Seperti biasa hari ini aku bekerja di kantor yang mana bos nya adalah calon suamiku devan, bos devan kataku saat aku belum tahu kalau dia itu adalah calon suami pilihan ibu.
aku ngk menyangka ini terjadi di kehidupanku, di kantor setiap sudut dimanapun aku berada selalu pujian untuk pak devan...devan....saja, "emang lelaki yang tampan devan aja apa?"
gerutu ku dan sialnya lagi orangnya sekarang ada di depanku berjalan ke arah ku dengan cueknya dia berjalan berlalu melewatiku ketika dia berpas pasan denganku.
aku urungkan niatku ke pantri untuk membuat minuman, rasa hausku menghilang seketika saat melihat pak devan apalagi dia berjalan berlalu begitu saja seolah tak terjadi apa apa, profesional dalam bekerja apa gengsi karena aku adalah staf di kantornya aku tak tahu.
Aku kembali duduk di mejaku dan mencoba untuk fokus saja ke pekerjaan saja, dan waktu pulang telah tiba aku bergegas untuk langsung pergi dari kantor pulang ke rumah.
Ibu telah menungguku setelah aku selesai untuk membersihkan diriku setelah bekerja dan aku menuju ke meja makan,
"Allena"
Ya bu, kataku sambil menuangkan sayur ke piringku dan aku bersiap untuk menyantap makanan yang aku ambil.
Di kantor apakah kalian berdua akrab, karena setahu ibu kalau devan adalah atasan kamu di tempatmu bekerja.
Aku berhenti makan sebentar, " ibu apakah sebelum menerima lamaran dari keluarga devan ibu sudah tahu kalau aku dan devan satu perusahaan dan devan adalah atasanku?" tanyaku
ibu mengetahui setelah nak devan datang kemarin di acara lamaran mu lenna dan itupun ibu tahu di waktu ibu bertanya tanya soal pekerjaannya.
Lena ibu tahu kamu masih kesal dengan perjodohan ini tapi percaya selepas dari kecelakaan yang menimpa ayahmu mereka adalah orang orang yang baik dan devan adalah lelaki yang baik untuk mu allena.
Kenapa ibu bisa seyakin itu apa ibu mengenal mereka, seyakin itu sehingga mengatakan jika mereka orang orang baik. Bu mereka orang kaya dan aku yakin devan juga pasti di kelilingi wanita cantik dia tampan dan sukses, kenapa ... kenapa harus aku yang menikah dengannya. Apa kerena ayah, mereka merasa bersalah dan hanya untuk menebus kesalahan mereka maka mereka mau setuju dengan pernikahan ini.
Ibu tolong fikirkan lagi rencana ini. Aku tahu, aku memang belum mempunyai kekasih tapi bukan berarti aku tak ingin pendamping hidup. Aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup dan menikah dengan pria yang aku cintai dan "devan," aku tidak mencintainya, aku yakin devan juga begitu bu.
Aku berbicara pada ibu pajang lebar, kuharap ibu memikirkan ulang tentang pernikahan ini dan masih ada waktu untuk membatalkanya. Aku hanya tak ingin hidup bersama seorang yang telah membuat ayah ku tiada dan seumur hidup aku akan merasa bersalah kepada ayahku jika berada di keluarga wijaya.
Aku masuk ke kamarku dan merebahkan tubuhku di ranjangku, kuambil foto ayah dan menciumnya aku sangat merindukannya kupeluk foto itu dan aku menangis menahan gejolak di hatiku. Rasa bingung dan kesal bercampur jadi satu, aku tak tahu lagi bagaimana membujuk ibu untuk membatalkan pernikahan ini.
Walaupun masih ada waktu beberapa bulan lagi pernikahanku, aku harus terus meyakinkan ibu untuk membatalkanya dan hanya ibu yang harus melakukan itu. Aku tahu aku berhak menolak pernikahan itu tapi aku tak ingin ibu menggapku anak yang durhaka jika menolak keputusan ataupun keingginanya.
Setelah ayah meninggal ibu adalah orang satu satunya aku cintai dan hormati, adikku gibran juga sangat menyayangi ibu. Jika aku menyakiti hati atau mengecewakanya gibran marah dan pasti kecewa padaku,aku tak ingin itu terjadi.
Sudah beberapa hari tak ada pembicaraan tentang pak devan di kantorku rupanya pak devan tidak ada di sini dan dia berada di kantor pusat, aku bersyukur atas itu jadi kupingku bisa tenang tidak mendengar nama devan yang selalu di puji puji oleh beberapa rekan kerjaku.
untuk beberapa hari aku akan tenang dengan pikiranku dan aku bisa bekerja dengan santai tidak memikirkan bagaimana aku harus menghindar agar tidak berpas pasan dengan dia, setidaknya aku bisa rileks dengan rencana pernikahan ku walaupun aku masih membujuk ibuku.
hari ini minggu dan aku akan pergi jalan dengan adikku gibran, kemarin aku gajian dan aku akan menraktir adik ku makan dan nonton bioskop. Walaupun hanya nonton bioskop kami akan merasa senang sekali untuk menghilangkan penat pikiranku tentang semua masalah yang ku hadapi.
Aku sedang makan di restoran dan kulihat disana ada seseorang yang aku kenal dan sepertinya itu devan bersama gadis cantik, mungkin itu pacarnya. Tak kulewatkan kesempatan itu aku menggambil ponselku dan menggambil gambar mereka, rencananya akan ku beritahu ibu kalau calon menantunya sudah mempunyai kekasih.
Dengan foto sebagai bukti dan gibran juga melihatnya aku yakin ibu pasti akan marah dan membatalkan pernikahanku, lega rasanya hatiku mendapatkan moment yang bagus seperti hari ini. Rupanya hari ini adalah keberuntunganku dan aku bersyukur pada tuhan telah memberikan aku kesempatan untuk tidak menjadi bagian keluarga wijaya.
Di restoran ku lihat wanita yang bersama devan begitu manja sekali dia selalu bergelayutan di tangan devan dan seperti tak mau jauh darinya, lengket seperti prangko dan Devan juga kulihat biasa saja dan pasti dia senang di gelayuti sama wanita cantik pikirku.
Aku kenapa jadi perduli dengan devan, masa bodo mau apa mereka yang penting nanti sampai rumah aku akan melihatkan foto ini kepada ibu dan pasti ibu akan segera membatalkan pernikahanku.
"Akhirnya aku bisa juga tidak menikahi devan" sorak hatiku bahagia.
di rumah aku langsung mencari ibu, aku mencari di dapur dan di kamarnya tapi aku tak menemukan ibuku. Kemana ya ibu kok ngk ada di rumah, bathinku.
Aku menunggu ibu pulang dan ternyata ibu dari warung untuk membeli kecap, persediaan kecap sudah habis dan aku belum membeli untuk kebutuhan dapur untuk ibu. Rencananya hari ini aku belanja tapi karena buru buru mau kasih tahu foto devan di restoran aku jadi lupa belanja bulanan.
Aku langsung memberikan ponsel ku ke ibu, "ada apa ini lena" ibu mengambil ponsel yang kusodorkan kepadanya dan melihatnya.
"ini devan,ama siapa lena" tanya ibu
Aku ngk tahu ibu, pas aku dan gibran makan akubmelihatnya dan memfotonya dan lihat bu calon suami pilihan ibu dia bukan laki laki yang baik bu.
"sabar lena jangan berburuk sangka kepada devan kita tanya dulu ke mama devan." kata ibu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments