Tekad Revan

Setiap malam akhir bulan kakek Cheng selalu menyegel dirinya dalam kamar agar amukan iblis api yang selalu datang meminta tumbal tidak memakan korban.

Lautan kesadaran Kakek Cheng 27 tahun kemudian atau 14 tahun sudah Nina dan Revan hadir dalam kehidupan kakek Cheng.

"Sudah kukatakan bahwa aku tidak akan memberimu tumbal lagi." Ujar kakek Cheng dengan tenang.

"Kamu harus memenuhi perjanjian kita, manusia." Balas iblis api itu dengan nada penuh penekanan.

"Wahai iblis api, kamu sebaiknya pergi dan jangan pernah datang lagi dalam lautan kesadaranku." Ucap kakek Cheng dengan penuh kemarahan.

"Selama 27 tahun ini kamu harusnya tahu bahwa mustahil bagimu menguasai tubuhku, jadi menyerah saja iblis sialan." Ucap kakek Cheng tegas.

Iblis api itu tidak peduli dan segera menyerang kakek Cheng yang duduk bersila diatas batu besar ditengah sungai.

"Berikan tumbal seperti yang sudah kita sepakati manusia." Teriak iblis dengan penuh kemarahan.

"Hasilnya tetaplah sama seperti tahun-tahun sebelumnya, enyahlah dari hadapanku!" Balas kakek Cheng.

Cakar iblis api dan tinju api kakek Cheng itu menjadi pembuka pertarungan ke-324 mereka berdua, pertarungan dua ras berbeda itu terjadi begitu sengit dan dahsyat, bahkan lautan kesadaran Kakek Cheng seperti sudah terbiasa dengan pertarungan dua makhluk tersebut.

Di ruang tamu gubug.

"Ibu apa yang terjadi kepada kakek?" Tanya Revan kecil penasaran karena terjadi beberapa ledakan di kamar kakek Cheng.

Pertarungan kakek Cheng Melawan iblis api memang terjadi di lautan kesadaran Kakek Cheng, namun efek pertarungan mereka masih dapat dirasakan oleh orang luar walau hanya sedikit.

"Ibu tidak tahu, sepertinya kakek Cheng sedang berlatih Kanuragan." Ujar Nina menjelaskan.

"Benarkah?" Tanya Revan semangat, Nina mengangguk membenarkan.

"Kamu mau kemana?" Tanya Nina sambil menarik tangan Revan yang hendak pergi ke kamar kakek Cheng.

"Aku ingin melihat kakek Cheng berlatih." Ujar Revan polos.

"Tidak boleh, kakek Cheng tidak ingin ada yang mengganggunya." Larang Nina sesuai permintaan kakek Cheng.

"Tapi..," Revan merengek.

"Tidak ada tapi-tapi, mengerti?" Potong Nina dengan marah.

"Bagus, kamu memang anak baik." Nina senang Revan mengangguk.

Anak kecil tetaplah anak kecil yang suka tidak menuruti perintah orang tuanya, Revan malah nekat masuk ke kamar kakek Cheng hingga mengganggu konsentrasi kakek Cheng yang sedang fokus memperkuat segelnya sembari kesadarannya bertarung dengan iblis api.

"Kakek..." Revan memanggil, seketika itu juga kakek Cheng gagal fokus di detik-detik akhir.

Boom!

Kamar kakek Cheng seketika meledak ketika kakek Cheng membuka matanya dan membuat segel melemah.

"Grarghhh, akhirnya aku menguasai tubuh ini, haha." Teriak senang iblis api yang kini menguasai tubuh kakek Cheng.

Kakek Cheng mempelajari segel lautan kesadaran, dimana segel ini akan menyegel siapapun atau apapun yang muncul di lautan kesadaran penggunanya.

Iblis api yang keluar dari alam gaib menuju ke lautan kesadaran Kakek cheng sebagai partner pesugihannya secara otomatis tidak dapat keluar karena segel ini apalagi menguasai tubuh kakek Cheng.

Perlu diketahui bahwa jika kakek Cheng tidak mampu memenuhi tumbal yang diminta iblis api, maka kakek Cheng harus menyerahkan tubuhnya.

"Akhirnya aku bebas, haha." Iblis api itu tertawa puas.

"Kakek Cheng?" Revan meringis kesakitan sambil dipeluk Nina.

"Kakek Cheng apa yang terjadi kepadamu?" Tanya Nina ketakutan.

Iblis api itu langsung berbinar melihat Nina dan Revan, dia segera menyerang mereka berdua, namun di detik-detik akhir kakek Cheng mampu mengendalikan kembali tubuhnya.

"Apa yang kamu lakukan manusia?" Tanya iblis api marah.

"Aku yang harusnya bertanya itu, iblis laknat!" Balas kakek Cheng sambil berusaha mengambil alih tubuhnya kembali.

Pertikaian antara iblis api dan kakek Cheng itu akhirnya membakar hutan, Revan yang melihat kakek Cheng mengeluarkan api kesembarangan arah sambil berbicara sendiri walau beda suara kagum melihatnya.

"Kakek Cheng, kamu pengguna kekuatan iblis?" Nina ketakutan setengah mati.

Sejak hari itu Nina dan Revan tahu rahasia kakek Cheng yang bersekutu dengan iblis, hal itu juga yang menyebabkan Nina memilih pergi ke kota.

Ok..., lanjut cerita utama.

Kakek Cheng akhirnya menyerah juga dengan permintaan Revan yang ingin mendapatkan kekuatan iblis setelah kakek Cheng berusaha keras merubah keputusan Revan, namun Revan bersikeras menginginkan kekuatan iblis tak peduli apapun resikonya.

"Kamu siapkan dua ekor ayam kumbang betina, darah sapi, dan juga boneka jailangkung sebagai syarat ritual pemanggilan iblis." ujar kakek Cheng berpesan kepada Revan sebelum mulai.

"Baik kakek, aku akan memenuhi permintaanmu." jawab Revan cepat.

Terlihat jelas bahwa Revan begitu bersemangat menjalin kontrak dengan iblis, kakek Cheng sedikit kecewa melihat Revan saat ini.

Malam hari sekitar jam 12 malam.

Kakek Cheng dan Revan saat ini berada di tengah-tengah hutan dengan ditemani obor serta boneka jailangkung.

"Kamu yakin?" Tanya kakek Cheng memastikan keteguhan hati Revan.

"Mari kita mulai kakek." Balas Revan datar dan tanpa ekspresi.

"Huh..., kamu sudah mengambil keputusanmu, kuharap kamu tidak menyesal sepertiku dikemudian hari." Ujar kakek Cheng mulai melakukan beberapa segel tangan.

"Ritual pengorbanan darah." Dengus kakek Cheng sambil menepuk tanah setelah beberapa kali melakukan segel tangan.

Seketika tercipta lingkaran iblis yang berbentuk segitiga dalam lingkaran, kakek Cheng dan Revan berada ditengah-tengah.

"Kuharap kamu menemukan dan menjalin kontrak dengan iblis yang sesuai dengan keinginanmu." ucap kakek Cheng berharap.

Dalam menjalin kontra dengan iblis itu mengandalkan keberuntungan, jika kamu beruntung kamu akan dapat menjalin kontra dengan iblis tingkat atas yang memiliki kekuatan oper power dan kuat-kuat.

Namun jika tidak beruntung kamu hanya bisa menjalin kontrak dengan iblis tingkat bawah yang memiliki kekuatan biasa saja dan sangat lemah.

"Terimakasih kakek." Ujar Revan berterimakasih dan segera duduk bersila, lalu memejamkan matanya.

"Setelah ini tidak akan ada jalan kembali cucuku." Ucap kakek Cheng dengan meneteskan air mata.

Kakek Cheng sebenarnya tidak rela Revan bersekutu dengan iblis demi kekuatan, namun dia juga tak berdaya dengan keputusan Revan tersebut.

"Haha, dia sama sepertimu, haus kekuatan." Ujar iblis api dalam pikiran kakek Cheng.

Iblis api memang hanya bisa masuk ke lautan kesadaran Kakek Cheng jika akhir bulan selama paling lama 2 hari, namun dia juga bisa berinteraksi dengan kakek Cheng meskipun beda dunia.

"Diam, kamu tidak mengetahui rasa sakit yang dia alami." Ucap kakek Cheng tegas.

"Rasa sakit? haha, kamu membuatku tertawa manusia." Respon iblis api dengan tertawa puas.

"Akhir bulan ini aku akan mengambil alih tubuhmu itu jika kamu rapuh, jadi aku sarankan kamu agar tidak menjadi rapuh hanya karena bocah ingusan itu." Iblis api memperingati kakek Cheng.

Peringatan iblis api itu tentu beralasan, karena teknik segel lautan kesadaran membutuhkan jiwa dan mental yang kuat, jika tidak maka teknik itu akan mudah dipatahkan.

Selain itu, iblis api juga semakin kuat dari bulan kebulan, sementara kakek Cheng semakin hari semakin lemah akibat faktor umurnya yang sudah terlalu sepuh.

"Aku akan meninggalkan dunia gaib ini dan membuat kekacauan di dunia manusia dengan tubuhmu, haha." Iblis api tertawa puas.

Iblis api tidak sabar datang kelautan kesadaran Kakek Cheng untuk mengambil alih tubuh kakek cheng dan meninggalkan dunia para iblis (dunia gaib atau dunia bawah).

"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, aku lebih baik mati daripada membiarkanmu menguasai tubuhku." Balas kakek Cheng dengan penuh tekad.

"Haha, manusia yang takut mati sepertimu berani-beraninya berucap lebih baik mati?"

"Kalau begitu aku menunggu dirimu untuk bunuh diri, setidaknya itu cukup menghiburku, itupun jika kamu berani, haha." Ujar Iblis api menantang.

Iblis api selalu mengawasi kakek Cheng dari dunia gaib, iblis api beberapa kali mendapati kakek Cheng yang ingin bunuh diri, namun setiap kali dia ingin bunuh diri kakek Cheng selalu membatalkan niat bunuh dirinya tersebut.

Hal itu cukup menghibur Iblis api tersebut selama 27 tahun belakangan, maka tidak heran saat ini iblis api tersebut menganggap kakek Cheng sedang mencoba membuat lelucon lama yang sudah basi tersebut.

Terpopuler

Comments

Kapten Muda

Kapten Muda

empat belas

2022-12-27

0

Kapten Muda

Kapten Muda

tiga belas

2022-12-27

0

Kapten Muda

Kapten Muda

dua belas

2022-12-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!