Pagi harinya Aliya bangun, seluruh tubuhnya terasa sakit di tambah di bagian kewanitaannya. Ia kemudian menuruni tempat tidur berjalan memasuki kamar mandi, merasa perut lapar, Aliya segera keluar dari dalam sana.
"Berapa lagi sisa uang ku?" Aliya mengeluarkan uangnya dari dalam tas melihat uang itu tinggal 1.200.000 juta. "Ternyata masih ada segini, sebaiknya aku mencari makan dulu, setelah itu aku mencari pekerjaan".
Aliya keluar dari dalam kamar. Ia melihat anak-anak kos itu berangkat kerja dan sebagainya lagi berada di dalam rumah. Tidak ada yang menyapanya, ia pun hanya menunjukkan senyum tipis di wajahnya kepada mereka.
Kemudian Aliya melihat beberapa pedagang kaki lima berjualan di sekitar pinggir jalan begitu sangat enak di Indra penciuman Aliya.
"Sepertinya makan disini sangat enak sekali, mana wangi lagi" Aliya berjalan mendekati salah satu pedagang itu. Dan berkata, "Pak, ada lontong?".
"Ada, mau dimakan disini atau bungkus?" tanya si penjual.
"Makan disini saja pak".
"Kalau gitu tunggu sebentar yah. Duduklah dulu, oh iya kursi kita tidak ada yang kosong lagi".
"Tidak apa-apa pak. Aku berdiri saja menunggu disini".
"Ya sudah kalau gitu, mohon bersabar yah".
"Iya pak" senyum Aliya. "Dia baik sekali. Baru kali ini aku menemukan pedagang baik seperti bapak ini".
Sambil menunggu pesanan tiba, Aliya mulai merasa bosan kerena pesanannya yang sedari tadi belum juga di berikan oleh si pedangan, dan setiap Aliya bertanya si pedagang selalu berkata sabar dan sabar. Sedangkan yang lainnya sudah diduluankan, bahkan yang baru saja datang dari dirinya di berikan.
"Maaf ya, kami mendahulukan pelanggan biasa dulu" ucapnya kepada Aliya.
"Iya pak, tapi bisakah bapak memberikan kepada ku dulu? Aku sangat lapar sekali".
"Sabar yah" jawab si pedangan itu lagi. Dan setelah 15 menit lamanya Aliya menunggu, akhirnya pesanannya tiba juga. "Maaf yah sudah membuat lama menunggu".
"Iya pak, tidak apa-apa".
Mendapatkan miliknya, Aliya segera memakan lontongnya dengan sangat lahap sambil berdiri tidak perduli dengan mereka yang sedang menunggu antrian lama. Begitu selesai, Aliya membayar miliknya dan kembali ke kos.
"Kenyang juga. Sekarang apa yang aku lakukan? Pertama-tama aku mencari pekerjaan dulu, setelah itu aku mencari rumah kontrakan yang lebih murah dari sini. Dan sekarang aku mandi dulu baru berangkat".
10 menit di kamar mandi, Aliya keluar memakai pakaian rapi. Ia melihat pantulan wajahnya di depan cermin terlihat cantik tanpa harus di poles dengan make up. Sesudah itu Aliya langsung berangkat.
.
Ibu kota yang begitu sangat ramai, Aliya tak mengenal gengsi mencari pekerjaan dengan memasuki setiap toko yang buka menayangkan apakah di toko tersebut menerima pekerja atau tidak. Namun sudah beberapa jam lamanya Aliya berkeliling-liling ia belum juga mendapatkan pekerjaan.
"Ternyata susah juga mencari pekerjaan disini. Dan aku sangat lelah sekali, bagaimana mungkin toko sebanyak ini tak satupun diantara mereka menerima ku? Terus kemana lagi aku mencari pekerjaan?".
Sambil mendudukkan diri diatas kursi yang berada di pinggir jalan, Aliya tak henti-hentinya melihat para pejalan kaki yang berlaku lalang dari hadapannya sambil berpikir kemana ia harus pergi.
Setelah hampir 20 menit lamanya, Aliya kembali bersemangat. Ia pun pergi meninggalkan tempat itu mencari pekerjaan lagi. Tetapi, hari ini Aliya belum mendapatkan ke untungan, ia tetap ditolak oleh beberapa toko yang ia kunjungi. Dan sekarang hari sudah semakin sore, bahkan cuaca terlihat mendung.
"Bagaimana ini? Sudah satu harian aku mencari pekerjaan, tapi hasilnya tetap saja tak satu orang pun menerima ku. Mana hujan mau turun lagi, atau sebaiknya aku pulang saja besok aku melanjutkannya? Iya, aku rasa seperti itu saja dan berjanji besok aku harus mendapatkan pekerjaan".
Tanpa berlama-lama lagi, Aliya pun langsung pulang ke rumah kontrakannya. Dan saat itu juga hujan turun.
"Wah, untung saja aku sudah di rumah. Kalau tidak tadi aku sudah pasti basah".
Aliya membersihkan tubuhnya. Malam ini ia tidak tau harus memakan apa, mengingat harga lontong tadi pagi membuat Aliya geleng kepala. Dan sekarang ia merasa lapar, ia bingung mau memakan apa.
Dan pada akhirnya Aliya tetap keluar, namun hujan masih turun. "Mau kemana?".
"Astaga!" Aliya kaget. Ia melihat orang yang baru saja bertanya itu. "Itu kak, aku mau mencari makan disekitar sini. Tapi hujan masih turun".
"Oh, kamu pergi saja ke sebelah sana. Nanti kamu akan menemukan warung penjual nasi goreng".
"Oh iya kak? Terima kasih banyak".
"Ini, kamu boleh gunakan payung ini".
Aliya tersenyum senang, "Terima kasih kak, aku pinjam sebentar yah".
"Iya".
Dengan senang hati Aliya segera mencari si penjual nasi goreng. Dan begitu Aliya menemukan, ia pun memesan satu bungkus nasi goreng porsi biasa. Setelah itu Aliya membayar harga nasi gorengnya 17 rb pakai telor.
"Terima kasih ya bg".
Aliya kembali pulang ke kontrakan, ia melihat si pemilik payung masih menunggunya di depan pagar.
"Ketemu?".
"Iya kak ketemu. Ini payungnya, makasih ya kak".
"Ekh tunggu dulu. Bayar uang sewa payungnya mana?" tanyanya mengulurkan tangan di hadapan Aliya. "Ini payung khusus di sewakan di sini, makanya saya meminta uang sewanya mana".
"Oh, begitu ya kak. Terus berapa uang sewanya kak?".
"10 rb saja".
Begitu Aliya memberikan uang tersebut, ia pergi meninggalkan si wanita itu dengan rasa kesal. Ia pikir si wanita itu dengan ikhlas memberikan pinjaman, tapi nyatanya tidaklah seperti itu.
Aliya lalu masuk ke dalam, ia menaruh nasi gorengnya diatas meja segera memakannya, tetapi Aliya tidak memakan semua, ia menyisakan untuk besok paginya. Setelah kenyang, Aliya Istirahat.
.
Leonard Herbowo.. Putra bungsu dari pasangan suami istri Vicki Herbowo dan Zakira. Sejak kecil Leonard berada di Amerika, dia tinggal bersama dengan sang paman yang sedang memimpin sebuah perusahaan raksasa yang berada di Amerika serikat.
Leonard ini memiliki kriteria pendiam, ia tidak suka terlalu banyak bicara. Bahkan kepada orang terdekatnya seperti Vicky, Zakira, Sandro dan juga kepada istri Sandro.
Sedangkan Sandro Herbowo putra sulung Vicki tidak seperti Leonard. Di karenakan juga Sandro sudah lama tinggal di Indonesia, ia telah menikahi putri dari seorang pengusaha ternama dari Indonesia dan mereka telah di karunia seorang putra dan putri yang begitu sangat cantik dan tampan.
Dan sekarang Leonard berada di dalam kamar, ia sedang di sibukkan dengan beberapa berkas menumpuk di atas mejanya.
Kemudian ia mendengar sebuah suara ketukan pintu dari luar. Bisa menebak siapa orang itu, Leonard langsung bertanya, "Ada apa kamu kemari?" tanyanya kepada Sandro membuat ia tersenyum.
"Ini sudah jam 10 malam, sudah waktunya istirahat".
"Lalu bagaimana dengan mu? Apa yang membuat mu datang kemari?" Leonard menatapnya.
"Mmmm... Tidak apa-apa, aku hanya ingin memastikan kamu sudah tidur atau belum. Kalau begitu aku keluar saja, sebaiknya kamu istirahat, besok kamu bisa melanjutkan pekerjaan mu di kantor. Selamat malam".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments