Arwah CEO Tampan
Mili duduk dengan tangan dingin di sofa sebuah ruang kantor yang begitu mewah. Tentu saja mewah. Ini gedung perusahaan Mandala yang begitu besar itu. Setelah menunggu beberapa menit, muncullah seorang wanita yang cantik menemuinya.
“Kamu, Mili?” tanya wanita itu begitu anggun. Suaranya pun bagus. Selaras dengan tampang cantiknya.
“Ya. Saya Mili.” Dengan sopan Mili mengangguk.
Wanita itu duduk di depan Mili. Seorang pria yang sejak tadi berdiri di sana, memberikan sebuah berkas padanya.
“Aku direktur utama. Cahaya namaku. Kamu tahu kami membutuhkan karyawan, tapi kami tidak sedang mencari karyawan yang hanya lulusan SMA.” Rupanya itu berkas miliknya Mili. Ya. Dia hanya lulusan SMA. Dimana kebanyakan sulit akan di terima kerja di perusahaan besar, karena mereka menerima lulusan sarjana saja. “Namun karena ini ada hal spesial, kami menerima kamu di perusahaan ini.” Langsung saja direktur wanita ini bicara tanpa basa-basi.
“Terima kasih, Bu direktur. Saya ucapkan banyak terima kasih.” Kepala Mili mengangguk lagi.
“Namun sebelum kamu resmi masuk ke dalam jajaran karyawan perusahaan Mandala, sebenarnya bagaimana kamu mengenal Banu?" tanya Cahaya dengan mata curiga. Sorot mata itu menjadi tajam. Seakan ingin menembus hati setiap orang yang sedang berbicara dengannya. "Kamu bukan bersekongkol untuk membuat kekacauan di dalam perusahaan bukan?"
Mili terkesiap. Kepala gadis ini menunduk, takut.
Sebenarnya dia tidak ingin berada di perusahaan ini. Meskipun ini perusahaan impiannya, jika harus berbohong, Mili tidak sanggup. Lalu apa dasar yang membuat ia bisa duduk di sini dan berhadapan langsung dengan direktur perusahaan ini?
"Maaf, Bu direktur. Saya hanya salah satu orang yang beruntung bisa mengenal Pak Banu. Saya tidak pernah tahu kalau ternyata beliau adalah CEO perusahaan ini." Meski debaran di dada tidak kunjung reda karena takut, Mili akhirnya mampu menjawab dengan sikap wajar.
"Bagaimana kalian bisa bertemu?" tanya perempuan ini masih curiga. Rupanya Mili tidak bisa begitu saja merasa lega.
"Saya barista di kedai kopi, Pak Banu adalah pelanggan kedai tempat saya bekerja," ujar Mili. Perempuan itu menatap Mili agak lama. Seperti ingin mengulitinya. "
"Di balik tampangnya yang dingin, dia sebenarnya orang yang sangat hangat.” Sorot mata wanita ini menerawang jauh. “Tidak banyak orang yang tahu itu.” Direktur Cahaya tersenyum getir.
Benarkah dia orang yang hangat? Brrr ... memikirkan saja rasanya bulu kudukku berdiri. Itu tidak mungkin.
“Benar,” jawab Mili. Wanita itu menatap lurus gadis ini. Menatap dalam. Mungkinkah beliau menemukan alasan tepat kenapa keponakannya, bisa dekat dengan gadis biasa ini?
“Jadi kapan kamu terakhir kamu bertemu dengannya?” Ini bisa juga di sebut wawancara. Namun isinya tetap seputar Pria itu. Banu, CEO Mandala.
“Sebelum Pak Banu berangkat ke Jepang.”
“Jepang?” tanya direktur utama Cahaya terkejut.
“I-iya.” Mili menjawab dengan gugup karena direktur cantik ini mencondongkan tubuhnya dengan tiba-tiba. Lagi-lagi perempuan ini diam seraya menatap Mili dalam. Gadis ini menundukkan pandangan karena takut di anggap tidak sopan jika ikut menatap beliau.
Itu ketika Banu mengalami kecelakaan. Kenapa pas sekali?
“Terima kasih. Kamu bisa bekerja di perusahaan ini. Ambil dokumen perjanjian kontrak, Haras.”
“Baik.” Pria itu berjalan ke meja yang ada di belakang mereka. Lalu kembali ke depan sambil membawa map berwarna biru tua. Menyerahkan pada direktur Cahaya.
“Tanda tangani kontrak kerja ini, kamu akan menjadi karyawan perusahaan Mandala.” Beliau menunjukkan dokumen itu.
...*****...
Saat sarapan pagi tadi, ada telepon masuk ke ponsel bututnya. Itu dari perusahaan ini. Ternyata ia di minta untuk datang ke perusahaan karena lamaran pekerjaan miliknya.
Sebenarnya Ini adalah hal yang membahagiakan. Namun di balik semua itu, ada rasa tegang dan takut. Karena kemunculannya di perusahaan besar ini bukan tanpa sebab. Dia bisa masuk dalam daftar karyawan baru di dalam perusahaan karena jasa seorang arwah.
Arwah? Ya. Arwah adalah jiwa orang yang meninggal atau roh. Arwah yang itu? Benar. Dia sedang di bantu oleh arwah yang muncul tiba-tiba di hadapannya. Namun ini bukan arwah biasa. Dia arwah berjenis kelamin laki-laki. Visualnya juga tidak main-main. Roh ini punya wajah tampan, pakaiannya juga berkelas. Dialah arwah paling elit sejagat.
“Aku adalah CEO perusahaan Mandala,” ungkapnya saat beberapa hari sudah menghantuinya. Jika awalnya Mili terkejut dan hampir pingsan, tapi sekarang tidak lagi. Dia sudah percaya bahwa pria dengan sorot mata sedih itu adalah seorang arwah yang bisa ia lihat. Ternyata ia punya keahlian melihat arwah. Namun anehnya hanya pria ini saja yang bisa ia lihat.
“Selamat ya, kamu di terima menjadi karyawan perusahaan milik keluarga ku,” kata Banu seraya tersenyum.
“Ah, iya terima kasih. Berkat nama Bapak, saya bisa lolos masuk ke dalam jajaran karyawan elit perusahaan paling favorit ini dengan mudah. Ini sangat membahagiakan,” kata Mili dengan wajah sangat bahagia. “Karena ini hari baik, saya akan traktir Bapak.”
“Tidak. Aku ini hanya roh yang tidak bisa makan makanan manusia,” kata direktur bersedih. Mili merasa bersalah.
“Maafkan saya Pak. Maafkan saya.” Badan Mili membungkuk berulang kali untuk sebuah permintaan maaf.
“Sudahlah. Wajar saja kamu begitu. Bukankah selama ini kamu hidup tanpa roh pengganggu sepertiku? Kamu pasti tersiksa.”
“Meski awalnya begitu, tapi sekarang saya sudah terbiasa.” Mili tersenyum mengatakan ia sudah sanggup menerima takdir bahwa dirinya harus hidup satu atap dengan arwah. “Anda juga pasti tersiksa. Bisa melihat tubuh Anda sendiri, tapi tidak bisa menggunakannya. Saya tidak pernah tahu bagaimana rasanya, tapi saya rasa itu pasti bukan hal yang menyenangkan.”
“Terima kasih, Mili. Berkat kamu yang percaya padaku, aku bisa mendekati perusahaan lagi.”
“Sama-sama, Pak. Saya juga berterima kasih pada Anda. Karena saya bisa membanggakan diri karena sudah menjadi karyawan perusahaan elit itu kepada teman saya.”
“Jangan menceritakan tentang aku pada temanmu, Mili. Tidak ada yang bisa di percaya,” cegah arwah ini panik.
“Aduh, Bapak. Tanpa diberi tahu pun aku tidak akan menceritakan soal Bapak pada mereka. Karena apa? Karena mereka akan berpikir aku yang gila. Tidak mungkin aku bisa masuk ke perusahaan itu karena arwah. Walaupun begitu, mereka tetap tidak akan percaya seorang yatim piatu bisa masuk perusahaan Mandala yang elit itu,” ujar Mili dengan suara menurun dan sedih di akhir kalimat.
...______...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
ponyey 48
lanjut thor
2023-05-29
0
Astri
sprtix keren nihh ceritx
2023-05-27
0
☠ᵏᵋᶜᶟ 🥚⃟♡ɪɪs▵꙰ᵃⁱˢ𝐘ᵃ🇭⃝⃟♡🍆
wah keren sekarang my lady maen nya sama arwah 😘😘😘😘
2023-02-03
0