BAB 3

"Restoran?"

Ana dibawa ke sebuah restoran mewah oleh para pria yang datang ke rumahnya siang ini. Mereka adalah orang-orang yang sama yang Ana temui kemarin. Dan karena mereka tidak dapat bertemu dengan papanya, mereka meminta Ana untuk ikut dengan mereka.

Awalnya Ana menolak permintaan tersebut. Pikiran Ana sudah tidak karuan memikirkan apa yang akan mereka lakukan pada Ana jika dia ikut dengan mereka. Tapi mereka bilang akan membawa Ana pada seseorang yang mereka panggil Tuan Besar, orang yang akan memutuskan bagaimana Ana melunasi hutang-hutang papanya. Ana jadi tidak punya pilihan lain selain ikut dengan mereka.

Selama perjalanan, Ana terus bertanya-tanya kemana dirinya akan dibawa. Dia sudah membayangkan bahwa dia akan dibawa ke suatu tempat yang terpencil dimana tidak ada seorangpun tahu, atau ke sebuah gudang yang kumuh dan usang, atau malah di tepi jurang dimana kalau Tuan Besarnya marah, mereka hanya perlu mendorong Ana ke jurang itu.

Tapi, ini restoran, mewah pula. Ana mengenal tempat ini. Beberapa kali dirinya diundang oleh klien-kliennya untuk mengadakan pertemuan disini.

Seperti namanya, "Lorenzo Vins" adalah restoran milik chef Lorenzo asal Perancis yang menyediakan masakan dan wine khas negaranya. Tempat ini ekslusif. Hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk di dalamnya. Dan restoran ini hanya menerima reservasi dari pelanggan.

Ruangan di dalamnya terbilang cukup luas. Hanya ada beberapa meja yang diatur berjarak renggang. Di tengah ruangan terdapat sebuah bar oval melingkar dengan seorang bartender di dalamnya.

Ana melihat seorang pria sedang duduk di ujung bar menikmati minuman di gelas kecilnya. Pria dengan jas slim fit tanpa lengan warna hitamnya membalut kemeja putihnya. Tubuh bidangnya jelas terlihat meskipun dia sedang duduk. Untuk beberapa detik, Ana mendapati pria itu memandangi dirinya saat dia melewati bar.

Pria itu terlihat tidak begitu tua. Ana memperkirakan usianya 30 tahun, mungkin lebih. Wajahnya tampan, terlihat bukan seperti orang asli Indonesia. Garis matanya tajam. Tulang rahangnya membentuk wajahnya terlihat tegas. Meskipun sedang duduk, Ana mengira tingginya sekitar 170an sentimeter, mungkin lebih sedikit. Pria itu tersenyum melihat Ana. Bibirnya yang tipis dan lebar memasang senyum di wajah tampannya.

"Selamat datang, Ana ....," pria itu menyambut Ana dengan suaranya yang dalam.

"Kamu Tuan Besar mereka, kan? Apa maumu?," tanya Ana.

Pria itu tertawa kecil mendengar pertanyaan Ana. "Duduklah dulu," kata pria itu mempersilahkan Ana duduk di bangku bar yang ada di sampingnya.

"Panggil saja aku ... Marius. Aku ... hmm ... katakan saja, aku dan Tuan Doni adalah rekan kerja."

"Dari mana kamu mengenal papaku?," tanya Ana.

"Hmm ... Dari mana ya aku akan mulai? ... Katakan saja begini ... Aku terkenal sebagai penyedia modal bagi para pengusaha. Mereka yang butuh banyak modal pasti akan datang kepadaku," jawab Marius.

"Rentenir maksudmu," kata Ana dengan nada dan tatapan tajamnya.

Marius tertawa dengan kerasnya. "Uang yang mereka pinjamkan tidak sebanyak aku, Ana. " jawab Marius. "Hhmm ... Aku dan Tuan Doni punya perjanjian kerjasama."

"Kerjasama? Kerjasama apa?," desak Ana.

Marius menyerahkan sebuah map hijau yang baru saja diterimanya dari salah satu anak buahnya kepada Ana. Ana menyadari bahwa yang dipegangnya itu adalah surat perjanjian dari halaman pertamanya. Terlihat olehnya "Doni Tanuwijaya", nama papanya sendiri, dan juga "Marius Edmond Hadinata". Ana yakin itu nama Marius.

"Tuan Doni meminjam sejumlah uang yang sangat besar ... dengan beberapa persyaratan," jelas Marius.

"PT. MGA?." Mata Ana terbelalak lebar saat dirinya membaca bagian jaminan yang diajukan, salah satunya adalah perusahaan papanya sendiri.

"Papa menjual hampir semuanya," kata Ana pelan. Dia hampir saja menangis melihat semua itu.

"Tapi, semua persyaratan itu tidak bisa menutupi semua hutang-hutangnya," lanjut Marius lagi.

"Apa maksudmu?," tanya Ana.

"Jumlah yang dipinjam Tuan Doni terlalu besar, Ana," jawab Marius. Dia memainkan gelas whiskey yang ada di tangannya dan membiarkan setenggak whiskey membasahi tenggorakkannya.

"Berapa yang dipinjam papa?," desak Ana.

"150 miliar" jawab Marius tanpa menoleh sedikitpun ke arah Ana. Dia masih terus memainkan gelas whiskeynya. "Semua aset yang dijaminkan termasuk perusahaannya itu nilainya bahkan tidak mencapai dari separuhnya."

Tubuh Ana seketika menjadi lemas dan tidak bertenaga. "150 miliar?," suara Ana terdengar bergetar meskipun terdengar lirih. Tangannya gemetar membayangkan uang 150 miliar yang harus dibayarkannya.

"Jadi ... bagaimana aku harus membayarnya?," kata Ana dengan suaranya yang sedikit bergetar karena menahan amarahnya.

"Kamu yang akan membayarnya?," tanya Marius.

"Ya. Karena itu beri aku cara untuk melunasinya. Tapi ... kuharap jangan terlalu sulit. Tidak seperti papaku, aku hanya karyawan biasa."

Marius terdiam memandangi Ana. Entah apa yang sedang dipikirkan Marius.

"Kamu bisa mencicilnya tiap bulan," kata Marius.

"Apa?!," teriak Ana hampir tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Kamu tidak mau?," tanya Marius.

"Tidak, tidak, aku ... aku tidak menyangka ... kamu memperbolehkan aku ... mencicilnya."

"Tapi ... dengan bekerja padaku."

"Bekerja padamu? Tidak bisakah aku bekerja seperti biasa, dan mengirimkannya uangnya padamu saat gajian?"

Marius hanya menggelengkan kepalanya.

"Kamu hanya takut aku kabur, kan?," selidik Ana.

"Kamu bebas berpikiran apapun, tapi aku punya jawabanku sendiri," jawab Marius. "Dan aku tidak punya kewajiban untuk menjelaskan hal itu."

"Apa yang akan aku kerjakan? Kamu tidak akan menyuruhku menjadi ... escort lady, kan?"

Marius tertawa dengan kerasnya. "Kamu mengira aku apa, Ana?"

Ana merengut mendengar Marius tertawa seakan sedang meledeknya. "Aku cuma bertanya."

"Kamu hanya akan menjadi pengasuh anak," jawab Marius dengan santainya.

Ana terdiam. "Anakmu?"

"Ya"

Ana terdiam lagi. "Kamu bercanda, kan?"

Marius kembali tertawa. "Tidak."

"Aku tidak punya sertifikasi untuk itu."

"Aku tahu."

"Lalu, mengapa kamu menyuruhku untuk menjadi pengasuh?"

"Karena aku mau kamu yang menjadi pengasuhnya."

"Apa maksudmu?"

"Tidak ada."

Ana mulai stress mendengar jawaban Marius yang tidak satupun dari semuanya menjawab pertanyaan Ana dengan benar.

"Aku tidak punya pengetahuan tentang mengasuh anak. Aku bahkan belum pernah menikah, apalagi punya anak."

"Kamu bisa mempelajarinya mulai sekarang. Atau kamu ingin kita menikah agar kamu bisa lebih mudah mempelajarinya?"

"Tidak. Lupakan," kata Ana kesal.

"Aku akan membayarmu 20 kali lipat dari gajimu yang sekarang."

"20 kali lipat? Maksudmu ...,"

"100 juta. Setiap bulan."

"Apa dia serius? Untuk seorang pengasuh?," batin Ana.

"Aku membayarmu sangat mahal, kan. Jadi kuharap kamu bisa bekerja dengan sangat baik." Marius memamerkan senyumnya di wajah tampannya. Sepanjang waktu Ana berbicara dengannya, baru saat ini dengan jelas Ana melihat senyumnya yang manis itu.

"Diam, Ana! Fokus!," batin Ana membentak dirinya sendiri.

"Aku rasa kamu menyetujuinya," kata Marius membuyarkan lamunan Ana. "Jadi, untuk saat ini, pulanglah," lanjutnya. "2 hari lagi akan ada orang yang datang untuk menjemputmu," lanjut Marius tanpa mempedulikan Ana.

"Apa maksudmu menjemput?"

"Kamu lupa, Ana? Kamu akan menjadi pengasuh. Itu artinya kamu akan tinggal di rumahku," jawab Marius.

"Lalu, bagaimana dengan pekerjaanku?," tanya Ana.

"It's your business, Ana. Not mine."

Ana terdiam. "Jadi, aku akan tinggal di rumahnya?!?!," batin Ana berteriak.

......................

Epilog :

"Nona Ana sudah kami antarkan kembali, Tuan," kata seorang pria kepada Marius yang sedang duduk di depan meja kerjanya.

"Apakah dia menanyakan hal lain padamu?"

“Tidak, Tuan."

"Apakah mereka sudah mengkonfirmasi?"

“Sudah, Tuan. Mereka bilang benar, itu Nona Ana."

Marius terlihat tersenyum puas mendengar jawabannya. Seakan jawaban itu memang sudah ditunggunya.

"Kamu boleh pergi," kata Marius sambil melanjutkan menandatangani berkas-berkas yang ada di depannya saat ini, dan dengan senyumnya yang lebar.

Terpopuler

Comments

Natha

Natha

Berarti anak yang akan diasuh Ana adalah anak yang kemarin diselamatkannya dari penculikan 👍

2023-08-04

4

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 Bab 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 Extra Story : Part 1
90 Extra Story : Part 2
91 Extra Story : Part 3
92 Extra Story : Part 4
93 Extra Story : Part 5
94 Extra Story : Part 6
95 Extra Story : Part 7
96 Extra Story : Part 8
97 Extra Story : Part 9
98 Extra Story : Part 10
99 Pengumuman
100 Novel Baru : Cinta Itu (Tidak) Buta
Episodes

Updated 100 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
Bab 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
Extra Story : Part 1
90
Extra Story : Part 2
91
Extra Story : Part 3
92
Extra Story : Part 4
93
Extra Story : Part 5
94
Extra Story : Part 6
95
Extra Story : Part 7
96
Extra Story : Part 8
97
Extra Story : Part 9
98
Extra Story : Part 10
99
Pengumuman
100
Novel Baru : Cinta Itu (Tidak) Buta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!