Keesokan harinya
Dear Diary...
Hari ini, aku resmi menjadi seorang mahasiswi. Aku tidak menyangka jika waktu bergulir sangat cepat. 3 tahun jadi anak SMA terasa sesingkat itu.
Dear Diary...
Semoga kampus ini menyajikan hal yang indah untuk kukenang. Jangan ada drama-drama dosen killer dan terlambat wisuda. Aku tidak ingin mengalami pengalaman buruk apapun dikampus ini. Dan juga, semoga aku bisa membuktikan bahwa jadi dewasa itu seindah yang dulu pernah aku pikirkan.
Gadis belia bernama Puput itu tengah menunggu teman akrabnya di pelataran kampus sambil menulis buku diary yang biasa ia bawa kemana-mana. Hari ini, mereka sudah memasuki jadwal perkuliahan dan jam pertama akan segera dimulai.
"Put..." teriak seorang gadis belia yang baru saja turun dari mobil antar jemputnya.
"Sher, kenapa baru nongol? Untung aja gak telat" kata Puput.
"Iya, gara-gara ospek kemaren gue kecapean terus bangun telat. Udah lama ya nunggunya?" tanya Sherly.
"Lumayanlah. Ayo ke kelas kita cari bangku, gue gak mau ya duduk paling depan"
"Ayo ayo"
Mereka pun menaiki tangga menuju kelas. Puput dan Sherly berasal dari sekolah yang berbeda. Pertemanan mereka berawal dari pertemanan sang kakak. Yang mana Puput memiliki kakak laki-laki bernama Rama, sedangkan Sherly memiliki kakak laki-laki bernama Nanda. Yang mana pertemanan sang kakak itu ternyata menular sampai ke adik-adik mereka.
"Put, dosennya killer gak ya kira-kira?" tanya Sherly saat mereka sudah menemukan bangku yang tepat, yakni ditengah-tengah.
"Semoga aja nggak Sher. Kalo killer bahaya, masa baru kali pertama perkuliahan udah nemu yang serem" ujar Puput dengan bergidik ngeri.
"Eh, lo udah kepikiran mau ikut UKM gak? UKM apa?" tanya Sherly lagi. Biasalah, mahasiswi baru pasti akan sangat antusias membahas hal-menarik yang ada dikampus yang baru mereka sambangi salah satunya Unit Kegiatan Mahasiswa yang menjadi salah satu penampung para mahasiswa/i dalam hal pengembangan diri.
"Iya, gue tertarik sama dance theatrenya. Kalo lo?" jawab Puput tak kalah antusias.
"Demi apa? Gue juga. Awalnya gue tertarik sama Sinema, tapi setelah liat dance theatre gak jadi gue daftar Sinema"
"Terus dance theatre, lo udah daftar?"
"Belum, ntar aja kita tanya kating (kakak tingkat)"
Setelah berbincang dan berkenalan singkat dengan teman sekelasnya, akhirnya dosen yang ditunggu-tunggu pun hadir. Puput lega, ternyata dosennya sangat seru dan juga gaul. Sehingga ia merasa kentara sekali perbedaan antara guru SMA dan dosen kampus meski baru di pertemuan pertama.
***
Jam istirahat pun tiba, Puput bersama Sherly mencari yang namanya Kak Cindy. Kak Cindy merupakan anak ekonomi juga dan salah satu anggota di dance theatre. Sehingga jika ada anak ekonomi yang mau bergabung dengan dance theatre cukup mendaftar melalui dirinya.
Setelah acara daftar mendaftar selesai, Puput dan Sherly pun segera menuju kantin untuk makan siang. Mereka duduk bersama beberapa teman yang telah mereka kenal saat ospek.
"Habis ini kalian masih ada jadwal kuliah?" tanya Mia.
"Masih, jam 2 sampe jam 4" jawab Puput.
"Kalo kalian?" tanya Sherly.
"Justru kita semua full dari pagi sampe sore" ucap Mia mewakili teman-teman yang lain.
"Lho? bisa gitu?" tanya Sherly.
"Iya, caranya ambil kelas acak. Jadi kita Jum'atnya kosong. Seru kan?" ujar Tian yang duduk disamping Mia.
"Kalian dikasih tau siapa kok bisa tau cara-cara kaya gitu?" tanya Puput.
"Abangnya Tian kan senior kita. Jadi dia yang ngajarin kita-kita buat atur jadwal kuliah kalo mau ngincer libur hari Jum'at. Tapi resikonya jadwal kuliah kita jadi padat"
"Ah kenapa kalian gak ajak-ajak kita berdua sih?" ujar Puput mendengus sebal.
"Sorry, gue kan gak punya kontak kalian" ucap Tian sungkan.
Akhirnya kini Puput dan Sherly bertukar kontak dengan mereka. Jadi menambah lingkup pertemanannya di kampus.
***
Hari-hari terus bergulir, kegiatan yang Puput jalani masih monoton begitu-begitu saja. Tak ada yang spesial menurutnya, justru terkesan membosankan. Apalagi, dance theatre yang ia daftar waktu itu sampai detik ini belum ada perkumpulan untuk memulai kegiatan atau membuat acara semacamnya. Jadilah Puput setiap harinya menjadi mahasiswi kupu-kupu -kuliah pulang kuliah pulang.
Ting
Puput mengambil ponselnya yang tergeletak dinakas samping tempat tidurnya.
Sherly
"Put bangun, cek grup dance theatre"
Puput pun segera mengeceknya. Ternyata ada info dari salah satu senior yang mengatakan jika akan ada pagelaran festival seni yang akan dilaksanakan 4 bulan lagi. Oleh karena itu, para anggota dance theatre diminta untuk berkumpul di aula fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan atau Porkes untuk membicarakan lebih lanjut. Jadwal pertemuannya jam istirahat nanti siang.
Puput beralih ke kolom chat Sherly.
Puput
Akhirnya ada kabar juga. Gak sabar nih mau pertemuan wkwkwk
Sherly
Berangkat ngampus jam 11 aja ya
Puput
Oke, lo mau bareng gue ga? Kalo mau, gue jemput deh
Sherly
Boleh juga tuu
Puput melihat jam dilayar ponsel masih menunjukkan pukul 7 pagi. Masih ada banyak waktu untuk dirinya berleha-leha dirumah.
"Assalamu'alaikum" seru seseorang dari ruang keluarga. Puput tahu itu adalah suara kakaknya. Ia pun berlari keluar kamar untuk menyambut kedatangan sang kakak yang terbilang cukup jarang pulang kerumah meski apartemennya tak jauh dari sini.
"Mas" ucap Puput senang. Ia pun bercipika-cipiki dengan kakak iparnya.
"Mas, kenapa gak ngabarin mau kesini?" sambut mama yang juga baru keluar dari kamarnya.
"Gak papa ma, biar surprise" ucap Rama tersenyum simpul.
"Udah sarapan belum? Ayo kita sarapan sama-sama" ajak mama langsung menggiring semua orang menuju meja makan.
"Ma, aku mau nitipan Feza disini boleh?" tanya Rama hati-hati.
Alasan Rama begitu hati-hati bicara pada mama tak lain dan tak bukan karena Rama bukan anak kandung mama. Jadi dulu, papa menikah dengan mama dalam kondisi berstatus duda beranak satu yaitu Mas Rama. Dan hubungan Mas Rama dengan mama sempat tidak begitu baik. Namun sejak pernikahan mas Rama dengan kak Feza, akhirnya hubungan keduanya membaik. Itulah hikmah yang Puput rasakan setelah masnya menikah. Dan satu hal lagi, mereka masih punya satu adik bungsu yang juga baru lulus SD, namanya Arse. Si bocah yang sangat pandai melukis. Entah dari siapa ia mewarisi bakat tersebut karena di seluruh keluarga tidak ada yang berbakat sebagai seniman.
"Ya boleh dong mas, mama gak keberatan. Tapi, memangnya mas mau kemana?" tanya mama sambil menyendokkan nasi goreng kemulutnya.
"Mas ada kesibukan dirumah sakit, jadi kemungkinan harus lembur. Kalo tinggal di apartemen pasti Feza kesepian sendirian, pulang kerumah orangtuanya juga gak bisa soalnya mama papa lagi ada kunjungan keluar kota, ma" ungkap Rama.
"Oh gitu. Tapi saran mama, sesibuk apapun kamu harus tetap perhatian sama Feza ya. Kan Fezanya lagi hamil, pasti mau di perhatiin terus"
"Iya ma, mama jangan khawatir" ujar Rama dengan senyum lebarnya.
Mereka makan dengan tenang.
"Arse mana ma?" tanya Feza ditengah aktifitas sarapan mereka.
"Udah berangkat Za. Biasalah, lagi bahagia-bahagianya masuk SMP jadi ya gitu. Gak sabaran mau cepet-cepet ke sekolah"
"Kalo papa mana ma?" tanyanya lagi.
"Ada, papa udah sarapan bareng Arse tadi pagi"
"Papa udah sehat ma?" tanya Rama kali ini dengan raut wajah serius.
Rama merupakan seorang dokter kandungan yang bekerja dirumah sakit milik kakeknya yang kini telah diwariskan padanya. Istrinya Feza, berprofesi sebagai dokter gigi dan membuka klinik di samping rumah kedua orangtuanya. Tapi, papa Rama sendiri sudah hampir 5 tahun mengalami sakit keras akibat diracuni oleh sahabatnya sendiri yang baru ketahuan akhir-akhir ini. Itu yang membuat Rama sekarang harus lembur dirumah sakit karena ia sudah menyita semua obat-obatan yang dikonsumsi papanya selama dirawat oleh dokter yang direkomendasikan oleh sahabat papanya dulu dan berniat mengecek kandungan obat tersebut di laboratorium. Sehingga nanti bisa ia proses ke jalur hukum jika dokter tersebut melakukan persekongkolan yang bertentangan dengan kode etik dan aturan hukum lainnya.
"Papa udah bisa duduk sendiri. Cuman kemana-mana masih harus pake kursi roda. Semoga aja papa lekas pulih ya, kan bentar lagi mau ngemong cucu, pasti semangat sembuhnya jadi luar biasa" ujar mama dengan binar bahagia.
"Amiin. Terus Put, kamu gak kuliah hari ini?" tanya Rama.
"Ya kuliah dong mas. Tapi nanti siang, aku juga berangkat bareng Sherly kok" kata Puput sekaligus menginfokan bahwa dirinya akan berangkat dengan adik dari teman masnya itu.
"Oh" sahutnya biasa saja.
Setelah sarapan bersama, Rama langsung berangkat menuju rumah sakit. Feza duduk berbincang diruang keluarga bersama Puput dan mama.
Mama sangat bahagia karena kesehatan kak Feza sama sekali tak berubah kala dirinya tengah mengandung. Berbeda dengan mama dulu, saat mengandung Puput ada saja penyakitnya. Setiap bulan pasti demam, saat mau tidur bisa pilek tiba-tiba. Sampai akhirnya dilarikan kerumah sakit karena susah nafas.
Lagi asik cerita, papa manggil mama untuk kekamar. Tinggallah Puput dan kakak iparnya saja disana.
"Gimana rasanya jadi anak kuliahan Put?"
"Seru kak, tiap hari jadwalnya beda-beda. Terus aku juga ikut UKM dance theatre gitu. Belum ada kegiatan apa-apa sih, tapi baru mau ada" ujar Puput. Ia dan kakak iparnya memang sudah dekat sejak kali pertama kakak iparnya itu nginap dirumahnya.
Mereka kadang menghabiskan waktu dengan nonton film bersama yang lama kelamaan mereka jadi bonding satu sama lain.
"Terus seniornya ada yang cakep gak?"
"Ih kalo itu sih banyak kak. Cakepnya bisa diukur dengan banyak jenis lagi. Ada yang jenisnya cakep rapi, ada juga yang jenisnya cakep badboy, ah macam-macamlah"
"Terus kamu sukanya yang mana?" goda Feza.
"Yeee, gak ada suka-sukanya. Cuman enak diliat aja, gak sampe kehati"
"Saran kakak, berteman boleh. Tapi kalo untuk pacaran, jangan dululah. Kamu fokus kuliah aja"
"Iya kak, aku juga mau gitu. Gak ada kepikiran mau pacar-pacaran. Tuh buktinya, mas yang dulu pacaran sampe 10 tahun aja nikahnya sama kakak"
"Haha, bener juga. Makanya kamu kalo bisa gak usahlah pacar-pacaran, buang-buang waktu"
"Siap kak. Oh iya, sekarang kandungan kakak udah masuk berapa bulan?"
"Mau jalan 3 bulan"
"Udah ada nendang-nendang belom? Mau dong ngerasain"
"Ya belom lah, nanti kalo udah masuk 6 bulan baru ada"
"Enak banget ya punya suami dokter kandungan, bisa ngecek dimana aja. Dirumah bisa, dijalan bisa. Dimana-mana bisa, mana gratis lagi" celoteh Puput membuat Feza tertawa.
"Mana ada gitu" sangkal Feza cepat.
"Kakak tetap diminta kerumah sakit sama mas kamu, katanya walaupun istri tetap harus ngantri"
"Serius? Terus beneran ngantri, gitu?"
"Beneran. Tapi gak lama, karena kakak dikabarin buat datang pas antrian udah mau habis. Jadi bisa sekalian pulang bareng"
"Ah bisa aja si mas. Tapi gak cemburu tuh kak kalo mas cek-cek ehemnya perempuan lain?"
"Biasa aja Put. Udah tanggung jawab dia kan, yang penting kakak gak liat aja"
"Jadi kalo liat, cemburu?"
"Ya cemburulah. Itu kan suami kakak. Makanya kakak gak mau kerumah sakit, males aja gitu. Takut panas sendiri, sedangkan sebagai istri kan harus mendukung suami. Toh dia kerja begitu buat nafkahin kakak juga"
"Wuih, betapa tabahnya hatimu kak" puji Puput.
"Kalo aku sih mungkin gak cocok punya suami dokter kandungan. Tiap dia pulang kerja mungkin bakal aku introgasi. Gimana tadi? Berapa pasiennya? Perutnya mulusan mana sama perut aku? Cantik ibu-ibunya? Masih muda? Wah... Kapok suami aku tiap pulang kerja dapet setoran pertanyaan kaya gitu tiap hari" sambungnya dengan memperagakan dirinya sebagai istri yang galak.
"Duh, kok kakak gak kepikiran nanya gitu ya? Apa kakak perlu nanya juga. Nanti takutnya kalo gak nanya-nanya seputar kerjaan dia, nanti dikira gak peduli sama suami. Tapi kalo nanya, terus jawabannya malah gak sesuai harapan, bisa sakit hati"
"Lah, ya jangan kalo gitu. Kan aku tadi cuma berandai-andai kalo seandainya aku di posisi kakak, gitu lho? Kok jadi kesannya aku mencuci otak kakak. Udah-udah, bumil mending istirahat aja. Nanti takutnya malah jadi banyak pikiran. Gak baik buat ponakan aku" Puput pun menarik tangan Feza agar bangkit dari tempat duduknya. Dan segera mengantarkannya ke lantai 2 menuju kamar Rama.
****
Siang harinya, Puput dan Sherly sudah sampai di aula fakultas Porkes. Disana sudah banyak anggota dance theatre yang sudah hadir dari berbagai fakultas.
Mereka duduk berpencar dengan kelompok masing-masing selagi menunggu kedatangan ketua dance theatre muncul. Tak berapa lama, akhirnya muncul 2 orang senior laki-laki dan perempuan. Mereka menginfokan jika dance theatre akan melakukan seleksi terhadap anggota baru yang akan dikirim untuk mengikuti festival seni. Jadi selama 2 bulan kedepan, anggota baru akan dilatih menari tari tradisional di aula yang sama. Dan yang menjadi poin penilaian adalah kelenturan dan kesesuaian gerakan dengan tempo musik. Untuk selebihnya, bisa di latih lebih lanjut.
Mereka pun sepakat akan berlatih 3 kali seminggu. Dijam-jam pulang kuliah, tepatnya latihan dimulai pukul setengah 5 sampai 6 sore. Atau jika nanti ada yang keberatan, bisa di pikirkan ulang.
Setelah dari aula itu, Puput dan Sherly menuju ke fakultasnya. Mereka berdua sangat senang karena akan segera berlatih tari dan sama-sama berharap lulus seleksi.
****
Sekilas info, jadi novel ini sebenarnya adalah kelanjutan dari Novel yang sebelumnya author buat. Judulnya (Siapa) Aku Tanpamu. Biar kalian gak bingung, lebih baik baca novel itu terlebih dahulu yaa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
ijin marathon mbak Author🙏
2024-01-10
0
Lenkzher Thea
Di akhir dialaog setelah tanda petik sebaiknya hurup awalnya Kapital, maaf thor inu cuma saran
2023-08-13
0
Oh Dewi
makasih😚
2023-01-29
0