Lembar 4 : Sebuah Rahasia

Zinn semakin tidak mengerti dengan perkataan Mictlantecuhtli. Apa maksudnya semua ini? Aku? Pengantin Raja Neraka? Siapa Raja Neraka yang dimaksud oleh makhluk ini? tanya Zinn dengan kesal di dalam hati. Zinn paling tidak menyukai sesuatu yang tak masuk akal.

Zinn menggenggam erat gagang pedang. Walau Zinn tak berniat menyerang Mictlantecuhtli, tapi dia juga harus melindungi dirinya sendiri kalau-kalau sosok menyeramkan itu menyerang dirinya.

Mictlantecuhtli menunjuk ke arah pedang yang dipegang oleh Zinn dan berkata, "Milik Raja Neraka. Milik Raja Neraka. Milik Raja Neraka."

Zinn melihat ke arah yang ditunjuk oleh Mictlantecuhtli dan termenung selama beberapa saat. Maksud dari makhluk ini, Yang Mulia adalah Raja Neraka? Dia bahkan tidak menguasai Sihir Tingkat Dasar, bagaimana bisa dia menjadi Raja Neraka, cemooh Zinn di dalam hati.

Memang Frost tidak menguasai Sihir Tingkat Dasar, tapi harus Zinn akui kalau pemilik manik mata emas itu berbakat dalam menjadi petarung maupun penyihir. Frost belajar dengan cepat dan kemampuannya meningkat hari demi hari. Namun Zinn tidak percaya dengan perkataan Mictlantecuhtli kalau Frost adalah Raja Neraka. Sangat tidak masuk akal.

Zinn menatap tajam ke arah Mictlantecuhtli dan berkata, "Jangan mengganggu pekerjaan saya. Saya sedang melakukan tugas penting di Daffodil."

Kalung bola mata Mictlantecuhtli bergerak-gerak. Zinn pernah membaca sebuah artikel kalau kalung Mictlantecuhtli adalah "mata" bagi Dewa Kematian itu sendiri. Dan, mata itu bukanlah sembarang mata, melainkan mata Malaikat-Malaikat yang dibuang ke Neraka dan diadili oleh Mictlantecuhtli. Mictlantecuhtli memang tidak setingkat dengan Raja Neraka, tapi merupakan salah satu sosok yang memiliki andil besar dalam Pengadilan Neraka.

"Tidak boleh mengganggu Pengantin Raja Neraka. Tidak boleh mengganggu Pengantin Raja Neraka. Tidak boleh mengganggu Pengantin Raja Neraka."

Menurut Zinn, pola bicara Mictlantecuhtli sangatlah aneh. Mictlantecuhtli adalah makhluk yang menyerupai kerangka manusia, ketika ia berbicara, deretan gigi-giginya bertubrukan satu sama lain dan menciptakan suara tuk, tuk, tuk yang sangat khas, mirip seperti alat musik. Juga, Mictlantecuhtli selalu mengucapkan kalimat yang sama sebanyak tiga kali.

Mictlantecuhtli masuk ke dalam Pola Lingkaran Sihir, tidak mengganggu pekerjaan Zinn. Zinn menjadi kebingungan sendiri. Apakah menjadi Pengatin Raja Neraka bisa memerintah makhluk-makhluk dari Neraka? Yang Mulia, apakah Anda benar-benar adalah Raja Neraka? tanya Zinn.

Zinn menggelengkan kepalanya. Tidak boleh sembarang berpikir, Zinnia Pramidita Ganache. Kamu hanyalah seorang gadis kecil, jangan mengantarkan nyawa kepada siapa pun, termasuk kepada Yang Mulia yang menyeramkan itu, pikir Zinn. Zinn mengangkat pedang yang diberikan oleh Frost sebagai ganti dari pedang kristal miliknya. Zinn mengarahkan pedang tersebut ke arah Pola Lingkaran Sihir dan menggunakan energi sihir untuk menghancurkannya. Namun setelah dicoba beberapa kali pun, Pola Lingkaran Sihir itu tak dapat hancur, seolah sedang dilindungi oleh sesuatu yang tak bisa ditembus oleh sihir milik Zinn. Zinn hanya bisa berdecak pasrah.

Kembali ke arena pertarungan antara Frost dan Cerberus. Frost berhasil memukul mundur Cerberus dengan busur dan anak panah sihirnya, menciptakan genangan air sungai yang dapat memadamkan sihir api yang dimiliki oleh Cerberus. Cerberus meraung marah, mencoba mengatakan sesuatu kepada Frost, akan tetapi pria itu tidak mungkin mengerti tentang apa yang ingin dikatakan olehnya. Cerberus mundur perlahan-lahan seolah-olah tidak ingin bertarung lebih lanjut dengan Frost. Cerberus menganggap Frost sangatlah istimewa, sama seperti Mictlantecuhtli yang menganggap Zinn sebagai seseorang yang istimewa.

Frost tidak mengerti apa yang ingin dikatakan oleh Cerberus dalam geramannya, yang dia mengerti hanyalah Anjing Neraka Berkepala Tiga itu adalah lawan yang sepadan untuknya. Frost hanya ingin membunuh Cerberus dan tidak peduli dengan apa yang ingin dikatakan oleh makhluk itu.

Frost menatap dingin ke arah Cerberus dan menarik busur kristal, membentuk anak-anak panah dengan Sihir Air Suci yang dipelajarinya dari Zinn. Sebelum Frost akhirnya melepas anak panah, Cerberus melompat tinggi dan menghilang di balik pepohanan rimbun Daffodil, menyisakan anak-anak panah yang hanya mengenai udara.

Frost berdecak kesal lantaran mangsanya kabur entah kemana. Frost memutuskan untuk melihat-lihat keadaan Zinn di dalam rumah kayu saja.

Zinn berusaha keras menyalurkan energinya untuk menghancurkan Pola Lingkaran Sihir, akan tetapi dia tidak berhasil melakukannya. Mencoba menyerang asal pun tidak ada gunanya, pelindung yang digunakan oleh orang yang menggambar Pola Lingkaran Sihir sudah dicampur dengan Sihir Hitam Kelas Atas. Terakhir kali mencoba, Zinn malah memuntahkan darah segar dari mulutnya.

Frost yang baru saja sampai di lantai atas menjadi panik melihat keadaan Zinn yang tidak stabil. Baru kali ini Frost melihat Zinn terluka selama setengah tahun terakhir.

“Jangan memaksakan dirimu jika kau memang tidak bisa menghancurkannya,” kata Frost sambil mengelap darah di mulut Zinn.

Zinn menepis lengan Frost dengan lembut, ada perasaan dan gemuruh aneh di dalam dadanya saat menerima perhatian dari pria itu. “Saya baik-baik saja. Hanya saja Lingkaran Sihir ini sudah diberi pelindung Sihir Neraka Kelas Atas. Walau saya adalah seorang penyihir hebat pun, manusia tetaplah manusia yang tidak bisa mengalahkan Malaikat ataupun Iblis,” kata Zinn.

Zinn tiba-tiba saja teringat dengan perkataan Mictlantecuhtli tentang Frost adalah seseorang yang sangat spesial bagi mereka. Jika Yang Mulia benar-benar adalah Raja Neraka, maka seharusnya Sihir Neraka tingkat berapa pun bisa dihancurkan olehnya, kan? batin Zinn. Alangkah baiknya mencoba. Yang Mulia, maafkan aku jika aku terasa memanfaatkan dirimu.

“Lingkaran Sihir bisa dihancurkan dengan menyalurkan energi sihir,” kata Zinn menjelaskan. “Anda boleh mencoba menyalurkan energi sihir melalui pedang yang saya berikan. Sebelum itu, Anda harus menyatukan jiwa Anda dalam pedang. Pedang, busur, kapak, dan berbagai senjata sebenarnya adalah sesuatu yang hidup. Dengan memberikan darah untuk pertama kalinya dan jika ia menerima Anda sebagai Tuannya, maka ia tidak akan pernah mengkhianati Anda.”

Zinn menyayat telapak tangannya sendiri dengan pedang yang diberikan oleh Frost. Darah mengalir hingga ujung pedang, akan tetapi tidak menetes jatuh ke atas lantai kayu, melainkan terserap ke dalam pedang. Pedang tersebut menerima Zinn.

Frost sempat panik lantaran Zinn tampak seolah sedang menyakiti dirinya sendiri. Frost juga melakukan hal yang sama. Pedang kristal juga mengakui Frost sebagai pemiliknya.

"Wah…," Zinn berdecak kagum saat melihat pedang kristal yang dulu adalah miliknya menyerap darah Frost dan mengakui pemilik mata emas sebagai Tuannya. "Apakah Anda tahu kalau saya pernah mencoba mengikat diri dengan pedang itu, tapi gagal? Pedang ini tidak sembarang memilih Tuan. Jika ia telah memilih Anda sebagai Tuannya, artinya Anda akan melakukan sesuatu yang mulia di masa depan nanti. Saya sangat iri kepada Anda, Yang Mulia."

Episodes
Episodes

Updated 34 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!