aku bekerja seperti biasa tanpa ada perasaan yang aneh, setelah selesai mengerjakan pekerjaanku aku berkemas dan bersiap untuk pulang. aku pun pulang dan membawa motorku dengan kecepatan sedang karena memang di waktu sore jalanan juga macet.
sampai di rumah aku mencari ibu tapi tidak kutemukan dan aku bertanya kepada tetangga sebelah dan aku sungguh terkejut karena ibu berada di rumah sakit.
Aku langsung ke rumah sakit dan bertanya keadaan ibu kepada gibran, ibu terkena serangan jantung dan bersyukur gibran pulang tepat saat ibu jatuh pingsan.
Aku masuk kekamar ibu dan ibu sudah siuman sepertinya ibu memang menungguku,
"Allena," ibu memanggil namaku dan aku mendekatinya.
ibu sudah menjodohkanmu dengan seseorang, ibu harap kamu mau menerima perjodohan ini.
Ibu sembuh dulu soal perjodohan kita bicarakan nanti setelah ibu keluar dari rumah sakit, jawabku untuk tidak menjawab pertanyaan ibu karena aku belum memikirkan untuk menikah dan ini malah di jodohin "Siti nurbaya kali pake di jodohin."
Aku keluar dari ruangan ibu aku bertanya pada gibran soal perjodohanku dan kata gibran memang ada tamu datang sepertinya orang kaya dan dia membawa sopir, mobil keren dan dandanannya juga ngk kalah keren, ibu pejabat aja katanya kelewat.
Itu gambaran gibran tentang orang yang datang untuk melamarku, aku bertanya tanya karena seingatku ibu atau alm ayah tidak mempunyai teman ataupun kenalan yang seperti itu.
Aku tak mau memikirkan masalah perjodohan itu yang terpenting sekarang adalah ibu, biaya ibu di rumah sakit ini pasti banyak dan dari mana aku mendapatkan uang itu.
Gibran aku suruh untuk menunggu ibu di rumah sakit dan aku pulang ke rumah, aku membuka lemari ibu untuk melihat isi tabungan di bukunya, Hanya sedikit nominalnya dan aku tak tega untuk mengambilnya.
Aku mencoba mencari pinjaman kepada teman temanku mereka mau meminjamkanya tak banyak tapi lumayan untuk membantu biaya ibu, daripada aku harus meminjam ke pamanku pasti habis aku di hina olehnya "mendapatkan pinjaman tidak tapi pasti hinaan yang aku dapatkan."
Setelah pulang dari bekerja aku langsung ke rumah sakit aku menyuruh gibran untuk pulang bergantian denganku, aku ke tempat administrasi untukku bertanya biaya ibuku dan ternyata sudah di bayar oleh seseorang.
Siapa yang membayar perawatan ibu dan aku akan berterimakasih untuk itu, aku menelpon gibran menanyakannya, katanya tadi ada orang kaya itu datang dan untuk masalah membayar rumah sakit gibran mengaku tak tahu menahu.
Aku bertanya soal orang kaya itu ibu hanya tersenyum padaku, ibu bilang ngk usah memikirkanya nanti jika sudah menikah hidupku akan bahagia kata ibu.
Ibu tidak bertanya padaku tentang perasaanku dan kenapa ibu seperti itu apa ibu tak ingin aku bahagia karena seenaknya menerima perjodohan ini dan aku belum mengiyakan untuk menerima perjodohan ini.
Aku bekerja dengan tidak semangat karena memikirkan perjodohan ini, aku pergi ke toilet untuk membasuh mukaku siapa tahu setelah terkena air di kantor hilang beban pikiranku tentang perjodohan itu.
Aku mencoba menghilangkan beban pikiranku dan fokus untuk pekerjaanku saja, ku melangkah untuk pulang karena terburu buru "ciiiit..."
hampir aku tertabrak dan mobil itu mobil pak devan.
Lagi lagi aku bermasalah dengan pak bos ku dan pastinya pak devan akan semakin marah padaku dan benar pak devan keluar dari mobilnya menghampiriku.
"kamu lagi aku rasa begitu banyak karyawan tapi hanya kamu yang selalu saja muncul di depanku" kata pak devan
Aku diam...karena aku tak tahu harus menjawab apa, memang ia kenapa aku yang selalu apes bertemu dengan devan wijaya ini, atasan yang sombong dan sok ini aku benar benar benci pada orang satu ini.
Maaf pak ini jalan memang buat kendaraan motor dan jalan untuk mobil di sebelah sana, "akhirnya aku menjawab juga"
pak devan melihatku, "aku yang punya kantor ini dan terserah saya mau lewat kemana dan kamu jangan ngatur saya," kata nya.
Aku hanya diam dan tak menjawab, aku permisi padanya dan pergi meninggalkanya karena ngk akan habis berdebat dengan orang seperti devan ini dan aku semakin kesal padanya.
Aku pulang kerumah karena ibu sudah pulang kerumah setelah 1 minggu ibu di rawat di rumah sakit, kulihat ibu sedang bertelepon dengan seseorang dan nampak bahagia.
Setelah selesai menelpon ibu menghampiriku, dia berkata akan ada pertemuan dengan keluarga calon suamiku itu dan itu terjadi besok, aku hanya diam dan kesal dalam hatiku.
Hari ini sabtu dan aku berdandan sangat rapi dan wanggi, ibu mengawasiku takut aku kabur dalam penyambutan calon suamiku. Tapi memang benar jika saja tidak ada gibran yang sekarang di kamarku aku pasti sudah kabur dari tadi.
tak lama yang di tunggu oleh ibu datang juga, mereka datang membawa banyak sekali buah tangan dan para tetangga sibuk membantu menerima bawaan tamu.
Gibran memanggilku untuk keluar untuk melihat calon suamiku dan aku terkejut ternyata dia adalah DEVAN WIJAYA bosku.
mimpi apa aku ini berjodoh dengan devan orang yang aku benci selama ini.
Aku ingat jika wanita ini adalah ibu berliana gadis penabrak ayahku dan berarti devan adalah kakak penabrak itu, aku melihat ibu tampak seperti tidak punya kesal sama sekali dia berbicara dan tertawa sangat bahagia.
Walaupun sudah 1 tahun berlalu soal insiden penabrakkan ayah dan membuat aku kehilangan sseorang ayah tapi rasa kehilangan aku masih terasa sakit di hatiku dan sekarang melihat mereka lagi rasanya tambah sakit.
Ibu sungguh tega kepadaku menjodohbkan aku dengan kakak penabrak ayahku. Aku sudah tak tahan aku langsung meninggalkan dan masuk ke kamarku mengunci rapat kamarku, menangis sendiri dalam kesal dan kecewaku.
Tak lama kemudian ada ketukan pintu dari luar kamarku, ku dengar suara itu seperti suara gibran, aku membukakan pintu dan gibran masuk kedalam kamarku bertanya kenapa malah di kamar sendiri orang orang bertanya kemana kakak kata gibran.
Aku tahu gibran tak tahu jika tamu itu adalah keluarga penabrak ayahnya jika gibran tahu soal itu pasti dia akan sangat marah dan tak kan terkendali emosinya, maka dari itu aku tak memberitahu gibran.
Aku keluar lagi dari kamarku,yang kulakukan hanya duduk dan sampai selesai aku tak mengatakan apa apa, semua sudah diatur tanpa bertanya dulu padaku. "Ibu sungguh tega ibu padaku," bathinku.
Acara sudah selesai dan tamu serta kerabat, tetangga sudah pulang, akupun masuk ke kamar membersihkan badan serta makeup ku dan aku berencana untuk tidur.
Kudengar suara ketukkan pada pintu kamarku dan ada suara ibu memanggilku, karena masih kesal tak kuhiraukan panggilan ibu, aku tidur sambil menyalakan lagu kencang dari ponsel dan menggunakan hanset pada kupingku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments