?
"El, aku tidak bisa berpikir sedikitpun," pekik Leon, ia biasa di panggil dengan sebutan El.
Ia kembali terdiam dan satu persatu tentang tadi malam bermunculan di kepalanya. "Gadis itu, iya gadis itu kemana?" batin El dalam hatinya.
Saat ini aku sangat bingung, apa yang terjadi?
El hendak beranjak dari tempat tidur, namun saat ia hendak bangun ia melihat ada bercak darah di sprei itu. El memperhatikan bercak itu, dan itu benar-benar darah.
"El pasti tadi malam telah terjadi sesuatu," yakin El pada dirinya sendiri.
"Aku harus cari gadis itu," pungkas El dan ia bergegas pergi membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai mandi, El bergegas pergi meninggalkan hotel, sebelum pergi ia menemui resepsionis dan menanyakan tentang gadis yang datang bersama dengan dirinya, namun repsesionis itu tidak tahu kapan gadis itu pergi dari hotel?
El melajukan mobilnya, ia mengingat kejadian tadi malam namun wajah gadis cantik itu samar-samar tidak terlalu ia ingat.
"Aku harus mencarinya kemana?"
"Kenapa kamu pergi tanpa menunggu aku bangun lebih dulu, dasar gadis bodoh."
El menghentikan mobilnya di depan rumahnya, lalu dengan kasar ia turun dari dalam mobil dan langsung masuk ke dalam rumahnya.
"El, kamu darimana?" tanya Revi, yang tidak lain adalah Mamanya Leon.
"Mama kapan datang?" bukannya menjawab, El malah balik bertanya.
"Pasti kamu mabuk-mabukan lagikan, kapan sih El kamu akan berubah?" Revi tampak geram, anaknya ini memang susah sekali di atur.
"Mama, lagian sejak kapan Mama perduli pada El?" El malah menjawab kata-kata Mamanya tidak senang.
Revi menghela nafas berat, kenapa punya anak satu tapi susah sekali di atur?
"Lebih baik kamu menikah saja El, biar ada yang mengurusmu!" Titah Revi dengan tegas.
"Aku tidak mau, nikah juga ujung-ujungnya cerai Ma, aku tidak mau seperti Mama dan Papa," ujar El kepada Mamanya.
"El, jaga bicaramu! Kenapa Mama dan Papa cerai itu ada alasannya," tandas Revi dengan nada marah.
Setiap kali di suruh menikah, El memang susah dan alasan tidak mau seperti Mama dan Papanya yang pernikahannya berakhir dengan sebuah perceraian.
"Jika kamu bisa menjadi suami yang baik, pasti perceraian itu tidak akan terjadi," ujar Revi pada El.
"Sudahlah Ma, El capek, El mau istirahat," kata El yang tidak pernah mau mendengarkan apa kata Mamanya.
"Kamu tidak ke kantor?" tanya Revi dengan nada yang sudah meninggi.
"Ada Rey, biarkan saja dia yang mengurus semuanya hari ini Ma. Aku mau tidur," sahut El dan langsung berlalu masuk ke dalam kamar.
Revi mengelus dadanya, sabar punya anak seperti El, Revi yang harus pergi arisan, ia pun meninggalkan rumah anaknya itu.
Rumah yang cukup mewah yang di beli oleh El sendiri dari hasil kerja kerasnya selama ini. Di tinggali sendiri juga, karena Mamanya juga memilih tinggal di rumah sendiri juga.
Saat di kamar El kembali mengingat wajah gadis cantik itu tapi lagi-lagi tidak ingat, ia hanya mengingat perbuatannya pada gadis itu.
"Aku sudah merenggut kesucian seorang gadis, tapi gadis itu dimana?" Sesal El dalam hatinya, mungkin jika saat ia bangun gadis itu masih ada di sampingnya pasti El akan mencoba membicarakan semuanya dengan baik.
Tapi ini gadis itu entah kemana? Lalu aku harus mencari gadis itu kemana?
"Club, aku harus mencari ke club malam itu!!" kata El dengan yakin.
Apakah El akan menemukan gadis itu di club malam itu?
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Adinda
mudah2 an el mau bertanggungjawab pd dania...
2022-12-15
1
Jeankoeh Tuuk
nasib malang Dania
2022-12-12
0