Bab. 3 ° Hanya delusi

Meskipun hanya roh, Bhanu punya kekuatan supernatural. Seperti pagi ini, Mili sangat lelah mencuci baju. Bahkan tubuhnya terasa remuk karena mengangkat timba berisi cucian untuk naik ke atap.

“Oh, punggungku,” keluh Mili.

“Sebenarnya berapa umur kamu?” tanya Banu yang mengikuti Mili di belakang. Pria ini sedang mengejek.

“Aku masih muda," sungut Mili.

“Sepertinya kamu hanya berpura-pura muda. Lihatlah. Hanya mengangkat timba kecil ini kamu menjadi bungkuk. Mungkin wajah kamu muda, tapi umur kamu sudah lima puluh tahun,” ejek Banu.

“Jangan hanya mengejek dong. Ayo tolongin bawa. Aku kan kelelahan karena selesai bekerja,” sungut Mili. Ctak! “Hei!” Mili terkejut saat timba itu terlepas dari tangannya. Hanya dengan menjentikkan jari, timba itu melayang dan sampai ke atap dengan cepat. Bahkan meninggalkan Mili yang tiba belakangan. Roh Banu memang punya kekuatan. Namun tidak bisa membunuh atau mencelakai orang.

Oh, ya perlu di ketahui. Roh ini tidak seperti kebanyakan roh lainnya. Roh Banu tidak merasa sakit dan lenyap saat terkena sinar matahari. Banu bisa bergantian pakaian tiba-tiba yang entah ia dapat darimana. Perlu di deskripsikan dengan detail juga kalau roh ini sangatlah tampan dan bersih. Tidak bau amis dan tubuhnya berdarah-darah. Banu itu roh elit sejagat.

Dia juga bisa menyentuh dan di sentuh Mili. Mungkin memang hanya Mili yang bisa melakukannya. Jadi saat bersama Mili, mereka mirip manusia. Hanya saja di sekitar roh Banu ada semacam cahaya kebiru-biruan yang menandakan dia bukan dari alam yang sama dengan Mili.

“Oh, terima kasih Pak. Anda memang baik,” kata Mili riang. “Sejak kemarin-kemarinnya kek kayak gini. Jadi kan tugasku juga ringan.” Mili menepuk tangannya ceria. “Aku akan menjemur pakaian!” Senyum Mili mengingatkan dia dengan seseorang.

"Arggg!" jerit Banu membuat Mili terkejut. Ia langsung meletakkan jemurannya dan mendekati Banu yang memegangi kepalanya.

"Pak. Bapak tidak apa-apa?" tanya Mili. Banu masih mengerang. Mili membuka t-shirt yang di pakainya. Untung saja dia memakai tank top di dalamnya. Gadis ini menggunakan t-shirt-nya untuk menutupi kepala Banu. Ini membuat Banu yang tadi mengerang terkejut. Erangannya lenyap. Apalagi saat melihat tubuh gadis ini memakai pakaian minim di depannya.

"A-apa yang kau lakukan?" tanya Banu tanpa sadar telinganya memerah. Meski tubuh Mili tidak terlalu berisi, gundukan itu kenyal dan padat. Tentu saja agak mencolok di depan mata.

"Bapak mengerang. Dan yang aku tahu, roh itu takut akan sinar matahari. Jadi aku sedang melindungi Bapak," ujar Mili. Bola matanya juga menatap Banu dengan tatapan polos. Dia jujur.

"Y-ya, tapi kamu ..." Banu mengalihkan padangan ke arah lain. Dia menutup mulutnya tidak mampu berkata-kata lain karena tubuh terbuka milik gadis ini. "Aku ini roh yang tahan dengan sinar matahari Mili."

"Ah, benarkah?" Mili terkejut.

"Jadi pakai kembali kaos mu," perintah Banu masih dengan telinga memerah. Tangan Mili yang menutupi kepala Banu turun. "Kamu harus segera. Karena ini di luar, tubuh mu tidak boleh terlihat seperti itu. Mata pria akan melihatmu dengan pandangan mesum."

"Pria di sini hanya ada Bapak. Tidak ada yang lain," celetuk Mili.

"Jadi kamu pikir aku mesum?" tanya Banu tersinggung. Dia menoleh pada Mili.

"Maaf." Mili sudah memakai kaosnya lagi.

"Selesaikan cepat, lalu turun. Bukankah sebentar lagi kamu bekerja?"

"Ya. Baik, Pak."

**

Sungguh kerja di perusahaan besar itu tidak seenak kelihatannya. Dengan gaji dan fasilitas yang memadai, pekerjaan dan tanggung jawab yang di emban juga besar dan sulit.

Sejak tadi datang, Mili terus saja mengerjakan sesuatu di komputernya. Ia belum sempat menengok ke kanan dan ke kiri. Saat melihat ke sekitar, yang lain pun demikian.

Saat ini Mili tengah mengerjakan bahan presentasi. Ia menggunakan ppt (Power Point) karena ingin bahan presentasi itu dalam bentuk slide.

"Huh, ternyata bekerja di sini bukan perkara mudah," lirih Mili setengah mengeluh.

"Ini perusahaan Mandala yang elit. Kamu pikir berkerja di sini bisa bersantai-santai?" tegur Pak Banu yang muncul tiba-tiba di belakangnya. Mili terkejut. Dia memutar tubuhnya ke belakang. Pak menatapnya tajam. Mili kembali memutar tubuhnya untuk melihat ke arah komputer.

Kenapa ia muncul lagi? keluh Mili.

"Kerjakan lagi ppt itu," perintah Pak Banu. Mili langsung bermuka masam.

"Kenapa saya harus membuat ulang?" tanya Mili tanpa suara. Karena tidak mungkin ia berbincang dengan roh Banu yang tidak bisa di lihat orang lain.

"Karena itu kurang bagus. Itu jelek. Kalau aku di sodorkan presentasi semacam itu, bisa di pastikan akan aku coret dan kembalikan ulang padamu," tegas Banu dengan tangan di lipat.

Mili menekuk bibirnya.

"Siapa yang menyuruhku hanya lulus SMA ini masuk perusahaan Mandala? Aku kan memang bodoh," keluh Mili lewat tulisan yang ia ketik di layar monitor.

Banu tersenyum melihat tulisan itu.

"Aku mengerti. Aku yang salah sudah membuatmu terjun dalam pekerjaan yang sulit. Baiklah. Dengar dan lihat baik-baik. Aku akan mengajarimu caranya dengan singkat," kata Banu.

Deg! Mili tidak menduga kalau dadanya berdebar saat roh Banu mendekat ke arahnya. Ketika ujung dagu pria itu menyentuh pucuk kepalanya. Apalagi saat kedua tangan Banu menempel tepat di atas tangannya. Membimbing tangannya untuk mengerjakan tugasnya di komputer.

Tanpa sadar Mili menoleh dan mendongak melihat wajah pria ini dari dekat.

Tampan. Pria ini tampan.

"Lihat ke komputer, Mili. Bukan melihat wajahku," tegur Banu yang menyadari gadis ini tengah menatapnya. Beberapa detik mereka saling bertatapan. Kemudian berakhir dengan Mili yang mengalah dan melihat ke komputer lagi.

"M-maafkan saya," lirih Mili.

"Nah sudah selesai," tukas Banu. Mili menatap layar monitor takjub. Pekerjaan terlihat lebih bagus daripada miliknya tadi. Maklum saja. Dia masih kurang pandai.

"Anda pintar sekali, Pak." Mili mengucapkannya dengan wajah riang. Pria itu tersenyum juga.

"Tentu saja. Aku direktur perusahaan ini, Mili. Perlu kamu ingat itu."

"Tentu saja. Apa yang perlu aku ributkan," kata Mili sadar.

"Aku pergi. Cepat pulang kalau sudah waktunya pulang," kata Banu mirip orangtuanya. Mili menipiskan bibir. Banu menghilang dan berakhir di depan gedung Mandala.

"Apa yang aku rasakan tadi. Berdebar? Aku berdebar saat berada dekat sekali dengan gadis itu? Apakah aku waras?" Banu menggelengkan kepala. Rupanya, debaran itu tidak hanya di alami Mili. Pria ini juga berdebar saat bola mata bulat milik Mili menatapnya dari dekat. "Tidak. Mungkin ini hanya delusi. Ya. Aku hanya sedang melakukan kerja sama dengan dia. Bukan yang lain."

..._________...

Terpopuler

Comments

Jane

Jane

aku udh ksh tips juga vote 👍 semangat yaa 👏👏👏

2023-10-23

0

Chesta Haydar

Chesta Haydar

ke2nya sama2 ada perasaan tu. tpi pak bhanunta hanya sebatas membantu krn cepat mandala.

2023-06-21

0

Yanti dian Nurhasyanti

Yanti dian Nurhasyanti

milli jatuh cinta sama roh banu😇

2022-12-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 ° Roh Elit sejagat
2 Bab. 2 ° Pria tampan
3 Bab. 3 ° Hanya delusi
4 Bab. 4 ° Tidak berdaya
5 Bab. 5 ° Mili dan Banu
6 Bab. 6 ° Kejadian hari ini
7 Bab. 7 ° Musuh di dalam perusahaan
8 Bab. 8 ° Banu bertindak
9 Bab. 9 ° Pengakuan
10 Bab. 10 ° Mencurigakan
11 Bab. 11 ° Dia atasanku
12 Bab. 12 ° Wanita idaman Haras
13 Bab. 13 ° Rencana Cahaya
14 Bab. 14 ° Interogasi
15 Bab. 15 ° Ada hantu di sampingmu
16 Bab. 16 ° Mencari tahu
17 Bab. 17 ° Berkunjung ke rumah sakit
18 Bab. 18 ° Rasa sakit menyerang Pak Banu
19 Bab. 19 ° Menunggu
20 Bab. 20 ° Cahaya marah
21 Bab. 21 ° Berita buruk
22 Bab. 22 ° Rapat
23 Bab. 23 ° Banu sadar dari koma
24 Bab. 24 ° Menemui Mili
25 Bab. 25 ° Kembali ke tempat ini
26 Bab. 26 ° Sakit hati dan kesal
27 Bab. 27 ° Sesak melihat mu lagi
28 Bab. 28 ° Mencari kesempatan
29 Bab. 29 ° Kemunculan pria ini
30 Bab. 30 ° Bertemu Musuh
31 Bab. 31 ° Kesepakatan sepihak
32 Bab. 32 ° Rencana untuk Banu
33 Bab. 33 ° Kenapa harus terjadi lagi?
34 Bab. 34 ° Ganti baju
35 Bab. 35 ° Musuh muncul
36 Bab. 36 ° Rumah kenangan
37 Bab. 37 ° Kenapa aku seperti ini?
38 Bab. 38 ° Ada harapan?
39 Bab. 39 ° Rencana
40 Bab. 40 ° Tingkah Banu aneh
41 Bab. 41 ° Menemui Mili
42 Bab. 42 ° Anda keliru
43 Bab. 43 ° Tidak perlu berterima kasih
44 Bab. 44 ° Seperti drama
45 Bab. 45 ° Perihal jodoh
46 Bab. 46 ° Marah
47 Bab. 47 ° Mengerti
48 Bab. 48 ° Pendamping?
49 Bab. 49 ° Inilah waktunya
50 Bab. 50 ° Untuk tahu mengapa aku gelisah
51 Bab. 51 ° Hati yang melunak
52 Bab. 52 ° Ingin bertemu
53 Bab. 53 ° Delivery order
54 Bab. 54 ° Ruangan Banu
55 Bab. 55 ° Cerita lalu
56 Bab. 56 ° Memori yang hilang
57 Bab. 57 ° Dia Mili
58 Bab. 58 ° Membuka hati
59 Bab. 59 ° Informasi
60 Bab. 60 ° Kencan
61 Bab. 61 ° Dia adalah
62 Bab. 62 ° Cemburu
63 Bab. 63 ° Sebuah cerita di waktu itu
64 Bab. 64 ° Masih kencan
65 Bab. 65 ° Kartu as untuk musuh
66 Bab. 66 ° Sekutu
67 Bab. 67 ° Persiapan
68 Bab. 68 ° Rapat penentuan
69 Bab. 69 ° Mulai menyerang
70 Bab. 70 ° Mengumpulkan omong kosong
71 Bab. 71 ° Mengaku salah
72 Bab. 72 ° Kenapa tidak menyangkal?
73 Bab. 73 ° Kini giliran menyerang
74 Bab. 74 ° Tolong fokus
75 Bab. 75 ° Keputusan
76 Bab. 76 ° Marah
77 Bab. 77 ° Mencari mu
78 Bab. 78 ° Aku rindu
79 Bab. 79 ° Memelukmu
80 Bab. 80 ° Aku seperti orang jahat
81 Bab. 81 ° Di rumah Mili
82 Bab. 82 ° Mili tahu
83 Bab. 83 ° Klasik
84 Bab. 84 ° Pulang ke rumah.
85 Bab. 85 ° Memanas
86 Bab. 86 ° Mencari penyebar informasi
87 Bab. 87 ° Menikah?
88 Bab. 88 ° Kesibukan Banu sekarang
89 Bab. 89 ° Masa depan
90 Bab. 90 ° Ini istimewa untukku
91 Bab. 91 ° Putusan
92 Bab. 92 ° Kembali ke perusahaan
93 Bab. 93 ° Bertemu dengan bibi
94 Bab. 94 ° Meja makan yang hangat
95 Bab. 95 ° Bridal house
96 Bab. 96 ° Rencana selanjutnya
97 Bab. 97 ° Gaun yang pas
98 Bab. 98 ° Bahagia
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab. 1 ° Roh Elit sejagat
2
Bab. 2 ° Pria tampan
3
Bab. 3 ° Hanya delusi
4
Bab. 4 ° Tidak berdaya
5
Bab. 5 ° Mili dan Banu
6
Bab. 6 ° Kejadian hari ini
7
Bab. 7 ° Musuh di dalam perusahaan
8
Bab. 8 ° Banu bertindak
9
Bab. 9 ° Pengakuan
10
Bab. 10 ° Mencurigakan
11
Bab. 11 ° Dia atasanku
12
Bab. 12 ° Wanita idaman Haras
13
Bab. 13 ° Rencana Cahaya
14
Bab. 14 ° Interogasi
15
Bab. 15 ° Ada hantu di sampingmu
16
Bab. 16 ° Mencari tahu
17
Bab. 17 ° Berkunjung ke rumah sakit
18
Bab. 18 ° Rasa sakit menyerang Pak Banu
19
Bab. 19 ° Menunggu
20
Bab. 20 ° Cahaya marah
21
Bab. 21 ° Berita buruk
22
Bab. 22 ° Rapat
23
Bab. 23 ° Banu sadar dari koma
24
Bab. 24 ° Menemui Mili
25
Bab. 25 ° Kembali ke tempat ini
26
Bab. 26 ° Sakit hati dan kesal
27
Bab. 27 ° Sesak melihat mu lagi
28
Bab. 28 ° Mencari kesempatan
29
Bab. 29 ° Kemunculan pria ini
30
Bab. 30 ° Bertemu Musuh
31
Bab. 31 ° Kesepakatan sepihak
32
Bab. 32 ° Rencana untuk Banu
33
Bab. 33 ° Kenapa harus terjadi lagi?
34
Bab. 34 ° Ganti baju
35
Bab. 35 ° Musuh muncul
36
Bab. 36 ° Rumah kenangan
37
Bab. 37 ° Kenapa aku seperti ini?
38
Bab. 38 ° Ada harapan?
39
Bab. 39 ° Rencana
40
Bab. 40 ° Tingkah Banu aneh
41
Bab. 41 ° Menemui Mili
42
Bab. 42 ° Anda keliru
43
Bab. 43 ° Tidak perlu berterima kasih
44
Bab. 44 ° Seperti drama
45
Bab. 45 ° Perihal jodoh
46
Bab. 46 ° Marah
47
Bab. 47 ° Mengerti
48
Bab. 48 ° Pendamping?
49
Bab. 49 ° Inilah waktunya
50
Bab. 50 ° Untuk tahu mengapa aku gelisah
51
Bab. 51 ° Hati yang melunak
52
Bab. 52 ° Ingin bertemu
53
Bab. 53 ° Delivery order
54
Bab. 54 ° Ruangan Banu
55
Bab. 55 ° Cerita lalu
56
Bab. 56 ° Memori yang hilang
57
Bab. 57 ° Dia Mili
58
Bab. 58 ° Membuka hati
59
Bab. 59 ° Informasi
60
Bab. 60 ° Kencan
61
Bab. 61 ° Dia adalah
62
Bab. 62 ° Cemburu
63
Bab. 63 ° Sebuah cerita di waktu itu
64
Bab. 64 ° Masih kencan
65
Bab. 65 ° Kartu as untuk musuh
66
Bab. 66 ° Sekutu
67
Bab. 67 ° Persiapan
68
Bab. 68 ° Rapat penentuan
69
Bab. 69 ° Mulai menyerang
70
Bab. 70 ° Mengumpulkan omong kosong
71
Bab. 71 ° Mengaku salah
72
Bab. 72 ° Kenapa tidak menyangkal?
73
Bab. 73 ° Kini giliran menyerang
74
Bab. 74 ° Tolong fokus
75
Bab. 75 ° Keputusan
76
Bab. 76 ° Marah
77
Bab. 77 ° Mencari mu
78
Bab. 78 ° Aku rindu
79
Bab. 79 ° Memelukmu
80
Bab. 80 ° Aku seperti orang jahat
81
Bab. 81 ° Di rumah Mili
82
Bab. 82 ° Mili tahu
83
Bab. 83 ° Klasik
84
Bab. 84 ° Pulang ke rumah.
85
Bab. 85 ° Memanas
86
Bab. 86 ° Mencari penyebar informasi
87
Bab. 87 ° Menikah?
88
Bab. 88 ° Kesibukan Banu sekarang
89
Bab. 89 ° Masa depan
90
Bab. 90 ° Ini istimewa untukku
91
Bab. 91 ° Putusan
92
Bab. 92 ° Kembali ke perusahaan
93
Bab. 93 ° Bertemu dengan bibi
94
Bab. 94 ° Meja makan yang hangat
95
Bab. 95 ° Bridal house
96
Bab. 96 ° Rencana selanjutnya
97
Bab. 97 ° Gaun yang pas
98
Bab. 98 ° Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!