Waktu itu bulan pelan-pelan mulai menyembul, ketika awan berbentuk kabut gelap itu tersingkir oleh energi pertempuran yang terjadi di hutan perbatasan wilayah Avianse Roc dengan Klan ular. Cahaya rembulan yang tipis tampak masuk ke sela-sela pepohonan willow di kedalaman hutan.
Dua potongan tubuh terlihat melayang jatuh dengan darah berceceran seperti uap kabut. Itu adalah potongan tubuh Kaishu yang terbelah menjadi dua. Secara serempak, ada lebih dari lima puluh bayangan kecil berkelebat terbang dari kedalaman hutan, menyongsong ke angkasa untuk potongan tubuh Kaishu dengan kegembiraan.
"Strix !"
Burung-burung kecil yang terlihat mirip dengan burung hantu itu saling mencakar, berebutan menghirup sisa-sisa darah yang berpencar kesana-kemari di udara, kemudian masing-masing mencabik dan membawa pergi potongan-potongan tubuh Kaishu, dan setelah masing-masing meraih keuntungan dari potongan daging Kaishu, semua menghilang di dalam gelapnya malam.
Di lain pihak Griffin yang mengantar Sima Yong dan Mismaya, telah berhasil menstabilkan diri, kini terlihat melayang diam dari kejauhan menyaksikan pertempuran dahsyat tadi. Mismaya menatap nanar potongan tubuh Kaishu yang dengan cepat menghilang di gondol pergi puluhan Stryx - ras burung membawa berita kematian itu.
"Ternyata bencana kematian itu adalah dari panglima perang ras ular itu sendiri.
Siapa menyangka kesaktian Panglima Kaishu yang terkenal itu, harus mengaku dan tewas di tangan tuan mudaku" bisik Mismaya pelan.
Suara seorang pria mengusir lamunan Mismaya.
"Mari kita pergi" kata Sima Yong, yang saat itu tampak melayang mendekati Griffin.
"Kita akan berusaha menghindari Kota Klan ular sejauh mungkin, mengingat pada awal-awal kita menginjakkan kaki di gerbang wilayah mereka, sambutan kurang bersahabatlah yang kita temui"
***
Kelompok Sima Yong itu lantas bergerak, menyusuri pinggir sungai, menjauhi kediaman ras ular dan juga menghindari kemungkinan berpapasan dengan mahluk-mahluk dari kelompok itu.
Griffin itu terbang dalam diam, sama seperti dua sosok yang duduk di punggungnya. Sima Yong yang pada dasarnya memang tidak terlalu banyak bicara, dan kini ditambah Mismaya yang tiba-tiba berubah menjadi pendiam. Mungkin peri kecil itu masih merasa kan efek kejut, ketika melihat nyata-nyata tubuh Kaishu yang terbelah dua. Atau juga peri kecil itu memang kini mencoba untuk menyesuaikan dengan heningnya malam di sepanjang sisi hutan dan tepian Sungai Hutan Mistis.
Waktu pada saat itu mendekati kentongan ke lima atau saat mendekati fajar menjelang. Griffin yang dikendarai Sima Yong dan Mismaya tak juga mengendorkan daya terbangnya, berharap agar mereka lekas-lekas meninggalkan tanah kekuasaan ras ular itu.
"Hati-hati !" titah Sima Yong kepada Griffin.
"Sesuatu yang amat besar sepertinya berdiri di udara dan menghalangi penerbangan kita. Lebih baik anda mengendorkan kecepatan, dan biarkan aku pergi terlebih dahulu melakukan pengecekan"
Tanpa menunggu jawaban persetujuan Griffin, sekonyong-konyong satu bayangan terlihat berkelebat cepat, bahkan teramat cepat sekali melebihi bayangan bergerak, terbang kearah sosok besar di depan sana.
Praktis ketika melihat situasi yang kemungkinan akan melibatkan pertempuran lagi besar lagi, Griffin itu seketika berhenti terbang, dia menjaga jarak dan melayang dalam diam di tempat. Dari jarak sekitar satu lie, Mismaya dan Griffin menyaksikan dua sosok dikejauhan sana terlihat berbicara serius.
"Peluda !" desis Mismaya dan Griffin secara bersamaan.
Sosok yang satunya, bertubuh kecil adalah Sima Yong, sedangkan sosok yang lainnya adalah satu jenis reptil menyerupai bentuk naga dari Benua Barat, besar dan memiliki duri-duri tajam di sekujur badannya.
Sementara itu..
"Rasa-rasanya aku tidak memiliki masalah denganmu, hai makhluk ras ular" teriak Sima Yong.
"Jadi tolong menyingkir dari jalan kami, karena aku tidak berminat berurusan dengan klan uar kalian.
Dengan bersikap saling menghindar, aku jamin hidup damai sejahtera serta usia panjang akan menjadi bagianmu" kata Sima Yong datar.
Makhluk yang disebut Peluda itu seketika tertawa dengan keras. Katanya.
"Hahaha.."
"Apakah kamu tengah bermimpi manusia? Belum pernah aku bertemu dengan satu sosok mahluk hidup yang demikian berani berkata-kata sepolos dirimu" Peluda itu mencibir.
"Karena kau bukan lawanku hai mahluk besar. Baru saja satu kawanmu yang memiliki sayap lebar, selebar layar satu kapal telah aku kalahkan, sebenarnya aku bunuh.
Apakah kau, satu ras ular jenis langka ini akan mengorbankan diri dan memutus rantai keturunan ras kamu? Tidak takutkah kau sebagai ras tersisa dari Kaum Peluda akan mati ditanganku?" suara Sima Yong tetap terdengar datar.
Sebenarnya Peluda yang kenyataannya merupakan salah satu Panglima Perang Klan ular itu sangat terkejut. Kaishu yang menjaga di pintu masuk perbatasan Klan ular mereka, adalah praktisi beladiri yang tidak kalah sakti dibanding dirinya. Dia bertanya-tanya di dalam hati, bagaimana mungkin manusia kecil ini dapat membunuh Kaishu.
Peluda bernama Aira ini pada mulanya menyangka kalau Kaishu tidak sempat bertemu dengan anak muda berbaju kelabu itu. Namun dengan mendengar langsung bahwa Kaishu tewas di tangan makhluk kecil ini, mau tidak mau Aira diam-diam menjadi gentar.
"Aku tak percaya dengan kata-katamu. Manusia seperti kamu itu adalah ras yang penuh tipu muslihat. Mungkin saja Kaishu belum bertemu denganmu" jawab Aira ragu-ragu.
Suara dengusan dingin terdengar dari arah manusia itu, katanya.
"Baiklah kalau kamu tidak percaya. Silahkan memulai penyerangan" kata si anak muda.
"Sesuai keinginanmu !" teriak Aira.
Wujud ular setengah naga itu seketika bertransformasi menjadi bentukan manusia yang mengenakan zirah perang berduri-duri. Di Tangannya memegang tombak panjang dengan kepala semacam gada penuh duri.
Tombak berkepala gada itu disabet cepat ke arah Sima Yong. Aura panas yang berpijar-pijar percikan kembang api seketika menggumpal dan meledak ketika menyentuh tubuh Sima Yong.
"After image !" desis Aira ketika melihat tombak kepala gada itu meledak dalam kehampaan. Anak muda lawannya telah jauh menghilang menyisakan bayangan semu yang menyerupai dirinya dalam balutan baju abu-abu.
"Sudah ku katakan dirimu akan sia-sia ketika mencoba menentangku"
Terdengar suara mencibir dari arah belakangnya, Aira terkejut namun tak menjadi gugup. Dengan gerakan yang cepat dan indah, tubuhnya yang berkilap-kilap dengan zirah perang itu berbalik badan dan sodokan keras tombak kepala gada terdengar menderu dengan aura api.
"Gada Menghancurkan Gunung !"
Blam !
Duar !
Ledakan eksplosif terjadi ketika tombak bergada itu kembali meledak ketika menghajar bayangan hampa after image Sima Yong. Udara terasa seperti akan pecah, terdengar berdengung dan menyakitkan telinga.
Aira semakin ganas. Dua kali serangannya tidak tepat sasaran dan meledak di ruang kosong. Peluda itu lantas memompa energi dari dantiannya, menguras habis kemampuan garis darahnya sebagai keturunan Peluda. Aira menggunakan kemampuan mengendalikan api, sedikit mirip dengan Chakra api.
"Fire !"
Api besar yang mengerikan keluar seperti muntah dengan suara menggelegak, ketika Aira membuka mulutnya. Api berwarna merah kekuningan itu tampak melalap Sima Yong, menyelimuti dan mengurung si anak muda tanpa celah.
"Tuan muda !" teriak Mismaya kuatir.
Hatinya terasa pedih ketika melihat tuan mudanya terpenjara di dalam kurungan api Peluda, yang berkobar dalam warna merah kuning selama sekali membakar dupa.
"Tidak ada satu makhluk hidup yang akan bertahan di dalam api menyala selama itu" suara Mismaya terdengar pedih.
Griffin itu lantas bersuara membuyarkan kepedihan Mismaya.
"Kita harus buru-buru pergi !
Peluda itu terlalu sakti dengan api bawaan keturunan makhluk mitosnya. Aku tak ingin kita mati percuma disini"
Griffin yang membawa Mismaya lantas mengepak sayapnya lebar-lebar, terbang tinggi-tinggi menembus awan, berusaha berbalik ke arah Kota Terminus. Mismaya terisak-isak membayangkan kematian tuannya.
Bersambung
Dear pembaca, mohon untuk dukungan memberi like dan auto favorit novel ini agak membuat author meneruskan berkarya dengan novel lanjutan KDPU ini. Terima kasih <3
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Iron Mustapa
lanjut🤣🤣🤣🤣
2023-10-19
1
Mbah Wiro
Terlalu naif kau si peluda,, klo masalah api jagoan kita ahlinya hhh🤪🤪🤪🤪
2023-05-06
0
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Joosss...! 👍👍
2023-04-15
0