Waktu demi waktu, percintaan itu semakin panas diantara keduanya, bahkan Aliya tidak merasakan ketikan kejantanan si pria tersebut mendarat di kewanitaannya. Namun saat si pria itu hendak ingin memompa, Aliya baru sadar kalau ia merasa sakit di bagian sana.
"Aaarrrkkkhh" jerit Aliya. "Sakit, apa yang kamu lakukan disana? Kenapa rasanya sakit sekali?" Aliya mencoba mendorong tubuh si pria itu, tetapi pria itu malah mengeseknya kembali sampai Aliya merasa semakin kesakitan.
"Aarrkkhhh.. Ini sakit sekali, tolong lepaskan aku.. Tolong lepaskan" tidak mendengarkan jeritan Aliya, si pria itu malah semakin mengeseknya sampai ia merasa lelah begitu juga dengan Aliya yang sedari tadi mencoba melepaskan diri dari si pria itu.
Kemudian pria itu menatap kedua manik mata Aliya sembari menyentuh pipi mulus Aliya dengan lembut. "Aku tidak tau kamu siapa dan tidak mengenal mu siapa. Tapi, bagaimana bisa kamu melakukan ini kepada ku? Usia ku masih 17 tahun".
Pria itu tidak membalasnya, ia masih menyentuh pipi mulus Aliya tanpa sedikitpun mengeluarkan suara.
"Apa wanita itu menjual ku kepada mu?".
Masih tidak ada jawaban.
"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana wanita itu tega menjual ku kepada mu. Bahkan melakukan hal ini saja, ini baru yang pertama. Kewanitaan ku terasa sangat sakit dan juga perih. Dan sekarang, setelah aku kehilangan harga diriku, apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin aku meminta mu menikahi ku".
Tetap diam, hingga akhirnya rasa lelah si pria tersebut hilang. Ia pun melanjutkan itu kembali, namun kali ini tidak seperti semula, ia melakukannya dengan lembut sehingga Aliya tidak terlalu merasakan sakit meskipun rasanya masih sakit.
Dan sekarang percintaan itu telah selesai, pria itu memakai pakaiannya kembali. Sedangkan Aliya masih terbaring diatas ranjang dengan tubuh polos sambil melihat si pria tersebut. Kemudian ia melihat Aliya, dengan tatapan polos Aliya mengangkat tubuhnya duduk diatas ranjang.
"Kamu tidak ingin melihat wajah ku? Akh, aku rasa kamu tidak perlu melihat wajah ku. Tapi aku penasaran, bisakah aku tau siapa nama mu?".
Pria itu diam.
"Tidak apa-apa, kalau begitu tolong berikan aku uang. Aku sangat membutuhkan uang untuk bertahan hidup di kota ini".
Si pria itu lalu mengeluarkan dompetnya, dan memberikan beberapa lembar uang merah di hadapan Aliya. Dan dengan senang hati, Aliya langsung menerima sambil berkata terima kasih. Lalu pria itu pergi meninggalkannya.
"Hhhmmss... Tidak apa-apa Aliya. Meskipun sekarang kamu tidak perawan lagi, setidaknya kamu dapat uang sebanyak ini untuk bertahan hidup sebelum kamu mendapatkan pekerjaan yang layak".
Aliya beranjak dari atas tempat tidur, ia menyalakan lampu melihat tubuhnya begitu sangat polos tak dibaluti sehelai benangpun.
"Astaga, begini sekali nasib hidup ku".
Namun melihat beberapa lembar uang merah itu, Aliya kembali bersemangat. Ia segera memasuki kamar mandi membersihkan tubuhnya, setelah itu ia memakai pakaian yang tadi ia pakaian.
"Bagaimana pun caranya aku harus keluar dari tempat ini" gumam Aliya. Lalu ia keluar dari dalam kamar mencari barangnya, begitu Aliya menemukan, si wanita itu datang bersama kedua bodyguardnya melihat Aliya telah menenteng tas.
"Kamu sudah mau langsung pergi?" tanyanya tersenyum senang.
Aliya melihatnya sinis.
"Baiklah kalau kamu ingin pergi, terima kasih sudah melakukan yang terbaik. Kamu boleh pergi atau kamu mau diantar sama mereka?".
"Tidak perlu" jawab Aliya pergi meninggalkan mereka.
Dan saat Aliya berada di lantai bawah, ia melihat begitu sangat ramai ditambah musik yang berdentang sangat kencang di kedua telinganya. Meski sulit melewati mereka semua, Aliya tetap berusaha untuk segera pergi dari sana.
Hingga akhirnya Aliya berhasil keluar, ia pun segera pergi meninggalkan tempat tersebut tanpa tau arah tujuannya harus kemana. Sedangkan malam semakin dingin, berjalan dan terus berjalan membuat Aliya mulai kelelahan.
"Aaakkhh, perjalanan ku sudah jauh. Semoga mereka tidak mencari ku. Tapi malam ini aku harus tidur dimana? Tidah mungkin aku.. Ooo, ada rumah sewaan?" Aliya lalu mendekati poster tersebut yang bertuliskan menerima kos. "Akhirnya aku menemukan rumah kontrakan juga, tapi bagaimana caranya aku menghubungi pemilik rumah ini sedangkan aku tidak memiliki ponsel?".
Lama berpikir, Aliya lalu melihat sepasang kekasih lewat dari hadapannya, dengan senyum ramah Aliya langsung menghentikan kedua orang itu.
"Hallo, permisi kakak" ucap Aliya.
Sepasang kekasih itu melihatnya, "Iya?".
"Begini, bisakah kalian membantu ku menghubungi pemilik rumah ini? Maaf, aku tidak memiliki ponsel hehehehe" namun sayangnya kedua orang itu malah merasa aneh kepadanya. "Jangan khawatir, aku tidak orang jahat hahahaha".
"Ini" wanita itu langsung memberikan ponselnya kepada Aliya. Tetapi Aliya malah bingung bagaimana caranya ia menggunakan ponsel tersebut. "Hahahaha, Bisakah kakak sendiri yang menghubungi nomor ini. Maaf, aku tidak tau menggunakan ponsel ini".
"Baiklah".
Begitu Aliya mendapatkan kontrakannya, dengan senang hati ia menghentikan sebuah taksi yang ketepatan lewat dari hadapannya menuju lokasi, dan setibanya Aliya disana, si pemilik kontrakan telah menunggu di depan.
Aliya langsung mendekatinya.
"Yang memesan kontrakan yah?" tanya si wanita paruh baya.
"Iya Bu, Aliya" jawabnya tersenyum ramah mengulurkan tangan.
"Akh, mari ikut saya" tanpa membalas tangan Aliya, si pemilik kontrakan membawa Aliya masuk ke dalam menunjukkan kamar kontrakan yang Aliya tempati. "Ini dia kamarnya, bagaimana?".
"Wah, kamarnya bagus juga yah. Ini berapa Bu?".
"800 rb sudah yang paling murah".
"Apa?" Aliya tersenyum kaget mengusap tengkuk lehernya. "I-ini benar 800 rb sudah yang paling murah Bu?".
"Iya, ini sudah yang paling murah".
"Astaga, aku pikir tadi hanya 300 rb saja, ternyata sangat mahal sekali. Bagaimana ini? Haruskah aku menerimanya saja? Tapi kalau aku menerimanya, uang yang pria itu berikan akan habis, sedangkan aku belum mendapatkan pekerjaan".
"Bagaimana?" tanya si pemilik kontrakan itu lagi lama menunggu. "Kalau tidak mau tidak apa-apa juga, saya harus pergi".
"Hehehehe... Maaf Bu, bukan apa-apa, tidak bisakah kontrakan ini di kurangi? Aku tidak memiliki uang sebanyak itu".
"Ya sudah kalau kamu tidak mau, lagian dimana lagi kamu mendapatkan rumah kontrakan yang murah? Kontrakan ini sudah yang paling murah. Kalau kamu tidak percaya, pergilah cari rumah kontrakan yang murah, tapi ingat, jangan kembali lagi kemari. Kamu membuang-buang waktu ku saja".
"Akh, tunggu sebentar Bu. Baiklah, aku akan menyewa kamar ini. Berapa semuanya bu?".
"800 rb".
Aliya mengeluarkan dari dalam tas dan memberikan uang itu langsung ditangan si pemilik rumah kontrakan. "Terima kasih bu".
"Sama-sama" setelah itu ia pergi.
Aliya lalu masuk ke dalam meletakkan semua barang bawaannya di atas lantai sambil berjalan keatas tempat tidur. "Ternyata hidup di ibu kota tidak enak".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments