Tiga hari sudah Abraham tinggal bersama dengan keluarga Arkan, ia sangat menyukainya lain halnya dengan Adelia, sebab. Ia sangat membenci Abraham karena Abraham sangat mesum.
Pada hari Minggu ini Arkan dan Rere akan pergi tinggallah Adelia dan Abraham saja di rumah.
Adelia sedang memasak sarapan untuknya dan juga Abraham akan tetapi, ia hanya memasak sedikit saja, agar Abraham tidak dapat memakan masakannya, saat ia tengah asik memasak.
Abraham datang dan memegang bokong Adelia, sontak saja Adelia langsung memukul kepala Abraham menggunakan centong sayur.
"Dasar, mesum!" seru Adelia.
Abraham berlari sambil tertawa-tawa puas karena sudah berhasil menggoda Adelia.
"Awas, kau Abraham! Aku akan membalasnya nanti. Aku akan memegang bokong mu juga!" teriak Adelia sambil melanjutkan kembali pekerjaannya.
Setelah selesai ia langsung meletakan masakannya di meja, kemudian ia langsung memakannya.
Abraham datang dan duduk di samping Adelia, ia menatap Adelia yang sedang makan.
"Apa, kau tidak memasak juga untukku? Bukannya mam Rere tadi bilang jika kau harus masak untukku, juga?" tanya Abraham sambil menatap wajah Adelia.
Adelia tidak memperdulikan ucapannya, bahkan. Ia tidak melirik Abraham sedikitpun.
"Baiklah, aku akan makan di luar saja. Dan ingat jika terjadi sesuatu padamu aku tidak akan peduli, sebab. Aku tidak akan pulang sampai malam hari saat mama Rere pulang," ucap Abraham mulai bangun dan ia hendak berjalan namun, tangannya ditarik oleh Adelia.
"Jangan pergi, aku bisa berbagi makanan ini padamu," tahan Adelia karena dirinya juga sedikit takut di tinggal pergi oleh Abraham.
Abraham tersenyum lalu ia duduk kembali di samping Adelia.
"Cuma gertak sambal saja sudah takut, dasar lemot," gumam Abraham dalam hatinya.
Abraham memakan makanan Adelia dengan sangat lahap, sedangkan Adelia hanya melihat saja karena Abraham sangat lahap memakan masakannya.
*
*
Rere bersama dengan Arkan berada di tempat olahraga kini mereka berhenti sejenak, untuk mengistirahatkan tubuh mereka berdua.
Sepasang suami istri itu selalu berolahraga setiap hari Minggu.
"Papi, apa sebaiknya kita ceritakan saja pada mereka, kalau mereka kita jodohkan," ucap Rere sambil menatap wajah Arkan.
Arkan tersenyum, sambil mengusap keringat yang ada di wajahnya.
"Belum waktunya, jika anak kita sudah lulus sekolah maka kita akan menceritakannya," jelas Arkan dengan sangat lembut.
"Tapi, sepertinya Malika kedelai hitam yang di besarkan seperti anak sendiri itu, pacarnya Abraham, bukan?"
Arkan tertawa-tawa mendengar ucapan sang istri.
"Darimana Mama mendapatkan, ucapan itu?" tanya Arkan sambil tertawa-tawa dan Rere tersenyum.
"Adelia, yang mengatakan seperti itu, pada Mama," jawab Rere sambil tersenyum manis lalu Arkan mengelus-elus rambut Rere.
*
*
Turki Istanbul.
Sahya dan Sam sedang duduk bersama dengan keluarga besar Sahya, mereka tengah membicarakan kapan Abraham akan menikah.
"Sahya. Mama sangat menginginkan cucu Mama itu menikah," ujar Nenek Hezel pada anaknya tersebut.
Sahya hanya bisa tersenyum sambil menatap kearah suaminya yang berada disampingnya.
"Mama, kami akan segera menikahkan anak itu dan itu hanya perlu waktu dua tahun lagi, dan tidak akan lama lagi," jawab Sam sambil tersenyum manis kepada mertuanya tersebut.
"Baiklah. Mama akan menunggu itu," ucap Nenek Hezel, yang sangat mengharapkan cucunya segera menikah, sebab. Semua cucunya sudah menikah hanya Abraham saja yang belum menikah.
*
*
Adelia sedang mencuci baju dimesin cuci sambil bernyanyi, ia juga bermain gitar dengan sangat mudah. Lalu ia mulai bernyanyi lagu kesukaannya.
"Dia pandai bernyanyi, akan tetapi, dia itu sedikit lemot," gumam Abraham dalam hatinya.
"Ternyata, aku pandai juga bermain gitar ini," ucap Adelia, yang disusul gelak tawanya sambil memegang gitar yang ada ditangannya.
Abraham menepuk keningnya akan sikap lemot Adelia.
"Ternyata dia sendiri saja, tidak mengerti dengan apa yang sedang dilakukannya," gumam Abraham dalam hatinya.
Setelah selesai mencuci baju Adelia masuk kedalam ruang tamu, ia duduk santai sambil menonton film Drakor, ia tersenyum-senyum sendiri karena film tersebut melihatkan adegan yang sangat lucu sampai-sampai ia tertawa lepas.
"Ya ampun, kau bodoh sekali," tawa Adelia sangat keras, sehingga mengganggu Abraham tidur sian dan ia langsung menghampiri Adelia.
"Hei! Bisakah kau kecilkan suaramu itu, kau sudah merusak tidur siang ku!" teriak Abraham sambil melemparkan bantal ke wajah Adelia.
"Dasar mesum, kemari kau! " teriak Adelia sambil mengejar Abraham yang berlari sambil menjulurkan lidahnya.
Adelia benar-benar sangat marah pada Abraham sehingga, ia berhenti dan ia mengambil sebuah guci, kemudian ia tersenyum kepada Abraham sambil menatap kearah guci yang ia pegang.
"Jangan! Adelia, jangan!" teriak Abraham yang melihat guci tersebut mendarat di kepalanya kemudian ia tersenyum.
"Kau, benar-benar hebat," ucap Abraham yang mulai terjatuh pingsan, saat melihat darah keluar dari kepalanya.
"Abraham! Aku tidak sengaja melakukannya, bangunlah!" teriak Adelia, sambil menggoyangkan tubuh Abraham.
Akan tetapi. Abraham tidak sadarkan diri sehingga ia panik bukan main.
Rumah sakit.
Perlahan Abraham membuka kedua matanya kemudian ia melihat dirinya ada di rumah sakit.
"Adelia, aku mau pulang," ucap Abraham dengan sangat lemas, membuat Adelia langsung mendekatinya.
"Iya, kita akan pulang setelah kau sudah sadar betul kata. Dokter tadi, "jawab Adelia dengan sangat lembut, membuat Abraham muak dan kesal padanya karena kejadian tadi.
"Dasar lemot, tadi saja dia sangat kasar padaku, sepertinya ini kesempatan buatku untuk mengerjainya," gumam Abraham dalam hatinya.
Adelia hanya diam saja saat melihat Abraham senyum-senyum sendiri.
"Aku merasa takut, dia sepertinya sudah tidak waras lagi sejak tadi aku membuatnya terluka," gumam Adelia didalam hatinya.
Abraham memegang kepalanya lalu ia berkata, "Pijat kepalaku ini, sakit sekali."
Adelia menghembuskan nafasnya dalam-dalam, sebab. Ia harus mencoba untuk sabar karena ia sudah membuat Abraham masuk rumah sakit karena aksinya tadi.
Adelia mulai memijat kepala Abraham dengan sangat perlahan.
"Hei, pelan-pelan. Kau menyakiti kepalaku," keluh Abraham.
Dan Adelia hanya diam dan mengikuti ucapan Abraham.
"Lemot, dasar payah baru seperti ini saja dia takut apa lagi yang lain," gumam Abraham dalam hatinya.
*
*
Malam hari tiba. Abraham dan Adelia baru saja pulang dan mereka langsung masuk kedalam kamar masing-masing.
Karena mereka sudah sangat lelah dan akan beraktivitas kembali. Sebab, besok adalah hari Senin.
Saat Arkan dan Rere pulang mereka langsung beristirahat karena mereka sangat leleh, mereka tidak melihat keberadaan anak-anaknya.
Sehingga mereka langsung tidur saja tanpa melihat anak-anak terlebih dahulu.
"Pi, apa anak-anak sudah tidur," ucap Rere dengan sangat pelan, sebab. Ia sudah mulai tertidur tanpa ia sadari sedangkan suaminya sudah tertidur pulas di sampingnya, sejak tadi.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments