Bab 3

Selesai menikmati sarapan, Aliya tersenyum senang menyentuh perutnya telah terisi penuh sampai ia merasa malas bergerak. Hingga beberapa menit lamanya ia menunggu, Aliya bangkit berdiri dari atas kursi berjalan kearah pintu. Namun saat Aliya membuka pintu itu, dua orang pria langsung melihat dirinya dengan tubuh kekar.

"Astaga! Kalian ini siapa?" tanya Aliya takut.

Mereka tersenyum tipis, "Ada yang bisa kami bantu?" tanya mereka.

"Kenapa kalian tidak menjawab pertanyaan ku?".

"Jika tidak ada hal penting yang ingin nona bicarakan kepada kami. Sebaiknya nona masuk kembali".

"Tidak mau. Aku tidak mengenal kalian ini siapa, sebaiknya aku pergi saja dari sini" namun saat itu juga kedua pria bertubuh besar itu langsung menghalangi jalannya Aliya dan itu membuat Aliya semakin ketakutan. "Apa yang sedang kamu lakukan? Minggir tidak?".

Kemudian kedua orang itu membawa Aliya secara paksa masuk kembali ke dalam kamar, setelah itu mereka menguncinya dari luar.

BBAARRRR... BBBAAARRR... BBAARRRR...

"Yah, buka pintunya. Keluarkan aku dari sini, kalian tidak bisa mengurungku disini. Yah...!!" teriak Aliya menggedor-gedor pintu tersebut sampai berulang-ulang kali membuat mereka sangat kesal.

Ceklek!

"Lepaskan saya dari sini" bentak Aliya kembali. Lalu mereka tertawa bersama, "Apa kalian berdua sudah gila? Aku bilang lepaskan aku sekarang juga dari sini".

"Tidak semudah itu nona setelah apa yang kami lakukan kepada mu".

"Apa? Emang kalian melakukan apa kepada ku haaahh? Pokoknya aku tidak mau tau, cepat keluar aku dari sini...

"Ada apa ini?" si wanita yang tadi pagi menghampiri Aliya ia datang kembali melihat Aliya mencoba melawan kedua pria tersebut. "Apa yang kalian lakukan kepadanya?".

"Nyonya, kami tidak melakukan apa-apa kepadanya" jawab keduanya.

"Terus kenapa dia...

"Lepaskan aku sekarang juga dari sini" ucap Aliya memotong perkataannya. Lalu si wanita itu tertawa dan itu membuat Aliya merasa aneh kepada mereka. "Kenapa kamu tertawa? Bukankah aku sudah mengatakan kepada mu kalau aku ingin pergi dari sini?".

"Hhhmmrrrr" si wanita itu berjalan mendekati Aliya, ia menyentuh pipi mulus Aliya dengan lembut dan juga dagunya. "Apa kamu sudah lupa perkataan ku tadi pagi kalau di dunia ini tidak ada yang gratis?".

Deng!

Aliya terdiam, tubuhnya bergetar melihat si wanita itu tersenyum sinis kepadanya.

"Tidak, kalian tidak boleh melakukan ini kepada ku. Minggir, aku harus pergi".

"Cepat bawa dia".

Kedua orang itu pun langsung membawa Aliya masuk kembali ke dalam kamar dan mengunci langsung pergi dari sana. Sedangkan Aliya, ia menangis kalau sampai apa yang sedang ia pikirkan terjadi kepadanya.

"Hiks.. hiks.. Aku tidak mau hiks.. Aku tidak mau hiks.. hiks.. Tolong keluarkan aku dari sini, aku tidak mau aarrkkhhh".

Hingga malam hari kembali tiba, Aliya masih berada di depan pintu sambil memohon agar mereka melepaskannya. Kemudian ia mendengar pintu itu di buka, dengan cepat Aliya bangkit berdiri mengambil posisi langsung kabur dari sana.

Namun saat Aliya hendak kabur, tangan pria besar itu segera menahan tubuh Aliya.

"Aarrkkhhh, lepaskan aku. Tolong jangan lakukan ini kepada ku hiks".

Tidak mendengar teriakkan Aliya, ia menyuruh dua orang wanita cantik masuk ke dalam ruangan itu. "Buat dia secantik mungkin, tamu malam ini tidak seperti tamu biasa".

"Baik" jawab mereka.

Lalu pria bertubuh besar itu keluar, sedangkan kedua wanita itu, mereka melihat Aliya dari atas sampai bawah. "Kakak, tolong keluarkan aku dari sini. Aku mohon kakak, tolong keluarkan aku dari sini. Aku sangat takut, aku sangat takut sekali. Aku mohon tolong aku kakak".

Tetapi mereka pura-pura tidak mendengar Aliya dan segera mendadani Aliya secantik mungkin. Tanpa bisa berbuat apa-apa, pada akhirnya Aliya pasrah apapun yang mereka lakukan kepadanya.

Hingga kini mereka telah selesai, Aliya melihat pantulan wajahnya di depan cermin begitu sangat cantik tanpa ekspresi.

"Kamu sangat cantik" puji mereka sebelum meninggalkan ruangan tersebut. Lalu pria itu masuk kembali, Aliya meneteskan air mata melihat si pria bertubuh besar.

"Aku membenci mu" ucapnya.

Tapi si pria itu tidak perduli, ia tetap membawa Aliya keluar dari dalam sana dengan secara paksa meskipun Aliya menolaknya. Dan sekarang mereka berada disebuah kamar yang begitu sangat mewah, wanita itu masuk ke dalam melihat Aliya dari atas sampai bawah terlihat begitu sangat cantik.

"Kamu sangat cantik sekali. Sebagai gantinya karna aku telah menolong mu, malam ini kamu harus melayani pelanggan kami yang sebentar lagi akan datang kemari".

"Tidak mau" jawab Aliya geleng kepala mencoba pergi dari sana. Dan lagi-lagi pria bertubuh besar itu menahan jalan Aliya, "Kalian sangat jahat. Bagaimana bisa kalian melakukan ini kepada ku? Sedangkan aku tidak mengenal kalian".

"Diamlah, kalau kamu menangis make up kamu bisa luntur".

"Aku membenci kalian, aku membenci kalian. Pergi kalian sekarang juga dari kamar ini, aku tidak ingin melihat kalian" teriak Aliya menatap mereka dengan tatapan benci seperti yang baru saja ia ucapkan.

"Baiklah" angguk si wanita itu pergi meninggalkan Aliya di dalam kamar.

"Aarrkkhhh.. Aarrkkhhh.." Aliya menangis.

Dan sekarang, tidak menunggu beberapa lama lagi Aliya mendengar sebuah suara dari luar pintu. Aliya pun langsung bisa menebak kalau orang itu adalah pria yang tadi wanita itu bicarakan.

"Berakhir sudah hidup ku" namun sebelum pintu itu terbuka, Aliya mematikan lampu supaya pria itu tidak akan mengenali wajahnya jika suatu saat nanti mereka bertemu.

Ceklek!

Pintu terbuka, Aliya pun melihat seorang pria yang tidak bisa ia kenali wajahnya berjalan mendekati dirinya yang sedang duduk diatas ranjang.

Namun saat pria itu berdiri di hadapan Aliya, pria itu malah memasuki kamar mandi membuat Aliya merasa heran ada apa dengannya. dan dengan rasa penasaran, Aliya langsung mengikutinya dan membuka sedikit pintu kamar mandi melihat si pria itu sedang mandi.

"OMG, apa yang sedang dia lukakan disana?".

Setelah itu Aliya menutupnya kembali.

Tidak lama, pria itu keluar dari dalam kamar mandi menggunakan handuk putih melilit diatas pinggangnya. Aroma maskulin yang begitu sangat enak di Indra penciuman Aliya membuat ia sangat menyukai aroma tersebut dan seketika Aliya lupa diri.

Kemudian pria itu berjalan mendekatinya kearah ranjang, dengan lembut ia menyentuh pipi kanan Aliya tanpa sedikitpun pria itu berniat menyalakan lampu, bahkan mengajak Aliya bicara saja dia tidak mau.

"Tunggu sebentar" ucap Aliya.

Pria itu melepaskan tangannya.

Lalu Aliya berkata, "A-aku takut".

Berkata demikian, pria itu malah menjatuhkan tubuh Aliya diatas ranjang. Dengan secara perlahan ia pun menjatuhkan tubuhnya diatas Aliya dan langsung menimpanya memberikan kecupan di leher jenjang Aliya, dan dengan bodohnya Aliya malah mend*esah saat kecupan itu mendarat dengan lembut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!