Ibu menelpon bu sinta mama devan dan menanyakan perihal foto yang aku perlihatkan kepada ibu tadi, aku pergi kekamar karena tadi aku belum sempat mandi dan ganti baju. Selesai mandi aku segera menemui ibu lagi di ruang tamu.
Ibu tersenyum padaku, kok ibu malah tersemyum "ada yang ngk beres nih" pikirku.
Allena... Foto yang kau berikan ke ibu sudah mama perlihatkan ke bu sinta dan ternyata dia adalah sepupu devan yang baru datang dari australia hari ini, kebetulan devan yang menjemputnya di bandara tadi kata ibu.
Kamu seperti calon istri yang posesif saja, ibu tahu kamu mulai menyukai devan kan sayang....
Aku terbengong mendengarkan ibu berbicara dan ibu menepuk pundakku meninggalkan aku sendiri yang terpaku dengan pikiranku.
iiiiih...ibu ini gimana sich kok malah jadi begini, aku duduk di kursi sambil melihat lagi foto itu lagi.
Kesal...kesal ... sekali ternyata mereka sepupuan dan bukan pacar, aku tetap harus bersabar sampai hari H pernikahan, aku yakin pasti aku dan devan itu tidak berjodoh.
Aku akan mencari bukti lagi untuk mencari kesalahan pada devan, "aku pasti bisa."
pagi aku berangkat ke kantor, masih tenang keadaan kantor berarti devan tidak di kantor ini dia masih di kantor pusat. Karena jika dia di sini seisi kantor pasti akan heboh dan para wanita di sini akan berlomba lomba mencari perhatian kepada bos tampan mereka, tapi tidak buatku, aku malah sangat benci melihat keluarga wijaya termasuk si devan wijaya ini.
Sudah sore dan waktunya aku pulang kerja, aku mengendarai motor kesayanganku dan melajunya dengan kecepatan sedang. Sampai di lampu merah tak sengaja aku menenggok mobil dan sepertinya di dalam adalah devan dan lagi lagi dengan seorang wanita.
Lampu hijau menyala dan mobil yang di tumpangi devan jalan, aku tak pernah menyia yiakan kesempatan ini aku ikuti mobil itu dan aku harap kali ini aku tidak salah dan bukan sepupu lagi.
Mereka berhenti di sebuah rumah, dan saling tersenyum aku lihat wajah itu bukan sepupunya yang kemarin dan wanita ini sangat cantik dan dewasa aku yakin itu pasti pacar devan.
Tak ku sia siakan moment itu kuambil foto mereka yang sedang tersenyum dan berpelukkan, aku langsung sembunyi karena takut akan ketahuan dan kulihat ada securiti datang kearahku,aku langsung cabut naik motor ku pergi meninggalkan tempat itu.
Aku mengendarai motorku dengan bersenandung riang, aku senang sekali dan kali ini aku yakin jika aku tidak salah lagi. Kuparkirkan motorku di depan rumah dan aku lansung masuk ke dalam kamar, kali ini aku tak ingin gegabah seperti kemarin.Ku ambil ponselku di tasku dan melihat sosial media.
Ku ketik nama keluarga wijaya dan keluarlah foto dan postingan keluarga wijaya, di sana kulihat banyak sekali foto keluarga wijaya. Orang kaya pasti ngk mungkin ngk ada di sosial media, kulihat banyak sekali berita berita tentang mereka ternyata karena selama ini aku pernah tahu tentang mereka dan untuk apa aku mengetahui. Aku melihat satu satu foto wanita yang ada di sana, siapa tahu foto wanita yang aku ambil itu ada diantara banyaknya foto.
Aku melihat satu satu foto dan ... ketemu, itu wanita yang tadi bersama devan dan ternyata dia adalah kakak nya sudah berkeluarga dan belum mempunyai anak. berarti tadi adalah rumah kakaknya devan, "pupus sudah harapanku."
kali ini pun aku tidak beruntung ku letakkan ponselku dan akupun pergi mandi.
Aku keluar kamarku dan pergi kedapur untuk makan malam, kulihat gibran bersama teman temannya sedang nongkrong di depan rumah. Aku menyelesaikan makan malamku dan Tok..tok... Suara ketukkan di pintu rumahku, kulihat ibu membukakan pintu karena aku sedang mencuci piring.
Ternyata paman yang sedang bertamu kerumah, ibu mempersilahkan paman masuk ke dalam dan mereka berbincang bincang. Aku duduk menemani ibu.
Kedatangan paman adalah permintaan ibu, ibu meminta paman untuk nanti menjadi wali untuk pernikahanku dan paman menyetujuinya.
paman mengatakan jika bengkel sekarang menjadi ramai dan paman sekarang juga sedang mengumpulkan uang untuk membeli tanah untuk dia membikin bengkel sendiri dan nanti paman sudah tidak mengontrak lagi bengkel kami.
Ternyata paman adalah orang yang baik, sama seperti ayah. Mungkin karena dulu dia baru di PHK jadi pikiran tidak baik, syukurlah sekarang paman sudah baik baik saja perekonomiannya.
Soal bengkel nanti aku memikirkanya sementara aku sekarang memikirkan nasibku yang sedang diunjung tanduk karena akan menikahi devan dan bagaimana cara lagi aku menggagalkanya.
Aku rasa ibu tidak menceritakan tentang keluarga wijaya kepada paman dan bagaimana jika paman tahu masalah ini,apa paman akan marah kepada ibu dan aku, bagaimana ini?
aku menemui ibu ke kamarnya dan menanyakan yang aku fikirkan tadi dan benar ternyata ibu belum mengatakan kebenaran itu, aku menanyakan kepada ibu kenapa ibu tidak mengatakan kepada paman karena aku takut akan menjadi masalah di kemudian hari.
"bu kenapa paman ngk di kasih tahu tentang keluarga wijaya jika salah satu dari mereka adalah penabrak ayah?" tanyaku
Lena kadang kita tidak usah membesar besarkan suatu masalah yang sudah kita anggap selesai, maka dari itu lena jangan kamu ungkit masalah kecelakaan itu kepada paman mu. Cukup kita saja yang mengetahui, sak tak usah memperpanjang lagi.
Ibu tahu allena apa yang ibu lakukan, kamu tidak usah kawatir dan menikah saja dengan devan dan turuti permintaan ibu sayang. Ibu memelukku dengan dalam dan mungkin ini memang sudah perkataan yang mutlak dari ibu tak bisa di ubah lagi.
Aku memang tak habis pikir dengan jalan pikir ibu, kuharap nanti jika memang benar aku menikah dengan keluarga wijaya takkan ada masalah dengan paman.
Aku masih menunggu kesalahan yang akan dilakukan oleh devan untuk membatalkan pernikahan ini aku tetap berharap pernikahan ini tak terjadi masih ada waktu sampai 2 bulan lagi, masih ada harapan untukku.
sudah malam aku meninggalkan kamar ibu dan ke kamarku, aku melihat keluar rumah ternyata teman tongkrongan gibran sudah pada bubar pulang dan mungkin juga gibran sudah di kamarnya.
Aku membaringkan diriku di kasur, mencoba untuk berfikir apa yang terjadi dalam hidupku apa mungkin sudah kehendakNya. Aku berjodoh dengan keluarga wijaya. Aku mencoba mencari cari kesalahan devan, tapi tak pernah ada celah kesalahan dari devan. Dua kali kupikir aku dapat bukti kesalahan dan ternyata aku salah, masih 2 bulan lagi jika tak dapat bukti kesalahan/ masalah dengan devan aku akan benar benar menikah dengan devan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments