BAB 2. MENGADU NASIB KE KOTA

Bapak dan ibu yang sejak tadi khawatir, buru-buru pulang dari sawah, mereka takut juragan Somad akan memaksa serta membawa Popoy pergi.

Begitu melihat Popoy membukakan pintu, hati Bapak dan ibu pun merasa lega.

"Syukurlah Nduk, kamu baik-baik saja," ucap Bapak.

"Memangnya kenapa Pak?"

"Juragan Somad dan anak buahnya tadi datang menemui Bapak dan ibu. Mereka mengancam, jika tidak membayar hutang dalam dua hari ini, kamu akan mereka bawa."

"Juragan Somad ingin menjadikan mu istri dan hutang Bapak di anggap lunas, Nduk." timpal ibu.

"Jadi, kita harus bagaimana Pak, Bu?"

"Nggak mungkin Bapak setuju, kamu masih terlalu muda untuk menikah, apalagi dengan bandot tua seperti Juragan Somad. Bapak nggak bakal menjerumuskan mu ke mulut buaya," ucap Bapak.

Sejenak Bapak terdiam, lalu berkata lagi, "Tapi, kita juga belum punya uang, untuk melunasi hutang. Bapak pusing, kita harus bagaimana menghadapi mereka."

"Kita tahu kan Nduk, jika juragan menginginkan sesuatu, apapun akan dia lakukan untuk mendapatkannya, meski dengan cara licik. Ibu dan Bapak takut, mereka secara paksa akan membawamu. Apalagi, jika kami sedang tidak ada di rumah," timpal ibu.

Bapak memijat kepala sambil berkata, "Begini saja, Bapak akan coba telepon Mbak mu, mau minta pendapatnya. Jika dia izin, biar Mbak mu saja yang menggantikan mu."

"Jangan Pak! kita jangan menyerah. Mbak Intan nggak boleh jadi korban. Sebentar lagi Mbak Intan selesai kuliah dan bisa mencari pekerjaan untuk membantu membayar hutang."

"Bagaimana jika kita cari pinjaman di tempat lain Pak? untuk sementara sampai Intan bekerja," ucap ibu.

"Nggak ada cara lain Bu. Zaman paceklik begini, nggak akan ada yang mau pinjami kita uang, apalagi secara cuma-cuma tanpa bunga."

"Kalau begitu, jual saja rumah ini Pak, untuk melunasi hutang, daripada kita pusing dan terus di desak."

"Jual rumah juga butuh waktu Bu, nggak seperti jual kerupuk. Lagipula, kalau jual mendesak pasti ditawar murah."

"Iya benar kata Bapak, Bu. Begini saja, Popoy punya uang sih, tapi nggak banyak Pak, bisalah untuk sementara membungkam mulut juragan."

"Uang darimana Nduk?" tanya Ibu.

"Popoy baru saja membongkar celengan dan sebenarnya uang itu untuk kebutuhan mendaftar kuliah. Tapi, karena kita sedang kesulitan keuangan, biarlah tahun depan saja Popoy kuliah."

"Sebentar ya Pak, Bu, Popoy ambil dulu uangnya."

Popoy pun mengambil uang dari dalam kamar, lalu dia menyerahkan separuh uangnya kepada Ibu serta bapak.

"Banyak banget, ini uang dari mana dan sejak kapan kamu menabungnya Nak?"

"Ini semua adalah uang jajan yang Bapak ibu berikan, Popoy simpan untuk keperluan pendaftaran kuliah."

"Ya Allah Nduk, maafkankan Ibu dan Bapak. Tiba giliranmu akan kuliah, kami malah tidak sanggup."

"Nggak apa-apa toh Bu, ini semua cobaan dari Allah, bukan kesalahan Bapak Ibu."

"Oh ya Pak, Popoy punya solusi, bagaimana jika Popoy bekerja saja, biar bisa bantu Bapak dan ibu untuk melunasi hutang. Setelah lunas, barulah Popoy mendaftar kuliah. Minimal sampai Mbak Intan lulus."

"Mau kerja apa Nduk, lah wong di sini adanya cuma ngomben, bajak sawah dan membersihkan rumput. Bapak ndak tega jika kamu ikut bekerja seperti itu."

"Begini Pak, tadi Popoy sudah menghubungi teman yang tinggal di kota, dia kerja kantoran."

"Popoy minta tolong untuk dicarikan pekerjaan. Nggak apa-apa lah meski harus jadi cleaning service atau OG, karena pendidikan Popoy cuma lulusan SMA."

"Tapi Nduk, mana mungkin bisa pulang setiap hari jika kerja di kota. Apabila ngekost biaya dari mana lagi? gajimu bakal habis untuk makan dan biaya kost-kostan."

"Bukankah di kota, semua serba mahal dan serba beli? Untung saja Mbakmu tinggal di rumah Simbah, jadi bisa hemat."

"Inshaallah Popoy bisa nginap di rumah teman Pak, kebetulan rumah orangtuanya besar dan mereka cuma tinggal bertiga."

"Oh syukurlah kalau begitu. Daripada kamu tetap di rumah dan jadi incaran juragan Somad, lebih baik jika kamu ke kota."

"Iya Pak, itu yang Popoy pikirkan sejak tadi. Tapi, bagaimana dengan Bapak dan Ibu, apa nanti mereka tidak akan menyakiti kalian, jika Popoy pergi?"

"Kalau itu nggak usah kamu pikirkan. Para tetangga yang sama menyawah pasti akan membantu kami, jika mereka mencoba mengusik Bapak dan Ibu."

"Iya Bapak benar Nduk! yang kami takutkan itu kamu. Mereka bisa kapan saja datang dan membawamu pergi dengan paksa."

"Kalau begitu, malam ini saja Popoy langsung berangkat ya Bu, soalnya teman Popoy bilang secepatnya harus berangkat dan dia akan menjemput di terminal, sepulang kerja."

"Tapi Nduk, berangkat malam apa ndak bahaya?"

"Popoy rasa lebih aman Bu."

"Ya sudah, kamu bersiaplah, biar di antar Bapak ke terminal. Mumpung belum malam."

"Iya Nduk, Bapak juga bersiap dulu ya."

"Iya Pak, Popoy tinggal salin baju saja. Masalah bekal pakaian dan ijazah, sudah Popoy bereskan. Popoy ke kamar dulu ya Bu!"

"Pergilah Nduk, ibu akan bungkuskan bekal makan malam, nasi dan lauk masih ada kan?"

"Masih Bu."

Popoy pun bergegas ke kamar, dia mengganti pakaian, lalu membawa tas bekalnya keluar.

Bapak, juga sudah bersiap dan ibu pun buru-buru, memasukkan bekal makanan ke dalam tas Popoy.

Semua sudah siap, lalu Ibu memeluk Popoy sambil menangis, "Maafkan kami ya Nduk!"

"Bapak dan ibu nggak salah, doakan saja agar Popoy segera mendapatkan pekerjaan, ya Bu."

"Pasti Nduk. Uang ini bawa saja untuk biaya hidup kamu di sana sambil menunggu dapat pekerjaan."

"Ndak usah Bu, uang Popoy cukup kok buat bekal. Gunakan saja uang itu untuk mencicil hutang serta biaya adik."

"Pokoknya, kamu harus jaga diri baik-baik. Hati-hati, di kota tak seaman di kampung, kata orang-orang."

"Iya Bu. Ibu dan Bapak juga, jaga diri baik-baik ya. Nanti, jika Popoy sudah sampai, Popoy akan kabari Ibu lewat hape Lek Wati."

Bapak yang takut Popoy ketinggalan Bus pun berkata, "Ayo Nduk, sudah dulu pamitnya, nanti kamu kemalaman dan ketinggalan Bus. Hanya tinggal dua keberangkatan lagi kan, jam 8 dan jam 9 malam."

"Iya Pak."

"Bu, Popoy pergi dulu ya, salam untuk Mbak Intan dan Dek Juna, jika nanti mereka telepon."

"Assalamualaikum," pamit Popoy sambil memeluk sang ibu.

Keduanya pun menangis, baru kali ini Popoy pergi jauh dan akan tinggal terpisah dengan ibu bapaknya.

Bapak menghidupkan sepeda motor, lalu Popoy pun naik sambil melambaikan tangan.

Derai air mata pun mengiringi kepergian Popoy. Sebenarnya, Bapak juga sedih, tapi apa boleh buat, daripada Popoy jadi istri juragan Somad.

Sepanjang perjalanan menuju terminal, Bapak pun memberi nasihat kepada Popoy untuk pandai-pandai jaga diri. Jika nanti ada waktu dan uang, Bapak serta ibu akan menjenguknya ke kota.

Sesampainya di terminal, Bapak menemui kondektur. Beliau membelikan tiket, lalu naik ke dalam Bus bersama Popoy untuk memastikan jika putrinya itu sudah mendapatkan tempat duduk yang nyaman.

Sebelum turun, Bapak pun kembali berpesan, "Hati-hati ya Nduk. Ingat semua pesan Bapak dan ibu, terutama jangan tinggalkan sholat."

"Inshaallah Pak, Bapak juga hati-hati ya. Jangan kencang-kencang naik motornya."

"Iya Nduk, Bapak turun dulu ya. Sebentar lagi Bus akan berangkat."

Popoy pun menyalim tangan keriput sang Bapak, lalu Bapak pun memeluk dan terlihat setitik air bening jatuh dari sudut mata tuanya.

Rasa bersalah serta penyesalan menyesak dalam dada Bapak.

Beliau merasa gagal, tidak mampu melindungi serta membuat putrinya hidup nyaman di rumah mereka sendiri.

Lambaian tangan Bapak pun mengiringi keberangkatan Bus yang perlahan mulai menghilang dari pandangan mata, membawa putri kecilnya mengadu nasib di kota.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

MIKU CHANNEL

MIKU CHANNEL

bgs lbh cepat lbh baik, sebelum ank buah juaragan somad menangkapmu, jgn tunggu besok2 lg, semoga km berhasil dan sukses kerja dikota dan bisa membantu Ortumu melunasi hutangnya sm Somad

2022-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. PELUNAS HUTANG
2 BAB 2. MENGADU NASIB KE KOTA
3 BAB 3. NAAS
4 BAB 4. MELAWAN PARA PREMAN
5 BAB 5. SEMBUNYI DI BAGASI
6 BAB 6. MENGUNTIT
7 BAB 7. TERJEBAK DALAM RENCANA SENDIRI
8 BAB 8. MAINAN BARU
9 BAB 9. BERTEMU KANIA
10 BAB 10. TAWARAN PEKERJAAN
11 BAB 11. BERTEMU KEMBALI
12 BAB 12. OMELAN POPOY
13 BAB 13. HUKUMAN
14 BAB 14. SALAH TANGKAP
15 BAB 15. MELAWAN JURAGAN SOMAD
16 BAB 16. BOS GILA
17 BAB 17. HUKUMAN TAMBAHAN
18 BAB 18. PERNIKAHAN TAK DIRENCANA
19 BAB 19. SAH MENJADI ISTRI ALEX
20 BAB 20. ALASAN DIBALIK KEPUTUSAN ALEX
21 BAB 21. ULAH PARA PERIAS
22 BAB 22. MENCERITAKAN RAHASIA MASA LALU
23 BAB 23. MEMPERKENALKAN POPOY KEPADA IBU FATMA
24 BAB 24. ANCAMAN GIO
25 BAB 25. MENYIKSA NADINE
26 BAB 26. BALASAN DARI ALEX
27 BAB 27. SELINGKUH DIBALIK PERSEKONGKOLAN
28 BAB 28. SEDIH MELIHAT NADINE
29 BAB 29. TAWARAN PERPANJANGAN KONTRAK
30 BAB 30. KESAL
31 BAB 31. MENAHAN HASRAT
32 BAB 32. NGAMBEK
33 BAB 33. CIUMAN PEMBAYAR KESALAHAN
34 BAB 34. REAKSI POPOY
35 BAB 35. DIPECAT JADI OFFICE GIRL
36 BAB 36. PENYELINAP
37 BAB 37. MEMPROVOKASI
38 BAB 38. MENDAPATKAN KEISTIMEWAAN
39 BAB 39. NYONYA RUMAH
40 BAB 40. MELAWAN ANGELA
41 BAB 41. MEMINTA PEMBATALAN PERJANJIAN
42 BAB 42. KEJUTAN
43 BAB 43. MEMPERKENALKAN
44 BAB 44. CEMBURU
45 BAB 45. MENJEMPUT BU FATMA
46 BAB 46. MENEROBOS MASUK
47 BAB 47. MEMBALAS PERLAKUAN ANGELA
48 BAB 48. KEPUTUSAN ALEX
49 BAB 49. INGIN MEMPERSEMPIT RUANG GERAK RENTENIR
50 BAB 50. KEPERGOK
51 BAB 51. MELAMAR
52 BAB 52. TIDAK MENYIA-NYIAKAN KESEMPATAN
53 BAB 53. KEJUJURAN ALEX
54 BAB 54. HUKUMAN UNTUK PLAYBOY PEMBOHONG
55 BAB 55. MENYELESAIKAN HUKUMAN
56 BAB 55. MELAMPIASKAN SAKIT HATI
57 BAB 56. SENYUM PUAS SEBELUM KEMATIAN
58 BAB 57. PESAN NADINE
59 BAB 58. JANJI ALEX DAN POPOY (TAMAT)
Episodes

Updated 59 Episodes

1
BAB 1. PELUNAS HUTANG
2
BAB 2. MENGADU NASIB KE KOTA
3
BAB 3. NAAS
4
BAB 4. MELAWAN PARA PREMAN
5
BAB 5. SEMBUNYI DI BAGASI
6
BAB 6. MENGUNTIT
7
BAB 7. TERJEBAK DALAM RENCANA SENDIRI
8
BAB 8. MAINAN BARU
9
BAB 9. BERTEMU KANIA
10
BAB 10. TAWARAN PEKERJAAN
11
BAB 11. BERTEMU KEMBALI
12
BAB 12. OMELAN POPOY
13
BAB 13. HUKUMAN
14
BAB 14. SALAH TANGKAP
15
BAB 15. MELAWAN JURAGAN SOMAD
16
BAB 16. BOS GILA
17
BAB 17. HUKUMAN TAMBAHAN
18
BAB 18. PERNIKAHAN TAK DIRENCANA
19
BAB 19. SAH MENJADI ISTRI ALEX
20
BAB 20. ALASAN DIBALIK KEPUTUSAN ALEX
21
BAB 21. ULAH PARA PERIAS
22
BAB 22. MENCERITAKAN RAHASIA MASA LALU
23
BAB 23. MEMPERKENALKAN POPOY KEPADA IBU FATMA
24
BAB 24. ANCAMAN GIO
25
BAB 25. MENYIKSA NADINE
26
BAB 26. BALASAN DARI ALEX
27
BAB 27. SELINGKUH DIBALIK PERSEKONGKOLAN
28
BAB 28. SEDIH MELIHAT NADINE
29
BAB 29. TAWARAN PERPANJANGAN KONTRAK
30
BAB 30. KESAL
31
BAB 31. MENAHAN HASRAT
32
BAB 32. NGAMBEK
33
BAB 33. CIUMAN PEMBAYAR KESALAHAN
34
BAB 34. REAKSI POPOY
35
BAB 35. DIPECAT JADI OFFICE GIRL
36
BAB 36. PENYELINAP
37
BAB 37. MEMPROVOKASI
38
BAB 38. MENDAPATKAN KEISTIMEWAAN
39
BAB 39. NYONYA RUMAH
40
BAB 40. MELAWAN ANGELA
41
BAB 41. MEMINTA PEMBATALAN PERJANJIAN
42
BAB 42. KEJUTAN
43
BAB 43. MEMPERKENALKAN
44
BAB 44. CEMBURU
45
BAB 45. MENJEMPUT BU FATMA
46
BAB 46. MENEROBOS MASUK
47
BAB 47. MEMBALAS PERLAKUAN ANGELA
48
BAB 48. KEPUTUSAN ALEX
49
BAB 49. INGIN MEMPERSEMPIT RUANG GERAK RENTENIR
50
BAB 50. KEPERGOK
51
BAB 51. MELAMAR
52
BAB 52. TIDAK MENYIA-NYIAKAN KESEMPATAN
53
BAB 53. KEJUJURAN ALEX
54
BAB 54. HUKUMAN UNTUK PLAYBOY PEMBOHONG
55
BAB 55. MENYELESAIKAN HUKUMAN
56
BAB 55. MELAMPIASKAN SAKIT HATI
57
BAB 56. SENYUM PUAS SEBELUM KEMATIAN
58
BAB 57. PESAN NADINE
59
BAB 58. JANJI ALEX DAN POPOY (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!