BAB 4

"Woah ..."

Mulut Ana tidak berhenti bersuara ketika dia terpesona dengan keindahan kamar yang disediakan Marius untuknya. Mata Ana tidak dapat berkedip saat memandangi kamar itu.

Ruangannya benar-benar luas. Sebuah tempat tidur yang cantik dan elegan diletakkan di tengah dekat dinding. Semua perabotan disediakan lengkap di dalamnya, lemari pakaian, sepasang meja dan kursi dekat jendelanya yang tinggi dan lebar, bahkan lampu ruangan yang menggantung di atasnya sangat cantik. Ana juga mengintip kamar mandi yang ada di sampingnya. Bathup, shower, toilet ... semuanya terlihat mewah dan elegan.

"Dia bahkan menyediakan kamar semewah ini untuk pengasuh 100 jutanya."

Seperti yang dikatakan Marius sebelumnya, dua hari setelah pertemuan mereka yang terakhir, seseorang datang menjemput Ana dengan sebuah mobil. Dan sekarang disinilah Ana, sedang terpesona dengan kamarnya sendiri.

Sebelum Ana diantarkan ke ruangannya, dia diantarkan terlebih dahulu untuk menemui Marius di ruang kerjanya. Di sana, Ana dan Marius membicarakan beberapa hal mengenai apa yang akan dilakukannya.

"Namanya Rain Madeleine Hadinata. Panggilannya Rain. Umurnya 4 tahun," jelas Marius sesaat setelah dia mengirimkan pesan ke ponsel Ana.

Ana segera membuka ponselnya untuk melihat pesan masuk yang baru saja dikirimkan Marius itu. Terlihat olehnya sebuah gambar anak perempuan dalam pesan itu. Wajahnya yang kecil dihiasi oleh sepasang mata coklat yang indah. Bibirnya merah mungil memasang senyum yang sangat manis. Rambutnya pendek sebahu dengan jepit rambut kupu-kupu di kanan atas kepalanya.

"Cantiknya ...," batin Ana.

Tapi, semakin lama Ana memandangi foto Rain, Ana merasakan sesuatu yang aneh. "Mengapa sepertinya aku pernah melihatnya? Dimana, ya?"

"Aku juga mengirimimu semua informasi yang kamu butuhkan tentang Rain. Bacalah jika kamu ada waktu," kata Marius setelah bunyi notifikasi pesan kedua di ponsel Ana berbunyi. "Jika ada pertanyaan lain mengenai Rain yang ingin kamu tanyakan, kamu bisa langsung bertanya padaku."

Marius memberikan banyak informasi tentang Rain dalam bentuk file yang dikirimkan ke Ana. Mulai dari makanan kesukaannya, alergi yang dimilikinya, hingga hal-hal yang ditakutinya. Ana membacanya sedikit saat dia sudah selesai membereskan pakaiannya ke dalam lemari.

"Dia memberiku banyak PR untuk menghafalkan ini semua?," gerutu Ana.

Bicara tentang Rain, Ana baru menyadari, sudah sejak lama Ana masuk ke kamarnya, tapi Ana belum bertemu dengan Rain. Padahal, Marius mengatur agar kamarnya dan kamar Rain bersebelahan. Tapi, Ana sendiri belum melihat Rain. "Apa dia masih sekolah? Ah, nggak mungkin. Kata Marius, jadwal sekolahnya hari Senin sampai Rabu, sekarang ... hari Jumat," kata Ana lirih sambil mengecek waktu di ponselnya.

Tiba-tiba Ana merasakan sesuatu yang aneh. Dia merasa seperti sedang diamati oleh seseorang. Mata Ana segera mencari sosok itu di pintu kamarnya. Tapi dia tidak melihat siapapun disana.

Rasa aneh masih menggelayuti perasaannya. Ana yang sedari tadi sedang duduk, perlahan bangkit dan berjalan menuju luar kamarnya. Tepat saat Ana berada tiga langkah dari pintu kamarnya, dia melihat seorang anak perempuan sedang berdiri dan mengintip dari balik pintu kamarnya. “Apakah kamu Ana?,” tanya anak itu.

Gadis kecil itu hanya setinggi kaki Ana. Rambut pendeknya tergerai lurus hingga sebahu. Tapi Ana mengenali jepit rambut kupu-kupu yang ada di kanan atas kepalanya. “Kamu pasti Rain?”

Ana mencoba mendekatinya perlahan. Dia menurunkan tubuhnya agar bisa melihat Rain dengan searah pandangan matanya. Sedetik kemudian, Ana memilih untuk duduk di atas kedua lututnya di depan gadis kecil itu.

Rain hanya menganggukkan kepalanya.

“Sepertinya dia pemalu,” kata Ana dalam hatinya.

“Maukah Rain keluar dan berdiri di dekat Kak Ana? Agar Kak Ana bisa melihat Rain dengan baik,” tanya Ana lembut.

Gadis kecil itu terdiam. Tapi Ana bisa melihat dia sedang berjuang memikirkan apakah dia akan menurutinya atau tidak.

“Ah, tunggu sebentar,” kata Ana tiba-tiba. Ana baru saja teringat sesuatu dengan permen coklat yang dibawanya. Dia membongkar tasnya yang ada di atas salah satu kopernya. Tak lama kemudian, Ana berbalik menemui Rain yang masih menunggunya dari balik pintu kamarnya.

Ana membuka bungkus plastik permen coklat itu. Dia keluarkan satu dari dalamnya, dan membuka pembungkus permennya. “Ta-Daa ... perkenalkan, ini adalah Tuan Beruang.”

Ana meletakkan permen coklat berbentuk boneka beruang itu di telapak tangannya. Dia membiarkan pembungkusnya berada di bawah permen coklat itu. Ana dapat melihat bagaimana mata Rain berubah menjadi bersinar saat melihatnya.

“Kamu mau mencobanya?,” tanya Ana pada Rain. Dia mendorong tangannya agar lebih dekat dengan Rain.

Rain terkejut ketika tangan Ana semakin dekat dengan dirinya. Dia kembali menyembunyikan wajahnya.

Tapi, Ana menjadi lebih kecewa ketika Rain semakin menjauh. “Hmm ... mari kita lihat.”

Ana mengambil permen coklat yang ada di tangannya, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. “Aah ... enak sekali ... hmm ...,” kata Ana kegirangan. Dia sengaja memperlihatkan betapa dia sangat menikmati permen coklat itu.

Rain kembali mengintip Ana dari balik pintu. Ana dapat melihat Rain tergoda dengan apa yang baru saja dimakannya. Segera Ana membuka permen coklat yang lain dan meletakkannya di atas tangannya.

“Lihatlah, Tuan Beruang punya mata yang sangat kecil,” kata Ana. Pelan-pelan Ana bergerak maju mendekati Rain. “Lucu, kan?,” kata Ana lagi.

Kali ini Rain melihatnya. Dia menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Ana. Senyumnya terlihat tipis tapi Ana bisa merasakan, gadis kecil ini menyukai permen coklat yang Ana pegang. “Cobalah,” Ana mengajaknya lembut.

Perlahan Rain mengulurkan tangannya dan mengambil permen coklat itu. Ana menyemangati Rain untuk memakannya saat dia melihat Ana. Dengan antusiasnya, Ana menunggu Rain memasukkan permen coklat itu ke mulutnya. Gadis kecil itu tersenyum dengan bahagianya.

“Enak ...,” kata Rain.

Ana tersenyum puas. “Dia menyukainya,” batin Ana.

“Masih mau lagi? Masih ada banyak,” kata Ana sambil menunjuk tas tempatnya menyimpan permen coklat itu.

Rain mengangguk bahagia.

................

Side Story :

(dua hari sebelum Ana tinggal di rumah Marius)

Ana sedang mempertimbangkan apakah membeli sebuah mainan robot atau boneka. Matanya sedari tadi bergerak ke kiri lalu ke kanan, lalu bergerak lagi ke kiri, kembali lagi ke kanan. Pelayan toko yang sedari tadi bersama Ana kini pergi meninggalkan Ana melayani pelanggan yang lain.

“Apakah dia cowok?.” Mata Ana memandangi sebuah mainan robot yang saat ini sedang disukai anak-anak, begitu kata pelayan tokonya.

“Atau cewek?.” Matanya bergeser ke kiri dimana sebuah boneka beruang coklat dengan pita merah di lehernya sedang duduk menatap Ana.

“Hazz ...,” Ana mulai kesal dengan dirinya sendiri. “Kenapa aku nggak nanya apa jenis kelamin anaknya? Aku bahkan nggak tau bagaimana caranya menghubungi Marius.” Rambutnya hampir tidak karuan karena semakin stres memikirkannya.

“Kak, adek minta ya? Satu saja,” pinta seorang anak perempuan pada anak laki-laki yang terlihat lebih besar darinya. Ternyata kakak laki-lakinya sedang berada di dekat Ana, melihat-lihat mainan robot yang ada di depan Ana. Adik perempuannya mengikuti sang kakak karena sesuatu yang sedang dimakan kakaknya.

“Kan tadi adek sudah dapat dari Bunda,” kata kakaknya.

“Yyaa, tapi kan adek masih mau lagi. Habisnya enak, sih,” rengek adiknya.

Ana memperhatikan sebuah bungkus permen yang menyerupai bentuk beruang yang dipegang si kakak. Bentuknya lucu, dan mereka sangat menyukai. Karena sekarang keduanya sedang memperebutkan itu.

Saat Bunda mereka datang melerai, Ana memilih keluar dari toko mainan itu dengan senyumnya yang lebar. “Aku tahu apa yang harus aku beli,” pikir Ana dengan senyumnya yang lebar.

Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 Bab 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 Extra Story : Part 1
90 Extra Story : Part 2
91 Extra Story : Part 3
92 Extra Story : Part 4
93 Extra Story : Part 5
94 Extra Story : Part 6
95 Extra Story : Part 7
96 Extra Story : Part 8
97 Extra Story : Part 9
98 Extra Story : Part 10
99 Pengumuman
100 Novel Baru : Cinta Itu (Tidak) Buta
Episodes

Updated 100 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
Bab 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
Extra Story : Part 1
90
Extra Story : Part 2
91
Extra Story : Part 3
92
Extra Story : Part 4
93
Extra Story : Part 5
94
Extra Story : Part 6
95
Extra Story : Part 7
96
Extra Story : Part 8
97
Extra Story : Part 9
98
Extra Story : Part 10
99
Pengumuman
100
Novel Baru : Cinta Itu (Tidak) Buta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!