Hari yang sangat penting itu tiba. Pernikahannya dengan Barra sesa'at lagi akan terlaksana.
Chers Mengenakan kebaya putih berenda terbuat dari bahan Rayon satin lembut yang berbahan sejuk.
Membalut tubuhnya dengan padat dan presbody.
Dengan tatanan rambut model sanggul Kartini muda dengan untaian melati yang menjuntai sepanjang empat puluh sentimeter. Wajahnya yang terpoles make up tipis terlihat sangat cantik dan teduh walau matanya yang indah terlihat sembab. Rania dan dua orang temannya sebagai juru rias pengantin dadakan ini. Berkali kali menghiburnya sejak didalam kamar dengan ditemani sang Ibu yang tak lepas lepas menggenggam jemari tangan Cherly yang lembut sejak tadi sambil menangis.
wanita setengah baya itu tahu kalau Cherly atau Barra hanya menikah karena terpaksa oleh karena desakan Suaminya Pak Hermawan dan Temannya Ali Ramadhan. Kakak lelaki Barra Malik Ramadhan.
Kain panjang dengan wiron yang rapi menutup bahagian bawah tubuhnya yang bertelanjang kaki dengan menapak pelan kepermadani ruang utama rumah dimana telah menunggu Tuan Kadi dan para kerabat keluarga dan wali nikah beserta saksi yang merangkap tokoh adat dan pejabat dari petugas Kantor Urusan Agama setempat.
Dan Barra! Lelaki yang duduk dengan tegap didepan meja kecil, Duduk dengan takzim didepan tuan kadi yang tengah menunggu kedatangan calon pengantin putri.
Cherly berjalan sambil menunduk dengan kerudung putihnya yang tipis bagai helaian yang lesu menutup separuh wajah cantiknya.
Bahu lelaki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu terlihat lebar dan kukuh dalam balutan Jas berwarna hitam.
tampak lebih tinggi dari Tuan Kadi yang duduk didepannya yang hanya terpisah meja setinggi lima puluh sentimeter itu. Diatas meja tersebut terletak mahar dan satu set perhiasan yang menjadi maharnya.
Cherly perlahan duduk dengan menyimpuh takzim disamping Bara.
Lelaki itu tampak tenang dan menatap kedepan dengan lurus.
Hati Cherly berdebar kencang sa'at tuan kadi dan Barra berjabat tangan dengan menumpukan Ibu jari mereka bersatu.
"Bagaimana semua handai Taulan?kita akan mulai Ijab kabul ini," Kata tuan kadi bersiap siap dengan kalimat ultimatum pernikahan yangbtelah disahkan secara Agama.
"Silakan dimulai sekarang, Pak," Jawab Pak Hermawan menyilakan kepada tuan Kadi.
Cherly semakin menunduk dan meremas ujung kain selendangnya dengan kuat hingga tangannya terasa sakit.
"Aku Nikahkan Cherly Kemala Ulfa Binti Hermawan menjadi Istrimu dengan mahar 20 gram Emas yang dibayar tunai," Ikrar sang Tuan kaldi dan langsung dibalas oleh Barra Malik dengan cepat dan dwngan suara Baritonnya yang tegas.
"Aku terima Nikahnya Cherly Kemala Ulfa Binti Hermawan menjadi Istriku dengan 20 gram emas yang dibayar tunai," Jawabnya .
Dan diulang sampai tiga kali disambut dengan kata "Sah" Dari tamu tamu kaum kerabat yang hadir secara serentak.
Cherly menyalam suaminya dan mencium telapak tangan suaminya yang terlihat besar dan berbulu ditangannya yang kecil dan lentik itu. Semua tersenyum senang kecuali kedua pengantin yang seharusnya tersenyum sumringah satu sama lain dengan malu malu.
Namun Barra atau Cherly tidaklah demikian halnya.
Barra tetap berwajah datar dan Cherly yang menunduk menangis tanpa daya.
Kak Hanum sahabat Rania kakaknya berbisik dari belakang Cherly. " Ayolah Cher! Hapus airmatamu dan mulailah menyalam tamu satu persatu,"Suruhnya dengan berbisik disambut anggukan Cherly dan mulai menyalami para tamu yang telah disalam oleh Barra terlebih dahulu.
Tak Lama kemudian Cherly kembali dibawa menuju kamar untuk dirias dan nantinya akan dibawa langsung kerumah Barra, Suaminya Yang terletak sejauh 10 kilometer dari rumah keluarga Hermawan dan rumah keluarga Ali Ramadhan.
Setelah menikmati hidangan yang disajikan dirumah Cherly rombongan pengantin laki laki akan berangkat sekalian membawa pengantin wanita yang masih menangis sesenggukan didalam pelukan sang Ibu dikamarnya. "Chers pergi Ma, Terima kasih telah menjaga Cherly selama ini dan Cherly banyak nyusahin Mama," Tangisnya kian pilu teringat akan Kasih sayang yang diberikan Ibunya selama ini.
Bahkan Cherly masih sering disuapin sang Ibu sa'at hendak makan dan ketika berangkat kuliah.
Cherly masih sering tidur bersama diapit oleh Ibu dan Ayahnya kala demam dan sakit sedikit saja kedua orang tuanya akan sangat khawatir.
Dan kini dia akan tinggal dengan orang yang sangat asing yang sama sekali belum dia kenal secara pribadi dan tinggal bersama selamanya.
Didepan pintu kamar sang Ayah hanya menatap putrinya dengan mata berkaca kaca.
Walau Pernikahan ini adalah kehendaknya namun ada semacam kekhawatiran terhadap anaknya yang sama sekali belum mengerti untuk mengatur rumah tangga.
Namun dihati kecilnya mengatakan Cherly akan baik baik saja.
Cherly menangis memeluk sang Ayah , Dia merasa telah banyak menyusahkan dan membuat Ayahnya khawatir tentang tingkahnya selama ini."Pa! Chers Pergi! Maafkan segala kesalahan yang pernah Cherly Lakukan selama ini," Katanya menangis kian pilu.
Ayahnya mengangguk tanpa kata sambil mengusap putrinya yang sangat disayanginya ini.
Perkawinan Rania tidaklah sesedih dan semengharukan dengan.perkawinan Cherly .
Rania sudah dewasa dan sangat matang dan berencana dengan baik membuat komitmen pernikahan dengan Joko suaminya.
Yang memang saling mencintai satu sama lainnya.
Mobil pengantin berhias pita putih itu membawa Cherly melangkah dari rumahnya menuju ketempat yang baru. Barra duduk disampingnya membuka dua kancing baju kemejanya dibagian atas dengan sikap gerah. Sedangkan Jasnya telah dibuka sejak masuk kedalam mobil.
Wajahnya yang menyeramkan itu terlihat datar tanpa kata.
dimobil ini hanya mereka berempat bersama sopir. Barra duduk disamping sopir sedangkan Chers duduk dengan kakak Iparnya. Istri Ali Ramadhan.
Sedangkan Ali Ramadhan beserta anak anaknya dan handai taulan lainnya berada di iringan 6 Mobil yang mengikut mobil mereka dibelakang.
Dan matahari yang telah naik sempurna keatas kepala para pejalan kaki seakan turut menyaksikan alangkah janggalnya pernikahan dua sejoli ini.
Namun Apabila Tuhan telah merestui jodoh tak mau menunggu para Sepasang pengantin ini untuk saling menyetujui hubungan yang telah terikat ini.
Apakah Ada setitik harapan untuk kembali bersama Neo yang masih menunggunya disebuah benua yang jauh hingga jarak itu telah membuat mereka terpisah untuk selamanya.
Hanya waktu yang tahu jawabannya.
Barra.
Memandang keluar jendela mobil.
Tak bergeming atau berkata apa apa.
Sa'at kakak Iparnya berkata.
"Bar, Apa kau akan berangkat besok?" Kata Rosita, kakak Iparnya yang telah dianggapnya menjasi sosok seorang Ibu yang bijak untuknya.
"Mungkin lusa kak!" Jawab lelaki bersuara Bariton itu singkat.
"Apakah kau akan membawa Cherly?" Tanya kakaknya lagi.
"Tidak! Dia akan tinggal disini,Dia harus kuliah kan?" Tanyanya balik bertanya kepada kakak Iparnya tersebut.
Barra sengaja membuang wajahnya kesamping, Enggan melihat kearah belakang kearah Cherly.
"Sebaiknya Bawa juga Cherly agar dia tahu bagaimana menyesuaikan diri denganmu dan ajarilah Cherly dengan berbagai hal agar dia tahu dalam pengaturan dan adab dalam rumah Tangga ," Saran kakaknya bijaksana.
Cherly yang masih terlihat Shock dengan kejadian yang dianggapnya bagai mimpi itu masih terdiam dan menatap kearah luar kaca mobil.
" Neo! Kamu sedang apa?" Tanyanya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Riahta Malen
mantap cuy
2022-12-18
7
Fizaa No Counter
Hidup si Otor cantik
2022-12-11
6
Andikong Perkesong
yuk nikah Chers
2022-12-11
6