Kota Biramaki

  Griffin itu lantas memacu kecepatan penerbangan nya menuju Kota Biramaki, kota tempat Kaum Macan Putih tinggal. Rasa bahagia dan kelegaan membuat Griffin itu seperti memperoleh tenaga tambahan. 

"Jika anda menjaga kecepatan terbang anda seperti ini Paman Teci, niscaya kita akan tiba di Kota Biramaki besok pagi" kata Sima Yong. Griffin tua itu ternyata memiliki nama panggilan dan dia menyebut Teci adalah sebutan panggilannya.

   Selepas melewati rintangan berupa Aira sebelumnya, kini sejauh mata memandang adalah hutan pinus tua yang sepertinya tidak ada habis-habisnya. Pemandangan lainnya sepanjang perjalanan itu adalah, sisi kanan penerbangan yang memamerkan Sungai Hutan Mistis yang panjang sejak dari ujung utara.

"Menurut catatan peta yang aku pegang ini, jika kita telah berjumpa dengan barisan gunung berjejer, itu pertanda kita akan memasuki wilayah kekuasaan kaum macan putih" kata Sima Yong memberi petunjuk.

"Baiklah jikalau demikian adanya. Anda dapat beristirahat sejenak, dan biarkan orang tua ini yang melakukan pekerjaan membelah hutan dan gunung? kata Teci penuh semangat.

   Namun Sima Yong menolaknya. Ia merasa kewaspadaan di dalam Realm ini perlu senantiasa ditingkatkan. Ada banyak sekali musuh baik yang nyata-nyata menghadang, ataupun yang diam-diam mengamati mereka.

   Setelah berjam-jam terbang dengan pemandangan Hutan Pinus, tiba-tiba pemandangan mengalami perubahan.

"Gunung. Aku melihat bayangan kelabu gunung di kejauhan sana !" bisik Teci perlahan.

"Bagus !" kata Sima Yong gembira.

"Setelah kita melewati barisan gunung ini, hamparan padang rumput akan mengawali perjalanan kita di Wilayah Macan Putih. 

   Kita akan melihat-lihat sebentar di sana, lalu sesudahnya melanjutkan perjalanan ke Kota Perdamaian" kata Sima Yong antusias.

   Sima Yong mengikuti saran Teci agar bermeditasi dengan alasan, meditasinya toh tidak akan menurunkan kewaspadaan kalau-kalau terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Musuh misalnya.

   Malam pun berlalu dengan cepat, langit gelap pun mulai berganti dengan semburat warna kuning keemasan pertanda pagi telah menjelang. Sima Yong membuka matanya dan melihat mereka kini terbang melewati hamparan padang rumput yang amat luas. Samat-sama di kejauhan sana bayangan kelabu pepohonan lebat, ciri khas tanaman hutan mulai membayang.

"Kota Biramaki, kami datang .." bisik Sima Yong perlahan.

******

Peta mulai Klan Ulara hingga Kota Perdamaian

   Kota Biramaki tidak seperti kota-kota lainnya yang ada di Realm ini. Kota Biramaki lebih terasa seperti kota pertahanan atau satu kota yang penuh dengan anggota militer. Sima Yong bersama Teci dan Mismaya telah mendarat jauh-jauh dari Benteng Kota Biramaki, mengingat pada masa itu berlaku suatu peraturan yang sama di manapun.

   Untuk memasuki satu kota, semua pendatang wajib melalui jalan darat melewati gerbang kota atau gerbang benteng. Biaya selalu dipungut karena ini merupakan penghasilan kota. Larangan penerbangan, seperti biasa juga di berlakukan di Kota Biramaki.

   Karena mereka berada di dalam Dunia mahluk ajaib atau Realm Magical Beast, ukuran kota disini selalu dalam ukuran jumbo. Pintu-pintu gerbang juga berukuran raksasa, demi untuk dilewati beberapa mahluk-mahluk besar yang tidak mau melakukan transformasi cuma-cuma, untuk menjadi ukuran kecil seperti ukuran manusia.

   Sima Yong tengah mengantri di pintu gerbang bersama Teci dan Mismaya, sehingga pemandangan unik terlihat. Mismaya dengan ukuran mungilnya, sementara Teci dengan ukuran jumbonya. Meskipun demikian, tidak seorangpun di tempat itu yang melihat mereka dalam tatapan heran. Pemandangan seperti itu adalah hal yang biasa di Realm Magical Beast.

"Tahan !

   Diam di tempat, ada yang perlu kami periksa" bentak satu penjaga gerbang yang juga merupakan anggota militer. Kawan-kawannya segera berkumpul ketika mendengar bentakan pria itu. 

Wush..! Tombak-tombak seketika diangkat dan mengancam kawanan Sima Yong.

   Sima Yong dengan Teci dan Mismaya saling bertatapan.

"Apa salah kami?" lalu ia bertanya kepada anggota militer itu.

"Maafkan aku tuan penjaga.

   Apakah kalian memerintahkan kami untuk berhenti dan tidak melanjutkan perjalanan ke dalam kota?"

   Penjaga itu tidak langsung menjawab. Malahan salah satunya yang merupakan pemimpin mereka balik bertanya.

"Apakah kalian ini sebelumnya datang dari Kota Terminus?

   Dan kalian melewati kawasan Klan ular dan melakukan pertempuran melawan dua panglima tinggi klan itu?" tanya pemimpin pengawal itu.

   Sima Yong menghela nafas dalam-dalam. Berita dan issue memang amatlah cepat beredar di Realm ini. Pepatah yang mengatakan kalau angin pun dapat berbisik, sepertinya memang benar adanya. Dengan sopan Sima Yong membungkuk lalu menjawab.

"Jika tuan-tuan sekalian menginginkan jawaban yang sejujurnya, maka aku yang muda ini akan mengatakan kalau aku memang membunuh dua orang dari Klan ular. Kejadian itu amatlah di luar dugaan dan keinginan ku.

   Tujuan kami adalah pergi ke Kota Perdamaian, namun siapa menyangka. Baru saja kami memasuki wilayah terbang Klan ular, sambutan tidak menyenangkan telah menjadi ucapan selamat datang klan itu.

   Menurut pendapatku, orang-orang di Klan ular disana amatlah tidak ramah.

   Namun aku percaya jika sahabat-sahabat di Klan Harimau ini bukanlah sosok jumawa seperti Klan ular. Mohon diberi keleluasaan bagi aku Sima Yong dengan dua kawanku untuk masuk dan beristirahat di Kota Biramaki ini"

   Panjang lebar Sima Yong berkata-kata, dan ia berusaha seramah dan sesopan mungkin dalam bertutur dengan dua puluh penjaga kota. Bahkan ketika ia membungkuk memberi salam penghormatan, Mismaya dan Teci pun ikut-ikutan membungkuk memberi salam dengan hormat.

   Ketika itu, mendadak terdengar deru angin yang mengandung kekuatan dahsyat. Dua puluh empat anggota militer itu seketika melompat dan membentuk formasi tempur. Lalu tusukan mengandung hawa murni yang dahsyat mengalir ke arah Sima Yong.

Wush..!

Trang.. !

Duar !

   Kelompok pengawak itu terkejut, tatkala melihat serangan tombak yang dilakukan dalam formasi sehingga kekuatan serangan menjadi jauh lebih dahsyat, sama sekali tidak berpengaruh terhadap anak muda itu.

   Dengan tangan kanan yang dua jari telunjuk dan jari tengah teracung lurus seperti sebuah pedang anak muda itu menghadang sodokan tombak, bahkan dengan berani ujung dua jarinya saling berpapasan dengan ujung tombak.

   Pria si tentara yang menggunakan tombak itu merasakan dadanya amat sesak tatkala melakukan benturan dengan jari si anak muda. Mulut nya terasa agak asin dan dia hampir mengeluarkan seteguk darah.

   Sambil melompat mundur pria pasukan militer itu berkata,

"Hawa murni nya begitu tinggi.

   Merubah formasi menjadi Barisan Tombak Macan Putih. Gunakan garis darah keturunan macan putih" aba-aba pria yang membentur tangan Sima Yong.

   Dua puluh orang pengawal itu lantas memompa energi dan garis darah kekuatan ras macan putih ke dantian mereka. Energi Qi mereka meningkat drastis sebesar lima puluh persen.

"Auman macan putih !" aba-aba dari pemimpin pasukan itu.

   Mismaya dan Teci berlari menghindar ketika aura mistis terasa dari dua puluh tombak yang bersamaan di sodok ke arah Sima Yong.

"Mereka menggunakan kekuatan garis darah makhluk mitos macan putih" kata Teci takjub.  

Bersambung

   Dear pembaca, mohon untuk dukungan memberi like dan auto favorit novel ini agak membuat author meneruskan berkarya dengan novel lanjutan KDPU ini. Terima kasih <3

Terpopuler

Comments

Iron Mustapa

Iron Mustapa

lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut😜😜😜😜😜

2023-10-19

1

tirta arya

tirta arya

thiirr kan mcnya punya tunggangan mcan putih ??

2023-07-27

0

~Kaipucino°®™

~Kaipucino°®™

🐉🐉🐉🐉🐉

2023-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Cerita
2 Cakra Api Surgawi Hitam
3 Menuju Kota Perdamaian
4 Rongon Sang Raja
5 Sebuah Kapal Roh yang Menipu
6 Kematian Kaishu
7 Aira sang Peluda
8 Seorang Grand Magus
9 Kemarahan Rongon
10 Kota Biramaki
11 Auman Macan Putih
12 Jamuan Makan Malam
13 Kanon Empat Musim
14 Enam Telapak Vajra
15 Rencana Melawan Tuan Yamato
16 Rencana Appoloin
17 Antara Tuan Songshu dan Venulla
18 Raja Rongon dan Tuan Kota Songshu
19 Salinan Teknik Chakra Bumi
20 Mengekstrak Anggur Opium
21 Di Tengah Gurun Walapra
22 Malam Yang Panjang Di Gurun Walapra
23 Senandung Musim Dingin di Fairy Cliff
24 Empat Klan Mata Angin Dunia
25 Empat Klan Mata Angin Dunia ii
26 Empat Klan Mata Angin Dunia iii
27 DI Gerbang Timur (i)
28 Di Gerbang Timur (ii)
29 Villa Bunga Meihua di waktu malam
30 Pertempuran Pagi Hari di Kota Perdamaian
31 Murong Genjin
32 Kuil Pemujaan Kotengu
33 Di Hutan Motozawa
34 Aula Seni Pavilliun Keindahan Cahaya Malam
35 Malam di Pemakaman Purba
36 Reruntuhan Kuno
37 Perburuan di mulai
38 Patung Yang Berbicara
39 Sebuah Salinan Di atas Kulit Lusuh
40 Kecemburuan Lebiro Mao
41 Di balik Lukisan itu
42 Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding
43 Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding (ii)
44 Telah di Mulai
45 Perang di Mulai
46 Perang Dimulai (ii)
47 Perang di mulai (iii)
48 Gajah suci Airavata dan Burung Phoenix
49 Last Battle (i)
50 Last Battle (ii)
51 Happy New Year 2023
52 Last Battled (ii)
53 Last Battled (iii)
54 Last Battled (iv)
55 Last Battled (v)
56 Last Battled (vi)
57 Last Battled (vii)
58 Di sisi Hutan Motozawa
59 Di sisi Hutan Motozawa (ii)
60 Informasi Berharga
61 Arena Kota (i)
62 Arena Kota (ii)
63 Hutan Bisikan Mimpi
64 Delapan Lambaian Meihua
65 Jubah Bersulam Bangau Terbang ke Nirwana
66 Kembali Ke Dunia merah
67 Tiga Alam (Three Realm)
68 Bangkitnya Sekte Pedang Terbang
69 Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali
70 Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali (ii)
71 Negeri Menhua (i)
72 Negri Menhua (ii)
73 Restoran Kubah Negeri Selatan
74 Di Ladang Gandum Desa Palancar
75 Sekte Mandasor
76 Informasi 4 Penatua
77 Informasi 4 Penatua (ii)
78 Acara Lelang Akbar
79 Salinan Pembawa Nada Keinginan Hati
80 Perebutan Salinan Lelang Nomor Satu
81 Nyonya Maya dan Keahliannya
82 Fenomena Sang Immortal
83 Istana Pulau Es Yang Menyedihkan
84 Pedang Sihir Es (i)
85 Pedang Sihir Es (ii)
86 Pedang Sihir Es (iii)
87 Nyonya Hong yang Terkejut
88 Awal Mulanya (i)
89 Awal Mulanya (ii)
90 Akademi Dunia Tengah
91 Sekte Pedang Terbang Tiada Tanding
92 Hujan Di Gurun Terkutuk
93 Hujan Di Gurun Terkutuk (ii)
94 Hujan di Gurun Terkutuk (iii)
95 Hujan di Gurun Terkutuk (iv)
96 Perang Tak Telupakan
97 Perang Tak Telupakan (ii)
98 Perang Tak Terlupakan (iii)
99 Perang Tak Terlupakan (iv)
100 Dua Benua Yang Menyatu
101 Pengumuman
102 Pedang Matahari Mengamuk
103 Sang Pembawa Pedang
104 Pedang Bintang
105 Prolog Pedang Matahari dan Rembulan
106 Benua Penyaringan Silver
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Awal Cerita
2
Cakra Api Surgawi Hitam
3
Menuju Kota Perdamaian
4
Rongon Sang Raja
5
Sebuah Kapal Roh yang Menipu
6
Kematian Kaishu
7
Aira sang Peluda
8
Seorang Grand Magus
9
Kemarahan Rongon
10
Kota Biramaki
11
Auman Macan Putih
12
Jamuan Makan Malam
13
Kanon Empat Musim
14
Enam Telapak Vajra
15
Rencana Melawan Tuan Yamato
16
Rencana Appoloin
17
Antara Tuan Songshu dan Venulla
18
Raja Rongon dan Tuan Kota Songshu
19
Salinan Teknik Chakra Bumi
20
Mengekstrak Anggur Opium
21
Di Tengah Gurun Walapra
22
Malam Yang Panjang Di Gurun Walapra
23
Senandung Musim Dingin di Fairy Cliff
24
Empat Klan Mata Angin Dunia
25
Empat Klan Mata Angin Dunia ii
26
Empat Klan Mata Angin Dunia iii
27
DI Gerbang Timur (i)
28
Di Gerbang Timur (ii)
29
Villa Bunga Meihua di waktu malam
30
Pertempuran Pagi Hari di Kota Perdamaian
31
Murong Genjin
32
Kuil Pemujaan Kotengu
33
Di Hutan Motozawa
34
Aula Seni Pavilliun Keindahan Cahaya Malam
35
Malam di Pemakaman Purba
36
Reruntuhan Kuno
37
Perburuan di mulai
38
Patung Yang Berbicara
39
Sebuah Salinan Di atas Kulit Lusuh
40
Kecemburuan Lebiro Mao
41
Di balik Lukisan itu
42
Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding
43
Sembilan Langkah Pedang Tanpa Tanding (ii)
44
Telah di Mulai
45
Perang di Mulai
46
Perang Dimulai (ii)
47
Perang di mulai (iii)
48
Gajah suci Airavata dan Burung Phoenix
49
Last Battle (i)
50
Last Battle (ii)
51
Happy New Year 2023
52
Last Battled (ii)
53
Last Battled (iii)
54
Last Battled (iv)
55
Last Battled (v)
56
Last Battled (vi)
57
Last Battled (vii)
58
Di sisi Hutan Motozawa
59
Di sisi Hutan Motozawa (ii)
60
Informasi Berharga
61
Arena Kota (i)
62
Arena Kota (ii)
63
Hutan Bisikan Mimpi
64
Delapan Lambaian Meihua
65
Jubah Bersulam Bangau Terbang ke Nirwana
66
Kembali Ke Dunia merah
67
Tiga Alam (Three Realm)
68
Bangkitnya Sekte Pedang Terbang
69
Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali
70
Mantan Pembunuh Bayaran Beraksi Kembali (ii)
71
Negeri Menhua (i)
72
Negri Menhua (ii)
73
Restoran Kubah Negeri Selatan
74
Di Ladang Gandum Desa Palancar
75
Sekte Mandasor
76
Informasi 4 Penatua
77
Informasi 4 Penatua (ii)
78
Acara Lelang Akbar
79
Salinan Pembawa Nada Keinginan Hati
80
Perebutan Salinan Lelang Nomor Satu
81
Nyonya Maya dan Keahliannya
82
Fenomena Sang Immortal
83
Istana Pulau Es Yang Menyedihkan
84
Pedang Sihir Es (i)
85
Pedang Sihir Es (ii)
86
Pedang Sihir Es (iii)
87
Nyonya Hong yang Terkejut
88
Awal Mulanya (i)
89
Awal Mulanya (ii)
90
Akademi Dunia Tengah
91
Sekte Pedang Terbang Tiada Tanding
92
Hujan Di Gurun Terkutuk
93
Hujan Di Gurun Terkutuk (ii)
94
Hujan di Gurun Terkutuk (iii)
95
Hujan di Gurun Terkutuk (iv)
96
Perang Tak Telupakan
97
Perang Tak Telupakan (ii)
98
Perang Tak Terlupakan (iii)
99
Perang Tak Terlupakan (iv)
100
Dua Benua Yang Menyatu
101
Pengumuman
102
Pedang Matahari Mengamuk
103
Sang Pembawa Pedang
104
Pedang Bintang
105
Prolog Pedang Matahari dan Rembulan
106
Benua Penyaringan Silver

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!