Rere dan Malika sangat aneh menatap kearah Adelia dan Abraham yang sedang adu mulut.
"Sebenarnya, ada apa?" tanya Rere, dengan sangat lembut karena ia tidak tahu apa yang sedang diributkan oleh Abraham dan Adelia.
"Bibi, sebenarnya Adelia sudah menghina Malika, bahkan. Dia juga tidak sopan pada yang lebih tua darinya," ungkap Abraham. Membuat Adelia menatap tajam kearahnya.
"Awas kau, Abraham, aku akan membuatmu menyesal sudah mengaduh pada mama Rere," gumam Adelia dalam hatinya.
"Adelia, apa yang kamu ucapkan pada Malika?" tanya Rere, dengan sangat serius sambil menatap wajah Adelia.
"Mampus aku ini, apa yang harus aku ucapkan pada mama," gumam Adelia didalam hatinya.
"Katakan!" bentak Rere membuat Adelia harus berkata jujur walaupun sehabis ini ia akan dapat hukuman.
"Adelia, mengatakan kalau Malika seperti kedelai hitam yang dibesarkan seperti anak sendiri," ungkap Adelia.
Rere menahan tawanya agar tidak pecah karena, ia juga baru menyadari kata-kata itu, sangat lucu dibenaknya.
"Jangan sampai ketawa ini pecah, aku juga sangat lucu mendengar nama itu," gumam Rere dalam hatinya.
"Malika, maafkan Adelia. Ya,"ucap Rere menahan tawanya, dan ia menutupinya dengan tersenyum manis.
"Kata-kata Adelia masuk, kedalam pikiran ini selalu," gumam Rere dalam hatinya.
Rere tidak fokus dengan apa yang ia dengar dari Anak-anaknya, sebab. Ucapan Adelia selalu saja masuk kedalam pikirannya.
"Malika, kedelai hitam yang dibesarkan seperti anak sendiri."
"Berikan, jus itu milik ku!" teriak Adelia, sambil mencoba mengambil jus miliknya kembali dari tangan Abraham.
"Aku tidak mau, ambil, ambil, kalau kau bisa!" teriak Abraham sambil meminum habis jus jeruk milik Adelia.
"Kau!" seru Adelia sambil menatap tajam kearah Abraham, kemudian ia hendak memukul tubuh Abraham, akan tetapi. Ia berhenti saat mendengar Mama Rere tertawa-tawa lepas.
Rere tertawa-tawa sambil menutup mulutnya menggunakan tangannya, sebab. ia saat ini sedang ditatap oleh Abraham dan Malika juga dengan Adelia.
"Apa, ada yang lucu?" tanya Adelia sambil menatap wajah Mamanya yang terlihat sangat malu.
"Tingkah kalian lucu, iya benar lucu, iya lucu, " jawab Rere dengan cepat, agar anak-anaknya tidak mengetahui yang sebenarnya.
"Sepertinya, mama menyembunyikan sesuatu pada kami, aku akan bertanya kepada mam Rere nantinya," gumam Adelia didalam hatinya.
Setelah Malika makan malam bersama dengan Abraham, dan juga Mama Rere, kini ia sudah pulang mengendari mobil miliknya sendiri tanpa harus diantarkan oleh
Abraham.
*
*
Kini Adelia tengah duduk sambil menonton film Drakor komedi kesukaannya, jiwa jahil Abraham meronta-ronta melihat Adelia diam dan sangat tenang.
"Adelia, bagaimana jika kita main tebak gambar," ucap Abraham sambil mendekati Adelia dan ia duduk di samping Adelia.
"Uuummm, tebak gambar seperti apa?" tanya Adelia tanpa melirik kearah Abraham sedikitpun.
"Kau ini bagaimana. jika aku memberi tahu mu maka namanya bukan tebak gambar. Akan tetapi, memberi tahu gambar," ucap Abraham sambil menoyor kepala Adelia dengan sangat kuat.
"Hei! Mesum, kau tidak sopan!" jerit Adelia sambil memukul lengan Abraham menggunakan bantal.
"Hentikan!" teriak Rere, membuat Adelia dan Abraham langsung diam sambil menatap satu salam lainnya.
"Masuk kamar masing-masing, jangan ada yang bersuara!" teriak Rere membuat Adelia langsung masuk kedalam kamarnya, sedangkan Abraham hanya diam saja di tempatnya.
Mam Rere bergegas pergi masuk kedalam kamarnya dan Abraham langsung tersenyum.
"Maaf mama, aku harus mengerjai anak lemot itu," ucap Abraham sambil berjalan masuk kedalam kamar Adelia.
Sesampainya ia didalam kamar ia langsung mengunci pintu kemudian ia menatap kearah Adelia.
"Kau! Ke-- " ucap Adelia yang terputus karena Abraham langsung menutup mulutnya menggunakan tangan.
"Jangan berisik, jika bibi Rere dengar habislah kita. Kau diam saja dan kita akan bermain tebak gambar," bisik Abraham ditelinga Adelia.
Adelia pun menganggukkan kepalanya sambil menatap wajah Abraham.
"Baiklah tapi. Bagaimana caranya kita main tebak gambar, itu?" tanya Adelia sambil menatap wajah Abraham dengan sangat dekat.
"Jantung ini, kenapa berdetak kencang, dia itu hanyalah anak bau ingus yang lemot saja," gumam Abraham dalam hatinya.
"Seperti ini, kau cari saja gambar apa saja lewat internet dan kau letakan diatas kepalaku. Begitu juga dengan diriku dan kini giliran kau yang memulainya."
Abraham mulai mencari gambar dan ia memilih gambar sapi yang sedang menyusui, ia tersenyum lalu ia meletakan ponselnya diatas kepala Adelia dengan perlahan.
"Kau tebak apa saja, dan yang akan aku katakan hanya iya, tidak, bisa jadi, sedikit lagi, hanya itu saja. Apa kau mengerti?" tanya Abraham, pada Adelia karena ia kurang yakin kalau Adelia mengerti apa yang ia ucapkan tadi.
Adelia menganggukkan kepalanya sambil menatap wajah Abraham.
"Kita mulai, dari sekarang!" teriak Abraham mulai menyalakan timer untuk menghitung siapa cepat diantara mereka.
"Apa, ini buah?" tanya Adelia sambil menatap wajah Abraham dengan sangat serius.
"Bukan," jawab Abraham dengan sangat cepat.
"Apa dia bulat? Dan ada lonjong sedikit?" tebak Adelia membuat Abraham tidak fokus.
"Bulat dan lonjong. Bukankah itu milikku. Ah, aku ini sudah tertular lemotnya itu," gumam Abraham dalam hatinya.
Abraham hanya diam saja membuat Adelia kesal pasalnya ia sudah berteriak-teriak, dan Abraham hanya diam saja.
"Apa dia memiliki dua telur, dan satu sosis besar?" tanya Adelia, dengan sengaja karena ia kesal pada Abraham.
Abraham sepontan menjawab.
"Iya, itu milikku!" teriak Abraham dan ia menyadari apa yang barusan ia jawab, dan ia langsung menutup mulutnya menggunakan tangannya.
"Milik mu, kau ini sangat mesum!" jerit Adelia, sambil melihat apa gambar yang sebenarnya, dan ia melihat seekor sapi sedang menyusui.
"Kau ini, benar-benar sangat mesum, aku kira kau benar-benar akan bermain denganku. Akan tetapi. Kau malah berfikir kotor!" seru Adelia, yang menggelengkan kepalanya sambil menatap gambar sapi yang sedang menyusui.
"Bukan seperti itu maksudnya, aku hanya ingin bermain saja, sebab. Aku ingin melihat kau masih lemot, atau sudah tidak ada lagi hanya itu saja aku tidak berfikir mesum sama sekali. Akan tetapi, jika kau membuka bajumu disini aku mungkin akan berfikir mesum."
Adelia langsung memukuli Abraham menggunakan bantal miliknya sehingga Abraham keluar dari kamarnya.
"Dasar mesum, dia tidak pernah berubah dari dulu sampai saat ini. Masih saja mesum," ucap Adelia sambil menidurkan tubuhnya di atas kasur miliknya.
"Uuummm, nyaman sekali ... aku sangat mengantuk jika sudah bertemu dengan bantal seperti ini," ucap Adelia, beberapa detik kemudian mulai terdengar dengkuran halus dan ternyata Adelia sudah tertidur pulas.
*
*
Abraham tidur di kamar tamu karena ia tidak mau tidur di rumahnya sendiri, walaupun rumahnya berdekatan dengan rumah Bibi Rere.
"Adelia, dia sudah dewasa dan cantik," ucap Abraham tanpa sadar dan beberapa detik kemudian ia menyadari ucapannya.
"Tidak, tidak. Aku ini bicara apa sih," ucap Abraham sambil mengusap kasar wajahnya menggunakan kedua tangannya.
Abraham mengingat-ingat kembali wajah dan lekuk tubuh Adelia, membuat dirinya menahan pikiran itu. Ya, memang dia sangat mesum selalu saja berfikir kotor dari dulu sampai saat ini, tidak ada perubahannya sama sekali.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments