Pasangan pengantin itu terlihat sangat bahagia dengan pernikahan yang baru saja di gelarnya. Jordy pun membagikan sembako sebagai bingkisan pada warga yang hadir menyaksikan pernikahan Sam dan Airy.
Setelah semuanya kembali pulang ke rumah masing-masing, Sam pun berpamitan pada penghulu yang telah menikahkannya untuk kembali pulang ke kota. Begitupun dengan Jordy yang mengikuti ke mana bosnya itu pergi.
"Jordy, malam ini aku ingin menginap di resort. Kamu mau ikut bersamaku atau langsung pulang?" tanya Sam saat mereka akan naik ke dalam mobil.
"Aku lelah, Sam. Aku ikut menginap saja, besok kita berangkat ke kota pagi-pagi," jawab Jordy. "Aku juga sudah pesankan resort untuk kalian. Tenang saja, kamar kita terpisah jauh."
"Thanks!" Sam langsung masuk ke dalam mobil setelah dia mengucapkan terima kasih pada Jordy. Dia tersenyum manis pada Airy yang sudah duduk di kursi penumpang.
"Abang, kita tidak langsung pulang?" tanya Airy saat Sam sudah duduk di kursi kemudi.
"Kita pulang besok, ya!" Tangan Sam terulur mengelus lembut wajah cantik istrinya.
"Oke, aku ikut saja ke mana Abang membawaku." Airy pun memegang tangan Sam yang sedang mengelus pipinya. Dia memejamkan matanya seraya menggesekkan pipinya pada telapak tangan Sam.
Tin ... Tin ... Tin ....
Suara klakson mobil Jordy membuyarkan suasana romantis pasangan pengantin baru itu. Airy segera melepaskan tangan Sam dengan senyum yang tak surut dari kedua sudut bibirnya. Begitupun dengan Sam yang langsung menyalakan mesin mobil dan pergi menuju ke resort.
Setibanya di resort, keduanya tidak langsung pergi ke kamar. Melainkan menuju ke pantai. Menikmati langit senja yang berwarna keemasan. Sementara Jordy langsung menuju ke kamarnya. Membiarkan kedua insan yang sedang dimabuk cinta itu menikmati kebersamaannya.
"Sam-Sam ... Kenapa tidak dari awal menikah dengan Airy. Sekarang dia malah membuat masalah baru. Pasti Mona tidak akan tinggal diam saat dia tahu kalau suaminya menikah lagi. Meskipun memang benar kalau mereka menikah hanya sebuah aliansi," gumam Jordy.
Tidak berapa lama kemudian, Jordy memejamkan matanya. Dia merasa lelah mengurus pernikahan sahabatnya dua kali berturut-turut. Meskipun memang benar dia hanya mengatur ini dan itu tapi tetap saja waktu dan pikirannya terkuras habis.
Sementara itu, Airy dan Sam masuk ke kamarnya saat langit sudah gelap. Mereka meminta layanan kamar untuk makam malam keduanya. Karena mereka tidak ingin melewatkan moment kebersamaannya. Mumpung jauh dari keluarganya.
"Ai, sini duduk dekat Abang!" ajak Sam dengan mengulurkan tangannya saat mereka audah selesai makan malam.
"Bang, nanti aku bagaimana?" tanya Airy dengan melihat ke arah Sam.
"Mau tinggal di rumah Abang?"
"Aku tidak mau satu rumah dengan Kak Mona. Bagaimana kalau nanti dia jahat sama aku?"
"Ai, di depan semua orang kita bersikap seperti biasa ya! Kamu tinggal di rumah mama saja, biar nanti Abang yang menginap di sana atau kita ke apartemen saja kalau lagi kangen." Sam mainkan anak rambut Airy yang menjuntai ke pipi mulus gadis itu.
"Abang harus sering ke rumah mama. Awas saja kalau Abang tidur dengan Kak Mona!" ancam Airy.
"Tidak akan, Ai. Abang hanya ingin tidur dengan kamu," ucap Sam dengan napas yang mulai tidak beraturan. Gejolak hasratnya mulai meningkat saat dia bertatapan dengan Airy.
Perlahan Sam pun mendekatkan wajahnya dan langsung meraup bibir merah jambu yang selalu berbicara manja kepadanya. Keduanya pun begitu menikmati pergulatan lidah yang mampu menegangkan urat saraf. Sampai akhirnya, mereka sama-sama menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar ciuman.
Airy dengan sukarela menyerahkan kehormatannya pada laki-laki yang dia cintai. Meskipun ini pengalaman pertama bagi mereka. Namun, naluri menuntun keduanya untuk mendapatkan kenikmatan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Malam yang dingin dengan suara deburan ombak yang bersahutan, menjadi saksi bisu penyatuan dua insan yang saling mencintai.
...***...
Wajah tampan Sam semakin terlihat berseri sepulangnya dia dari resort. Seperti tidak ada beban, langkah kakinya terasa begitu ringan. Namun, saat dia masuk ke dalam rumah yang memang sudah disiapkan oleh orang tuanya untuk dia, Rona bahagia di wajahnya mendadak redup. Apalagi, dia melihat Mona sedang duduk di depan televisi.
"Baru pulang?" tanya Mona dengan cueknya.
"Hm ...." Sam menjawab hanya dengan deheman. Dia pun duduk di sofa tunggal yang tidak jauh dari tempat Mona duduk.
"Dua hari tidak pulang, kamu dari mana?" tanya Mona melihat ke arah Sam.
"Apartemen," jawab Sam singkat. "Mona, sepertinya kita harus bicara serius."
"Soal pernikahan kita?" tanya Mona. Dia menghela napas sejenak sebelum melanjutkan ucapannya. "Kamu tenang saja. Setelah anak ini lahir, kita akan bercerai. Bukan hanya kamu yang tidak menginginkan pernikahan ini. Aku juga tidak menginginkannya. Seandainya papa tidak memaksaku, mungkin aku tidak akan menyetujui keinginan tua bangka itu.
"Mona, jaga bicara kamu!"
"Sam, jangan banyak mengaturku! Aku tidak suka orang lain terlalu ikut campur dengan hidupku."
"Oke!" sahut Sam singkat. "Tunggu sebentar! Aku akan membuat surat perjanjiannya.
Sam langsung bangun dari duduknya. Dia beranjak pergi menuju ke kamarnya. Karena memang dari sebelum mereka menikah, keduanya sudah sepakat untuk tidak tidur dalam satu kamar. Mereka hanya mengikuti keinginan para orang tua untuk tinggal terpisah dari mereka agar keduanya bisa lebih leluasa.
Sesampainya di kamar, Sam langsung membuat surat perjanjian dengan Mona. Dia membuat pasal-pasal yang sekiranya tidak merugikan kedua belah pihak. Meskipun benar Sam tidak mencintai Mona, tetapi dia juga tidak berniat menyakiti wanita hamil itu. Karena sebenarnya, Mona teman sekolah Sam.
Setelah surat perjanjian itu selesai dia buat, Sam pun kembali menemui Mona dan memintanya untuk menandatangani. Terlihat Mona tersenyum puas setelah dia membaca pasal-pasal yang menjadi kesepakatan mereka.
"Terima kasih, Sam. Kamu mau mengakui anak ini sebagai anakmu. Kamu tenang saja, saat Zein kembali. Aku akan kembali sama dia, karena hanya dia laki-laki yang aku cintai."
"Apa kamu tahu dia pergi ke mana?" tanya Sam dengan melihat wajah sendu Mona.
"Tidak, sudah tiga bulan Zein tidak ada kabar beritanya. Aku sudah mencarinya ke mana-mana tapi tetap tidak menemukannya. Makanya Papa meminta kamu menikah denganku agar nama baiknya tidak tercoreng, karena aku hamil di luar nikah."
"Aku akan membantu mencarinya."
"Terima kasih, Sam! Ternyata Papa tidak salah memilih kamu untuk menjadi suami sementara aku. Ternyata, kamu lumayan baik meskipun irit bicara," ucap Mona dengan tersenyum manis pada Sam.
Sementara laki-laki itu hanya menganggukkan kepalanya sedikit. Lalu dia pun beranjak pergi ke kamarnya tanpa bicara lagi pada Mona. Karena Sam merasa urusannya dengan Mona sudah selesai.
...~Bersambung~...
...Jangan lupa dukungannya ya kawan! Klik like, comment, rate, vote gift dan favorite....
...Terima kasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SEMOGA NNTI MONA TDK MLIBATKN PRASAAN DGN NIKAH SMENTARANYA..
2024-01-03
0
Reno Mrahman
maaf Thor mau nanya,ni cerita bakalan tamat gak nanti
2022-12-09
2
Ana_Mar
kk author...malam pertamanya di skip duhhhh kk hahaaaa
jangan sampe si zein itu si cassanova yang bakal jadi calon suami aiii kelakk..amit2 dahh..mudahan enggak.
mudahan juga mona ga tiba2 punya rasa cinta ke sam, awas loooeee ya bumil gua getok loee..
next
2022-12-09
3