Lembar 3 : Penghuni-Penghuni Neraka

Zinn menghela napas panjang, kesal dengan paksaan dari Frost. Zinn sendiri juga tidak tahu apa yang sedang dirasakannya terhadap Frost. Zinn dengan gontai berjalan menaiki anak tangga, memikirkan apa yang akan dikatakannya kepada Frost. Apa yang kamu pikirkan, Zinnia Pramidita Ganache? Jangan memikirkan Tuan Castleton yang satu itu terlebih dulu, kamu memiliki sesuatu yang lebih penting untuk dikerjakan! seru Zinn dalam hati, menyadarkan dirinya sendiri.

Zinn menepuk pelan kedua pipinya, berusaha sadar dari imajinasi yang membelunggu. Zinn menatap serius ke arah ujung anak tangga yang terasa amat jauh di depan mata. Perasaan Zinn semakin lama semakin tak enak. Semakin lama semakin sesak dan membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Di dalam pikiran Zinn, tidak akan ada yang berakhir bagus, semuanya sangat kacau, bahkan ketika dia berusaha meyakinkan diri sendiri.

“Apa pun yang terjadi, Zinnia Pramidita Ganache, kamu harus kuat!” Zinn memberikan semangat untuk dirinya sendiri. “Jangan membiarkan Yang Mulia menanggung kesulitan ini sendiri di luar sana. Kamu harus bisa membantunya.” Tanpa sadar Zinn menyebut Frost dalam perkataannya. Tampaknya Zinn memang memiliki perasaan terhadap seorang Frost Blanche Castleton. Namun Zinn sendiri tidak sadar dengan perasaannya. Zinn-lah yang telah terkena berkat dari Sihir Cinta.

Saat menaiki anak tangga terakhir, Zinn dapat melihat Pola Lingkaran Sihir yang diaktifkan oleh seseorang. Gawat! Ini bukannya Lingkaran Sihir? Lingkaran Sihir ini digunakan para Penyihir Hitam untuk memanggil makhluk-makhluk dari Neraka! pikir Zinn. Zinn memang tampak tidak panik, akan tetapi pikirannya melayang, menebak-nebak keadaan Frost. Zinn tidak ingin sesuatu terjadi kepada Frost dan dia harus menghancurkan Pola Lingkaran Sihir tersebut.

Berbeda dengan Frost yang merasa sangat senang bisa berhadapan dengan seekor anjing berkepala tiga berbadan singa yang memiliki kuku-kuku panjang dan tajam, Cerberus. Frost sudah lama tidak merasakan sensasi tertantang seperti yang sekarang dia rasakan. Frost menyeringai dingin dan berpikir, Seharusnya kau memberitahu aku, Ganache! Aku sangat suka merasa tertantang seperti ini.

“Kau ingin coba bermain-main denganku, Makhluk Aneh?” tanya Frost. Walau wajah Frost tampak datar, tapi mata berbinarnya tidak dapat berbohong soal rasa senangnya saat ini. Frost berharap kalau makhluk dari Neraka itu dapat memenuhi ekspektasinya yang tinggi.

Frost bisa mendengar Cerberus menggeram kesal, akan tetapi pemilik manik mata emas tampak sangat tenang dan tidak panik sama sekali. Frost bersiap-siap dengan pedangnya yang sebening kristal. Pedang itu adalah pemberian Zinn saat mereka pertama kali bertemu di Hutan Hujan Ilusi Tahiti.

Jika harus jujur, Frost memang menyimpan perasaan terhadap Zinn semenjak melihat ketulusan wanita muda itu dalam merawat dirinya yang sedang terluka. Baru pertama kali Frost bertemu dengan seseorang yang tidak segan terhadap dirinya, tak juga takut untuk mengungkapkan sesuatu terhadapnya.

Cerberus mengerang dan berlari ke arah rumah. Gawat! Rumah itu tak boleh hancur, Ganache yang satu itu masih ada di dalam! batin Frost. Frost berlari ke depan Cerberus dan mengarahkan pedang ke hadapannya. “Lawanmu adalah aku! Jangan berpikir untuk menyakiti Ganache-ku!” seru Frost.

Cerberus mundur beberapa langkah ke belakang. Ada hal yang membuat Cerberus merasa tidak aman saat berhadapan dengan Frost. Cerberus, sekuat apa pun makhluk itu, ia masih merupakan bawahan dari Raja dari segala Iblis. Yang Cerberus rasakan saat ini adalah kengerian yang hanya dirasakannya dari Raja Neraka.

Frost maju perlahan-lahan dengan senyum mengerikan yang mengembang di wajahnya. Dengan gerakan seringan udara, Frost mengangkat pedang dan menyerang Cerberus. Cerberus berhasil menghindar dan menangkis dua serangan yang dilancarkan oleh Frost. Namun pemilik manik mata emas belum selesai sampai di sana, dia menyalurkan energi sihir yang dipelajarinya dari Zinn selama lima bulan terakhir dan menciptakan sebuah ledakan energi besar ketika bertabrakan dengan tubuh Cerberus. Frost memiliki keahlian untuk mengendalikan sihir.

Ada luka sayatan dan luka bakar di salah satu wajah dari tiga kepala Cerberus, sepertinya makhluk dari Neraka itu tak akan bisa memenuhi ekspektasi Frost. Frost menginginkan lawan kuat yang membuatnya merasa tertantang, akan tetapi sepertinya akan sulit menemukan lawan yang seperti itu. Frost tak lagi merasa tertarik dengan Cerberus seperti dugaan. “Ternyata hanya seperti ini saja. Aku mengira akan kuat seperti apa. Tidak menarik sama sekali. Kalau begitu, kukirim saja kau kembali ke Neraka,” kata Frost.

Frost mengayunkan pedang secara asal dan menciptakan ledakan besar di tubuh Cerberus. Namun Frost tidak berhasil melukai makhluk itu sama sekali. Dari tubuh Cerberus terpancar aura yang sangat tidak menyenangkan dan membuat orang-orang merasa takut, tubuhnya pun membesar dua kali lipat dan hampir setinggi pohon, perawakannya berubah menjadi lebih ganas dan liar. Frost tentu saja merasa sangat senang, karena akhirnya Cerberus menunjukkan sosok aslinya yang merupakan penghuni Neraka.

“Kalau kau seperti ini dari tadi, aku akan merasa sangat senang.” Senyuman Frost menjadi semakin lebar dan semakin lebar, seolah dirinya adalah seorang badut yang siap untuk menjadi psikopat.

Pedang dalam genggaman Frost berubah menjadi sebuah busur kristal. Frost memiliki banyak keahlian dalam medan perang: berkuda, memanah, berpedang, menangkis, membunuh dengan tangan kosong, semua keahlian dikuasai olehnya. Bahkan jika ada penyihir pun, Frost masih bisa memenangkan peperangan dengan mudahnya. Frost memiliki bakat alami sebagai petarung hebat.

Frost menarik busur kristal dan menciptakan anak panah dengan kekuatan sihir. Zinn juga yang telah mengajari Frost cara mentransformasikan pedang kristal ke dalam berbagai macam senjata sesuai dengan kebutuhannya. Pedang yang digunakan oleh Frost untuk menemaninya berperang bertahun-tahun, dia berikan kepada Zinn sebagai ganti dari pedang kristal milik wanita muda itu.

Frost melepas anak panah dan menciptakan daerah membeku. Cerberus sepertinya tidak terpengaruh oleh hal tersebut karena dapat menciptakan api. Akan lebih baik jika aku bisa menguasai sihir seperti Ganache, pikir Frost.

Di dalam sana, Zinn mengalami kesulitan juga. Saat Zinn ingin menghancurkan Pola Lingkaran Sihir yang digunakan untuk memanggil makhluk-makhluk Neraka, ada makhluk yang muncul dari Lingkaran Sihir tersebut, Mictlantecuhtli. Mictlantecuhtli adalah sesosok makhluk berbentuk kerangka manusia yang dipenuhi lumuran darah, memakai perhiasan di kepala yang terbentuk dari beberapa helai bulu burung hantu dan kalung yang terbuat dari bola-bola mata manusia.

Zinn terhenyak dan mundur beberapa langkah ke belakang. Walaupun Zinn sudah terbiasa melihat makhluk-makhluk seram, tapi melihat Dewa Kematian dari Neraka adalah untuk pertama kalinya.

Zinn bisa mendengar makhluk itu berkata, “Kau adalah pengantin dari Raja Neraka. Tidak boleh disentuh. Tidak boleh disentuh. Tidak boleh disentuh.” Zinn merasa penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Mictlantecuhtli.

“Apa Anda bilang?” tanya Zinn. “Anda berkata bahwa saya adalah Pengantin Raja Neraka. Apa maksud dari perkataan Anda?”

"Kau adalah pengantin Raja Neraka. Raja Neraka. Raja Neraka."

Episodes
Episodes

Updated 34 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!