MENIKAH...
Satu kata bagi seorang wanita yang mempunyai makna dalam sebagai sebuah bukti cinta antara dirinya dan juga pasangan.
Tak ada yang pernah tahu siapa jodoh kita tetapi sudah itu sudah tercatat tinggal bagaimana usaha kita untuk menggapainya.
Pernah menjalin sebuah hubungan dan berakhir dengan perpisahan karena tidak adanya restu dari orang tua membuat seorang Siska kini lebih selektif dalam memilih pasangan tentu dia sebagai anak ingin menurut dengan orang tuanya karena Ridho Allah itu terletak di Ridho kedua orang tua.
Siska baru saja lulus kuliah dan kini sudah diterima bekerja di sebuah perusahaan rezekinya sangat mudah begitu lulus Dia memasukkan lamaran dan langsung diterima.
Di usianya yang menginjak 22 tahun tiga bulan lagi membuat Ia sudah tidak lagi memikirkan untuk hanya sekedar pacaran dia ingin serius mencari calon suami. Apalagi di daerahnya banyak sekali teman sebayanya yang sudah menggendong anak tetapi kedua orang tua Siska juga tidak pernah memaksanya untuk segera menikah.
Di perusahaan Siska banyak sekali teman yang senang dengannya karena dia mempunyai sifat yang humble dan mudah bergaul apalagi cara kerjanya juga cepat dan bagus hasil pekerjaannya.
Siang itu Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan sudah menyerahkan hasil kerjanya kepada atasannya. Dia mendengar ada notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya.
"Assalamualaikum salam kenal."
Sebuah pesan masuk dari sebuah nomor yang belum Siska simpan di ponselnya.
"Siapa." Gumamnya sendiri.
Dan sudah biasa Siska akan cuek dengan pesan yang sering masuk kedalam ponselnya jika tidak ada namanya. Dia meletakkan ponselnya di atas meja begitu saja dan fokus lagi ke layar laptopnya.
"Siska, panggil teman satu timnya."
"Iya Mas Riko, ada apa."
Riko ini karyawan seniornya, karena dia sudah bekerja di sana hampir 3 tahun.
"Yang ini tolong diperbaiki ya."
Riko memberikan laporan yang tadi diberi oleh Siska. Dia menatap laporan itu dan mengerutkan dahinya karena seingat dia sudah ia teliti semuanya dan tak ada kesalahan.
"Ini Mas."
"Iya, menurut saya kurang tepat."
"Masa sih Mas, maaf Mas boleh saya menjelaskan terlebih dahulu nanti jika memang salah akan saya perbaiki."
"Oke."
Riko duduk di kursi yang ada di hadapan meja Siska dan kemudian Siska pun menjelaskan apa yang telah Ia kerjakan kepada Riko.
Riko bukannya fokus dengan apa yang dijelaskan oleh Siska namun dia malah memandang wajah Siska dengan dalam.
"Kamu cantik Siska, tapi tak ada nyali aku untuk mendekat." Dalam hati Riko.
"Begitu Mas, maaf dimana salah saya ya."
Ucapan Siska membuyarkan lamunan Riko.
"Oh.. Iya, benar juga kamu Siska. Maaf ya lain kali Saya yang harus lebih teliti."
"Nggak papa Mas, kita saling mengingatkan Siska malah senang kalau ada yang mengoreksi pekerjaan Siska."
Mereka saling tersenyum dan sebenarnya mereka berdua pun juga merasakan ada yang lain di dalam hati mereka.
🌹🌹🌹🌹🌹
Setelah tiga hari berlalu sejak ada pesan yang masuk ke dalam ponsel Siska dengan nomor yang tidak ia ketahui kini nomor itu kembali mengirimkan pesan lagi ke nomor Siska.
"Assalamualaikum, perkenalkan nama Saya Risman. Salam kenal Siska."
Siska mengerutkan dahinya membaca pesan itu.
"Risman siapa." Gumam Siska sendiri dan saat ini ia sedang bersama dengan sahabatnya Silvi.
"Kenapa kamu Sis."
"Ini ada nomor yang nggak aku kenal kayaknya ngajak kenalan ini."
"Coba saja siapa tau jodoh, katanya mau cari calon suami."
"Iya juga, tapi sembarang juga kali merespon nomor yang tidak dikenal kayak gini."
"Ya nggak cocok bisa temenan aja." saran Silvi.
Siska saat itu mendiamkan saja pesan itu dan belum merespon apa yang disarankan oleh Silvi. Namun setelah sampai rumah dia kepikiran dengan omongannya Silvi dan merespon si pengirim pesan itu.
Setelah sekitar 2 minggu setiap hari mereka saling mengirimkan pesan dan Risman pun memberikan perhatian-perhatian kecil kepada Siska yang membuatnya merasa nyaman.
Sedangkan di kantor Riko sendiri juga sering mencuri pandang ke arah Siska namun tanpa sepengetahuan Siska melainkan teman mereka yang satu tim yang mulai menyadari jika Riko sering menatap Siska dengan tatapan sayang.
"Ko, aku perhatiin kamu sering menatap Siska. Buruan deketin nanti diambil orang baru nyesel kamu." Saran temannya.
Setelah mendapatkan teguran dari temannya, Riko mulai berfikir dan mengumpulkan keberaniannya untuk secara terbuka mendekati Siska.
🌹🌹🌹🌹
Malam hari Siska sedang saling berbalas pesan dengan Risman dan Mereka mempunyai keinginan sama-sama ingin bertatap muka karena selama ini hanya lewat dunia maya.
Paginya karena weekend jadi dia libur dan sudah membuat janji dengan Risman akan berjumpa di sebuah Cafe. Siska mengajak sahabatnya Silvi untuk menemui orang yang selama ini sudah menyentuh hatinya.
"Aku deg - degan Sil."
Mereka sudah sampai di depan dan Siska masih duduk di atas sepeda motornya.
"Tarik nafas Sis, berdoa semoga Allah memberikan yang terbaik. Jika memang nanti tidak ada kecocokan kalian masih bisa berteman jangan ada kebencian."
"Iya Sil."
Siska pun turun dan mereka berdua masuk ke dalam, Risman sudah memboking sebuah meja yang bernomor 19.
Siska dan Silvi menuju meja itu dan sudah ada seorang laki-laki tetapi dia duduk membelakangi arah kedatangan Mereka.
"Itu Sil."
"Tenang Sis, yuk tenang aja ada aku."
Siska menganggukkan kepalanya dan mereka mendekat ke meja itu.
Begitu dekat dan terdengar langkah kaki mereka, laki-laki itu pun berdiri dan membalikkan badannya. Betapa kagetnya Siska begitu melihat wajah laki-laki itu sampai menutup mulutnya.
"Assalamualaikum Siska."
Risman tersenyum ke arah Siska dan Silvi.
"Waalaikumsalam." Jawab Silvi tetapi Siska masih seperti tak percaya dengan laki-laki yang ada di depannya.
"Sis, kamu kenal dia."
Silvi menatap sahabatnya itu yang masih syok.
"Mas Riko, ja... jadi... jadi Mas Riko." Siska masih tak percaya.
Riko tersenyum dan menganggukkan kepalanya kemudian mempersilahkan Siska dan Silvi untuk duduk dulu dia akan menjelaskan semuanya.
"Maafkan saya Siska, ini semua kesalahan saya. Saya tak berani untuk langsung mendekati diri kamu dan kemudian tercetus ide untuk mendekati kamu lewat dunia maya dan menggunakan nama Risman."
"Tapi kenapa Mas, saat di kantor Mas Riko biasa saja."
"Saya tidak mau mengganggu kamu saat bekerja, saya minta maaf Siska dan jujur semua apa yang pernah kita obrolkan di chatting benar adanya. Aku Sayang sama kamu Siska."
Siska terdiam hatinya ada rasa senang tapi ada rasa kecewa juga dengan cara begini Riko mendekatinya.
"Risman itu siapa Mas."
Riko tersenyum.
"Riko Siska Hirmawan." Ucap Riko dan tanpa Siska sadari pipinya memerah.
🌹🌹🌹🌹
Setelah kejadian itu Siska mulai berbicara dengan kedua orang tuanya, dan karena Riko juga selalu menunjukkan keseriusannya dapat meluluhkan hati Siska.
Satu bulan setelah itu mereka lamaran, dan hubungan mereka berdua membuat heboh seluruh timnya.
Pernikahan pun di laksanakan satu bulan berikutnya lagi, kini Riko dan Siska telah sah menjadi suami istri.
"Sayang, terima kasih sudah menerima Mas walaupun mungkin cara Mas yang salah mendekati kamu dulu."
"Mas, jodoh sudah tercatat jauh sebelum kita lahir dan kita sebagai umatnya diperintahkan untuk berusaha mendapatkannya. Siska bersyukur menikah dengan Mas Riko, ternyata jodohku ada di depan mata."
"I Love Sayang."
😍😍😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments