BAB 3. NAAS

Bus yang membawa Popoy terus melaju dengan kencang, membelah jalan raya menuju kota. Perjalanan memakan waktu 3 jam untuk sampai di terminal.

Popoy sudah menghubungi Kania dan karena ada perayaan keberhasilan tender bersama Bos serta rekan-rekan kerja, membuat Kania tidak bisa menjemput Popoy, sesuai janjinya.

Kania men-share alamat rumah, agar Popoy naik taksi saja. Jika menunggu Kania pulang, bakal lama dan kemalaman sampai di rumah.

Ibunya juga sudah diberitahu, jika Popoy sebentar lagi akan tiba. Ibu Kania pun menunggu sambil merapikan kamar.

Popoy akan tinggal satu kamar dengan Kania dan hal itu membuat ibunya senang, rumah mereka akan bertambah ramai dengan kehadiran Popoy.

Setibanya di terminal, Popoy pun turun sambil matanya celingukan mencari taksi.

Tempat itu masih sangat asing bagi Popoy. Apalagi saat ini pertama kalinya, Popoy menginjakkan kaki di ibu kota.

Popoy berjalan menjauh dari keramaian dan dia masih saja celingukan sambil melihat-lihat, barangkali ada taksi yang melintas di sana.

Ternyata sejak tadi, sikap Popoy menjadi pusat perhatian para preman. Mereka yakin jika Popoy orang baru.

Lokasi yang temaram dan hanya diterangi oleh beberapa lampu kenderaan, membuat keempat orang preman yang sejak tadi memperhatikan Popoy saling memberi kode. Mereka, siap untuk menjalankan aksinya.

Satu preman pura-pura jalan melintas ke arah Popoy yang sedang berdiri melihat situasi. Saat Popoy lengah, tasnya di sambar dan di bawa kabur.

Popoy berteriak minta tolong, tapi mereka yang ada di sana, sepertinya tidak mendengar atau mungkin tidak peduli, karena kejadian perampokan seperti itu sudah sering terjadi di terminal.

Sambil terus berteriak, Popoy berusaha mengejar orang tersebut. Dan belum lagi hilang rasa kesal serta paniknya, satu preman lagi menyambar ponsel yang ada dalam genggamannya.

Mereka tarik menarik dan Popoy pun berusaha melawan, alhasil ponselnya tercampak dan pecah. Preman itu tetap mengambil serta membawanya kabur.

Sungguh sial nasib Popoy, padahal sebagian uang bekalnya, dia letakkan di dalam tas. Dan kini ponselnya pun ikutan lenyap.

Popoy berusaha tenang, meski dia bingung, harus bagaimana menghubungi Kania. Ponselnya sudah tidak ada, sementara alamat dan nomor kontak Kania ada di dalamnya.

Melanjutkan pengejaran pun percuma, karena kedua preman itu sudah menghilang entah kemana.

Barang berharga milik Popoy lenyap, untung saja masih ada uang tersisa di dalam kantongnya.

Saat ini Popoy berjalan dengan gontai, dia tidak tahu kemana arah tujuannya lagi. Yang Popoy ingat, hanya nama jalannya saja, sementara nomor rumah serta nama ibu Kania diapun lupa.

Perut Popoy terasa sakit, dia lapar, sedangkan bekal makanan dari ibu pun ikut lenyap, di bawa kabur oleh para preman yang menjambret tasnya.

Popoy melihat ke sekeliling dan ternyata para penjual makanan sudah tutup, lalu dia berjalan menyusuri kaki lima dan masuk ke sebuah warung yang masih buka.

Pemilik warung yang melihat Popoy celingukan pun menyapa, "Selamat malam Mbak, mau pesan apa ya?" tanya penjual sambil terus mengaduk nasi gorengnya.

"Berapa harga sepiring nasi gorengnya Pak?"

"Sepuluh ribu."

"Saya pesan satu ya Pak, tambah air hangat!"

"Ya Mbak."

"Bu, tolong beri mbaknya segelas air hangat ya!" pinta si bapak kepada sang istri.

"Mari Mbak, silakan duduk di sebelah sana."

Popoy pun duduk ke tempat yang di tunjuk oleh sang ibu. Tidak lama menunggu, nasi goreng serta air hangat pun sudah terhidang di atas meja.

Karena lapar, Popoy makan dengan lahap. Rupanya ibu pemilik warung memperhatikannya.

Popoy yang ketahuan merasa malu, satu porsi nasi goreng sebentar saja ludes tanpa tersisa.

"Kamu sepertinya bukan orang sini ya Dek?" tanya istri pemilik warung.

"Saya dari kampung Bu dan baru saja tiba."

"Lho berangkat jam berapa dari kampung Mbak? Apa nggak takut, sampai sini sudah malam. Lagipula, area terminal rawan rampok lho!"

"Iya Pak, malah barusan aku yang menjadi korban."

"Owalah, Sebelum kesini apa nggak diingatin oleh keluarga atau teman, jika di terminal rawan rampok? tanya sang ibu.

"Tadinya ada teman yang mau jemput Bu, rupanya dia ada acara dadakan dari kantor. Saya di minta naik taksi dan dia share alamat. Eh...hape saya juga ikutan kena jambret."

"Jadi sekarang Adek mau kemana?"

"Belum tahu Bu. Yang saya ingat, cuma nama jalannya saja. Saya akan coba tanya ke sopir taksi barangkali mereka mengenal teman saya."

"Oh, kalau nanti nggak ketemu, tunggu di sini saja sampai pagi Dek, bahaya anak gadis berkeliaran di tengah malam. Saat ini banyak orang gelap mata dan kurang iman."

"Terimakasih Bu atas tawarannya. Nanti, jika tidak ketemu, saya akan kesini lagi. Warung ini tutup jam berapa ya Bu?"

"Kami buka sampai menjelang subuh, karena warung ini khusus jualan malam hingga menjelang pagi!"

"Oh ya Bu, kalau begitu saya permisi dulu, mau coba mencari rumah teman saya."

"Ya sudah, hati-hati ya Mbak."

"Terimakasih Pak, Bu. Saya pamit dulu," ucap Popoy yang meninggalkan warung setelah membayar makanannya.

Tidak jauh dari warung, Popoy berdiri menunggu taksi, lalu dia bertanya tentang jalan kuini.

Sopir taksi pun mengatakan, jika jalan kuini cukup panjang hingga melewati kompleks perumahan mewah.

Popoy minta tolong diantarkan ke jalan tersebut dan dia berharap akan menemukan alamat rumah Kania.

Dia berharap, Kania melintas pulang dan melihatnya ada di jalan tersebut.

Sopir taksi pun melajukan mobil, beliau menurunkan Popoy di persimpangan jalan kuini.

Di sana ada sebuah warung yang buka sampai tengah malam, jadi Popoy bisa bertanya kepada sang pemilik warung.

Dengan alasan membeli permen serta minuman, Popoy pun bertanya kepada pemilik warung, apakah mereka mengenal Kania ataupun keluarganya.

Apakah Popoy bisa menemukan rumah sahabatnya? Ikuti terus ceritaku ya sobat dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara follow akun, pavorit, vote, like, serta komentar yang membangun. Terimakasih, happy reading.

Episodes
1 BAB 1. PELUNAS HUTANG
2 BAB 2. MENGADU NASIB KE KOTA
3 BAB 3. NAAS
4 BAB 4. MELAWAN PARA PREMAN
5 BAB 5. SEMBUNYI DI BAGASI
6 BAB 6. MENGUNTIT
7 BAB 7. TERJEBAK DALAM RENCANA SENDIRI
8 BAB 8. MAINAN BARU
9 BAB 9. BERTEMU KANIA
10 BAB 10. TAWARAN PEKERJAAN
11 BAB 11. BERTEMU KEMBALI
12 BAB 12. OMELAN POPOY
13 BAB 13. HUKUMAN
14 BAB 14. SALAH TANGKAP
15 BAB 15. MELAWAN JURAGAN SOMAD
16 BAB 16. BOS GILA
17 BAB 17. HUKUMAN TAMBAHAN
18 BAB 18. PERNIKAHAN TAK DIRENCANA
19 BAB 19. SAH MENJADI ISTRI ALEX
20 BAB 20. ALASAN DIBALIK KEPUTUSAN ALEX
21 BAB 21. ULAH PARA PERIAS
22 BAB 22. MENCERITAKAN RAHASIA MASA LALU
23 BAB 23. MEMPERKENALKAN POPOY KEPADA IBU FATMA
24 BAB 24. ANCAMAN GIO
25 BAB 25. MENYIKSA NADINE
26 BAB 26. BALASAN DARI ALEX
27 BAB 27. SELINGKUH DIBALIK PERSEKONGKOLAN
28 BAB 28. SEDIH MELIHAT NADINE
29 BAB 29. TAWARAN PERPANJANGAN KONTRAK
30 BAB 30. KESAL
31 BAB 31. MENAHAN HASRAT
32 BAB 32. NGAMBEK
33 BAB 33. CIUMAN PEMBAYAR KESALAHAN
34 BAB 34. REAKSI POPOY
35 BAB 35. DIPECAT JADI OFFICE GIRL
36 BAB 36. PENYELINAP
37 BAB 37. MEMPROVOKASI
38 BAB 38. MENDAPATKAN KEISTIMEWAAN
39 BAB 39. NYONYA RUMAH
40 BAB 40. MELAWAN ANGELA
41 BAB 41. MEMINTA PEMBATALAN PERJANJIAN
42 BAB 42. KEJUTAN
43 BAB 43. MEMPERKENALKAN
44 BAB 44. CEMBURU
45 BAB 45. MENJEMPUT BU FATMA
46 BAB 46. MENEROBOS MASUK
47 BAB 47. MEMBALAS PERLAKUAN ANGELA
48 BAB 48. KEPUTUSAN ALEX
49 BAB 49. INGIN MEMPERSEMPIT RUANG GERAK RENTENIR
50 BAB 50. KEPERGOK
51 BAB 51. MELAMAR
52 BAB 52. TIDAK MENYIA-NYIAKAN KESEMPATAN
53 BAB 53. KEJUJURAN ALEX
54 BAB 54. HUKUMAN UNTUK PLAYBOY PEMBOHONG
55 BAB 55. MENYELESAIKAN HUKUMAN
56 BAB 55. MELAMPIASKAN SAKIT HATI
57 BAB 56. SENYUM PUAS SEBELUM KEMATIAN
58 BAB 57. PESAN NADINE
59 BAB 58. JANJI ALEX DAN POPOY (TAMAT)
Episodes

Updated 59 Episodes

1
BAB 1. PELUNAS HUTANG
2
BAB 2. MENGADU NASIB KE KOTA
3
BAB 3. NAAS
4
BAB 4. MELAWAN PARA PREMAN
5
BAB 5. SEMBUNYI DI BAGASI
6
BAB 6. MENGUNTIT
7
BAB 7. TERJEBAK DALAM RENCANA SENDIRI
8
BAB 8. MAINAN BARU
9
BAB 9. BERTEMU KANIA
10
BAB 10. TAWARAN PEKERJAAN
11
BAB 11. BERTEMU KEMBALI
12
BAB 12. OMELAN POPOY
13
BAB 13. HUKUMAN
14
BAB 14. SALAH TANGKAP
15
BAB 15. MELAWAN JURAGAN SOMAD
16
BAB 16. BOS GILA
17
BAB 17. HUKUMAN TAMBAHAN
18
BAB 18. PERNIKAHAN TAK DIRENCANA
19
BAB 19. SAH MENJADI ISTRI ALEX
20
BAB 20. ALASAN DIBALIK KEPUTUSAN ALEX
21
BAB 21. ULAH PARA PERIAS
22
BAB 22. MENCERITAKAN RAHASIA MASA LALU
23
BAB 23. MEMPERKENALKAN POPOY KEPADA IBU FATMA
24
BAB 24. ANCAMAN GIO
25
BAB 25. MENYIKSA NADINE
26
BAB 26. BALASAN DARI ALEX
27
BAB 27. SELINGKUH DIBALIK PERSEKONGKOLAN
28
BAB 28. SEDIH MELIHAT NADINE
29
BAB 29. TAWARAN PERPANJANGAN KONTRAK
30
BAB 30. KESAL
31
BAB 31. MENAHAN HASRAT
32
BAB 32. NGAMBEK
33
BAB 33. CIUMAN PEMBAYAR KESALAHAN
34
BAB 34. REAKSI POPOY
35
BAB 35. DIPECAT JADI OFFICE GIRL
36
BAB 36. PENYELINAP
37
BAB 37. MEMPROVOKASI
38
BAB 38. MENDAPATKAN KEISTIMEWAAN
39
BAB 39. NYONYA RUMAH
40
BAB 40. MELAWAN ANGELA
41
BAB 41. MEMINTA PEMBATALAN PERJANJIAN
42
BAB 42. KEJUTAN
43
BAB 43. MEMPERKENALKAN
44
BAB 44. CEMBURU
45
BAB 45. MENJEMPUT BU FATMA
46
BAB 46. MENEROBOS MASUK
47
BAB 47. MEMBALAS PERLAKUAN ANGELA
48
BAB 48. KEPUTUSAN ALEX
49
BAB 49. INGIN MEMPERSEMPIT RUANG GERAK RENTENIR
50
BAB 50. KEPERGOK
51
BAB 51. MELAMAR
52
BAB 52. TIDAK MENYIA-NYIAKAN KESEMPATAN
53
BAB 53. KEJUJURAN ALEX
54
BAB 54. HUKUMAN UNTUK PLAYBOY PEMBOHONG
55
BAB 55. MENYELESAIKAN HUKUMAN
56
BAB 55. MELAMPIASKAN SAKIT HATI
57
BAB 56. SENYUM PUAS SEBELUM KEMATIAN
58
BAB 57. PESAN NADINE
59
BAB 58. JANJI ALEX DAN POPOY (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!