Took..tok..tokk.. Terdengar ketukan pintu ruangan Adrian,kemudian seorang suster memasuki ruangan dengan beberapa map ditangannya.
" Ini kunjungan pasien anda hari ini Dok " ujar si suster sembari menyerahkan map didepan Adrian.
" Baiklah "
Adrianpun memulai rutinitasnya,memeriksa beberapa pasien dan yang terakhir adalah Elea Maulana seorang novelis yang sepertinya sudah sembuh dan diijinkan pulang.
" Selamat sore Dokter " sapa Elea saat melihat Dokter yang menanganinya memasuki ruangan pasien.
Memang selama 7 hari dirawat Dokter Adrian lah yang menangani Elea,terjadi peradangan dimata Elea yang membuat penglihatannya terganggu,maka dari itu Elea diharuskan menjalani rawat inap.
Dan disanalah keakraban mulai terjalin,sebelum Elea dirawat pun mereka memang pernah bertemu sebelumnya,disebuah toko buku dimana Elea meluncurkan novel terbarunya dan Adrian tengah mencari buku bacaan karena Adrian memang senang menghabiskan waktunya dengan membaca bacaan ringan.
Menurut Adrian Elea adalah wanita yang menarik,dilihat dari novel-novel karyanya Elea adalah wanita berpendidikan yang memiliki pikiran luas.
" Kelihatannya kamu sudah siap pulang " saat Adrian masuk pasiennya itu tengah duduk manis sembari memainkan laptopnya.
" Biar aku periksa dulu " Ucap Adrian sembari mengarahkan medical light nya pada kedua mata Elea secara bergantian.
" Bagus,tapi kau tidak boleh terlalu lama didepan komputer "
" Dan ingat jangan tidur terlalu malam " imbuh Adrian,sementara Elea hanya tersenyum.
" Administrasinya sudah selesai " Ucap Bian kakak kandung Elea memasuki ruang rawat. Pengacara muda itu terpaksa harus tinggal di Jakarta untuk beberapa waktu karena harus merawat sang adik. Sebelumnya Biantara Maulana atau yang akrab dia hanya sesekali dipanggil Bian itu menetap di Bali dia hanya ke Jakarta untuk urusan pekerjaan atau sesekali menengok adik satu-satunya itu.
Walaupun ada Barra kekasih Elea namun Bian tidak mengizinkan lelaki itu untuk merawat Elea,menurutnya mereka belum sah menikah jadi tidak baik kalau mereka sering bersama. Apalagi Bian sedikit tidak setuju dengan hubungan Elea dan Barra,entah apa alasannya namun sikapnya seakan tak mau dekat dengan kekasih sang adik itu.Dan disaat Elea dirawat pun Barra hanya diizinkan sesekali berkunjung,itupun saat Bian ada disana.
" Selamat sore Dok,apakah keadaannya sudah benar-benar baik?" Bian memastikan Elea benar-sudah pulih.
" Semuanya baik,akan lebih naik kalau Nona Elea mengurangi aktifitas yang berhubungan dengan gadget komputer atauu..." Adrian tak melanjutkan perkataannya malah menoleh pada Elea yang sedari tadi sibuk dengan laptop di pangkuannya.
" Aku harus menuangkan ide di kepalaku kak " Elea tersenyum saat menyadari pandangan dua orang pria itu tertuju pada dirinya.
" Tidak apa-apa asalkan tetap memakai kaca mata dan tidak terlalu lama " ujar Adrian.
" Kau dengar itu " balas Bian sedikit kesal karena Elea memang susah diatur kalau itu menyangkut novel dan menulis.
" Baiklah saya harus memeriksa pasien lain " ucap Adrian kemudian bersalaman dengan Bian dan meninggalkan ruang rawat Elea.
Singkat cerita Elea dan Bian sudah diapartemen Elea.
" Jangan gunakan ini dulu " ucap Bisnmenyita laptop Elea.
" Kak Bian aku harus menyelesaikan bab terakhir " jawan Elea mencoba meraih laptopnya.
" Dari kita masih diperjalanan sampai sekarang kau hanya fokus pada benda ini,kau hanya punya dua mata Elea dan tidak ada yang menjual cadangannya,jadi menurutlah demi kebaikannmu "
" Aku harus menemui client,kau tak apa-apa kan aku tinggal sendiri? "
" Heemm..." jawab Elea yang masih kesal pada kakaknya.
" Aku sudah memesannkan makanan untukmu,beristirahatlah setelah makan dan jangan lupa minum obat " ujar Bian kemudian berlalu meninggalkan kamar Elea.
" Oh...ya nanti malam aku akan menginap disini " imbuh Bian yang masih diambang pintu.
" Kakak yakin,,?bukankan kakak tidak suka tinggal di apartemenku yang berantakan?" Elea tahu betul kakaknya jarang sekali bahkan tidak pernah menginap di apartemennya. Walaupun sesekali berkunjung tapi Bian tidak mau menginap karena risih dengan apartemen Elea yang jarang sekali dibersihkan atau dirapikan.
" Kau tak lihat aku sudah merapikan semuanya " Bian berlalu meninggalkan sang adik.
Dalam hati Elea bersyukur karena mempunyai kakak seperti Bian,kakak yang sangat perhatian dan menyayanginya namun kadang ia kesal karena Bian terlalu over protektif kepadanya,apalagi kalau menyangkut seorang pria yang tengah dekat dengan Elea.
Dan pada Barra yang sudah satu tahun menjalin kasih dengan Elea pun Bian masih belum bisa menerimanya seratus persen. Ada saja alasan Bian yang jelas-jelas menentang.
Nada dering ponsel membuat membuyarkan lamunan Elea.
Sweetheart❤️ Calling begitulah yang tertera dilayar ponselnya,yang berarti panggilan itu dari Barra lelaki yang sangat ia cintai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments