Revan saat ini berada di sebuah ruangan yang begitu gelap dan tidak dapat melihat sama sekali. Revan yang kebingungan seketika merasakan hawa mengerikan di belakangnya.
"Heee, manusia?"
Terdengar suara berat yang begitu menakutkan dan mengerikan dari arah samping, Revan langsung menoleh kesamping untuk memastikan.
"Siapa di sana?" Tanya Revan dengan sedikit takut.
Revan merasakan bahaya di hadapannya, seakan-akan dia ditodong ribuan pedang yang siap membunuhnya kapan saja.
"Siapa di sana?" Tanya Revan kembali dengan berusaha merasakan makhluk apa yang ada di depannya tersebut.
"Haha, manusia kamu datang kesini untuk apa?" Tanya makhluk itu dengan santai dan terkesan tidak peduli.
Seketika muncul api entah darimana dan menerangi ruangan yang gelap tersebut hingga makhluk itu terlihat dengan jelas.
"Ah." Revan kaget dan terduduk dengan lemas ketika melihat makhluk tersebut.
Makhluk itu ternyata adalah iblis yang memiliki empat tanduk dan tubuh berwarna merah dengan sayap kelelawar yang membentang gagah.
"Iblis...," Revan seketika tidak mampu mengendalikan tubuhnya.
"Pergilah iblis, jangan ganggu aku." Raung Revan sambil mengayunkan tangan mengusir.
"Haha, manusia yang seharusnya pergi itu kamu, ini adalah tempatku, tempat raja iblis yang perkasa." Ucap iblis yang ternyata raja iblis tersebut.
Revan sangat ketakutan, namun dia seketika sadar apa tujuannya memasuki dunia gaib atas bantuan kakek Cheng.
"Kamu raja iblis?" Tanya Revan dengan ketakutan.
Raja iblis itu sebenarnya tahu tujuan Revan memasuki dunia gaib, karena siapapun yang masuk dunia gaib dengan melakukan ritual pengorbanan pasti ingin mendapat kekuatan dari mereka.
Raja iblis itu mengarahkan telapak tangannya ke Revan dan mencengkram sedikit.
Bush!
Revan seketika merasa mengangkat beban yang sangat berat di punggungnya, hal itu membuat Revan jatuh tersungkur.
"Argh," Revan kesakitan karena beratnya semakin bertambah.
"Namaku Luci sang iblis telekinesis sekaligus raja para iblis." Ucap Luci memperkenalkan diri.
"Apa tujuanmu manusia?" Tanya Luci dengan dingin dan mengintimidasi.
Revan yang tertekan dilantai akibat telekinesis Luci kembali dapat menggerakkan dirinya ketika Luci melepaskan jurusnya.
"Aku Revan Alexander, aku datang kesini untuk mendapatkan kekuatan." Ucap Revan dengan ambisius.
"Kekuatan?" Luci pura-pura tidak mengerti dengan apa yang Revan inginkan.
"Aku ingin menjalin kontrak denganmu, asalkan kamu memberiku kekuatan aku akan menuruti keinginanmu." Ujar Revan dengan tekad kuat.
"Haha, apa keuntungan yang kudapatkan jika memberimu kekuatan, manusia?" Tanya Luci setelah tertawa terbahak-bahak.
"Apa yang kamu inginkan akan kulakukan selama aku mampu melakukannya, apapun itu." Jawab Revan yakin.
Luci menatap Revan dengan tatapan intimidasi, Revan merasa sangat tertekan dan terintimidasi, namun dia berusaha bertahan.
"Aku akan memberimu kekuatan mata iblis asalkan kamu mempersembahkan 10 ekor kambing setiap bulan untuk dikorbankan dan membagikannya kepada orang lain." Ujar Luci akhirnya setelah puas dengan kemampuan Revan yang mampu bertahan dari intimidasinya.
"Apakah kamu sanggup?" Tanya Luci ketika mendapati Revan yang terbengong.
"Kamu memintaku semudah itu? apakah tidak salah dengan permintaanmu itu?" Tanya Revan secara tak sadar.
Luci tertawa terbahak-bahak mendapati bahwa Revan yang ingin menjalin kontrak dengannya adalah orang polos dan bodoh.
"Tidak salah." Balas Luci setelah tertawa puas dengan kebodohan Revan.
"Baik tumbalnya manusia maupun kambing, tetap saja kamu sudah jatuh dalam genggamanku." Batin Luci dalam hati.
Revan seketika senang mendengarnya, karena dia tidak perlu mengorbankan manusia sebagai tumbal.
"Lalu apa keistimewaan mata iblis ini?" Tanya Revan kemudian.
Iblis yang bernama Luci itu menyebutkan bahwa mata iblis ini memberikan Revan kemampuan memahami apapun yang dia lihat atau amati, memberinya kekuatan untuk mengetahui apapun yang dia lihat sedetail mungkin, dan memberi Revan kekuatan mengendalikan orang lain tanpa disadari target tersebut.
"Kamu akan memahami kekuatan mata iblis ini ketika kamu sudah mencobanya sendiri." Tukas Luci menjelaskan.
Revan mengerti bahwa seseorang akan memahami apa yang dia pelajari lebih cepat dengan cara mempraktekkannya secara langsung, bukan hanya sekedar mendengar teori.
"Bagaimana? apakah kamu bersedia, manusia?" Tanya Luci kemudian.
"Aku bersedia." jawab Revan tegas.
Revan mengetahui bahwa dirinya mungkin tidak selamat jika menolak kesepakatan tersebut, karena iblis tidak akan membiarkan manusia yang ingin menjalin kontrak dengan mereka pergi hidup-hidup jika tidak mendapatkan kontrak dengan salah satu dari mereka.
"Haha," Luci tertawa puas dengan keputusan Revan tersebut.
Luci mengarahkan jari telunjuk ke mata Revan dan mengucapkan beberapa mantra misterius.
"Ahh...," Revan meraung sakit sambil memegang matanya.
Revan merasakan matanya ditusuk ribuan jarum bergerigi setelah Luci selesai membaca mantranya.
"Ah, sakit sekali..., ini sangat sakit..., ahhhh!" Raung Revan menahan sakit di matanya.
Mata Revan bahkan mengeluarkan darah yang sangat banyak hingga tangan Revan berlumuran darah dari matanya.
"Dengan ini selesai sudah, kamu sudah mendapatkan mata iblis." Ujar Luci setelah selesai membaca mantra.
Revan yang kesakitan seketika merasa tidak terjadi apa-apa kepada dirinya, darah dari matanya menguap dan menghilang tanpa bekas.
"Apakah mataku akan berubah?" Tanya Revan sambil memeriksa matanya dengan cara mengelus-elus lembut.
"Matamu layaknya mata manusia pada umumnya, namun ketika kamu membatalkan kontrak ini maka matamu akan menjadi buta dan bernanah." Jelas Luci.
"Selain itu saat kamu menggunakan mata iblis maka kamu akan kehilangan beberapa tetes darah, jadi usahakan untuk tidak menggunakan mata itu secara terus menerus atau kamu akan mati karena kehabisan darah." Jelas Luci kemudian.
Revan seketika kaget mendengar hal tersebut.
"Jadi begitu, aku mengerti." Revan mengerti walau sedikit keberatan.
"Yang harus kamu lakukan adalah menghentikan penggunaan mata iblis jika merasa darahmu terkuras habis dan gunakan kembali ketika darahmu kembali normal." Saran Luci kemudian.
Revan mengangguk mengerti dengan penjelasan Luci dan segera ingin pergi dari dunia gaib, karena tujuannya sudah tercapai.
"Hei manusia, apakah kamu puas dengan mata iblis saja? kamu tidak tertarik dengan kekuatan telekinesis?" Tanya Luci sebelum Revan kembali ke dunia manusia.
Revan yang berniat kembali seketika mengurungkan niatnya dan menanyakan maksud Luci.
"Jika kamu ingin kekuatan utamaku, maka kamu harus membayarnya dengan misi khusus dariku setiap 6 bulan sekali." Ujar Luci menawarkan.
"Misi khusus? selama itu memberiku kekuatan, aku bersedia menjalankan misi khusus tersebut." Revan langsung setuju.
"Kamu mungkin akan membunuh seseorang." Terang Luci, namun Revan tidak peduli asalkan dia mendapat kekuatan.
"Selama itu bukan menyembahmu, maka aku akan sanggup menjalankannya." Ujar Revan mengejutkan.
"Haha, kamu menjalin kontak dengan para iblis sepertiku, tapi masih berbicara tentang keimanan? benar-benar manusia aneh yang tidak sadar diri." Dengus Luci tertawa mengejek dan mencemooh Revan.
"Menjalin kontrak dengan menyembah adalah dua hal yang berbeda jauh, menjalin kontrak hanyalah kerjasama karena saling membutuhkan, sementara menyembah adalah masalah keyakinan." Sanggah Revan tak tahu malu.
"Terserah apa katamu, tapi yang jelas kamu sudah jatuh dalam kegelapan." Dengus Luci sambil mengayunkan tangannya.
Revan yang sadar itu seketika jatuh pingsan akibat ayunan lembut Luci tersebut.
"Antar manusia tak tahu diri ini kembali ke dunia para manusia." Perintah Luci dengan dingin, seketika muncul dua sosok iblis.
Dua iblis itu segera membawa Revan kembali ke dunia manusia setelah memberikan hormat kepada Luci.
"Dasar manusia, demi kekuatan apapun rela dia lakukan, lebih menakutkan lagi mereka menyangkal bahwa mereka sudah salah dan jatuh dalam kesesatan." Dengus Luci heran dengan pikiran para manusia yang begitu rumit dan sulit ditebak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Kapten Muda
tiga
2022-12-27
0
Kapten Muda
dua
2022-12-27
0
Kapten Muda
aku
2022-12-27
0