Kala fajar mulai menyingsing, nampak sepasang anak manusia yang masih bergelung di bawah selimut. Bukannya mereka bangun, keduanya justru saling mengeratkan pelukannya. Sampai akhirnya panggilan alam memaksa Airy untuk bangun dari tidurnya.
"Bang, aku mau pipis," rengek Airy saat Sam tidak mau melepaskannya.
"Hm ... Jangan lama!" pinta Sam dengan mata yang masih terpejam.
"Iya!" sahut Airy seraya turun dari tempat tidurnya.
Gadis itu langsung menuntaskan hajatnya. Namun, dia tidak kembali ke tempat tidur melainkan langsung membersihkan dirinya. Airy begitu menikmati acara mandinya sampai dia tidak menyadari Sam sudah berdiri di ambang pintu kamar mandi.
"Abang!!" pekik Airy kaget. Dia langsung menutup area intinya dengan kedua tangannya.
"Kenapa kaget, Sayang? Dulu juga kita sudah terbiasa mandi berdua," tanya Sam seraya mendekat ke arah Airy.
"Jangan mendekat, Abang! Aku ... aku malu!"
"Tidak usah malu! Kita saling memiliki satu sama lain Airy." Sam semakin mendekat dan memojokkan gadis itu ke dinding kamar mandi.
Kewarasannya sudah benar-benar hilang entah kemana saat dia tanpa sengaja melihat Airy mandi dengan tubuh toplesnya. Apalagi melihat setiap gerakan Airy saat dia menyabuni dirinya. Membuat sesuatu yang di bawah sana langsung mengeras sempurna. Awalnya Sam hanya ingin buang air kecil. Tapi karena Airy lama, akhirnya dia menerobos masuk.
"Abang, apa yang akan Abang lakukan?" tanya Airy ketakutan. Meskipun dia mencintai Sam, tapi untuk melakukan hal yang di luar batas tanpa ikatan pernikahan, sungguh Airy tidak menginginkannya.
Melihat wajah ketakutan gadis yang dicintainya, perlahan hasrat yang menggebu itu mulai menurun. Sam tersenyum tipis dan mengecup singkat bibir tipis adik angkatnya.
"Tidak ada, Abang juga mau mandi. Kita mandi bersama, ya!"
"Tidak, aku mau udahan."
"Ya sudah! Abang mau mandi dulu." Sam langsung melepaskan Airy dan membuka bajunya. Dia tidak peduli jika Airy melihat tubuhnya. Sam malah ingin adiknya itu mengagumi perut kotak-kotak yang dia miliki.
"Aku keluar, Bang!" Airy langsung menyambar handuk kimono yang ada di sana. Dia setengah berlari keluar dari kamar mandi. Dia terus saja menghembuskan napasnya kasar untuk menetralkan perasaan gugupnya.
Setelah selesai berpakaian, Airy pun menuju ke dapur apartemen. Dia mengambil satu botol air mineral dan meminumnya. Karena memang, Sam selalu menyediakan air minum kemasan untuk persediaan selama dia berada di apartemen.
Saat dia sedang asyik melamun, memikirkan hubungan dengan Sam. Tiba-tiba saja ada memeluknya dari belakang. Sam langsung mencium tengkuk gadis dan menumpukan dagunya di bahu Airy.
"Mau sarapan apa?" tanya Airy seraya menyimpan botol minuman itu di meja.
"Abang, hanya ingin kamu, Ai." Sam membalikkan tubuh Airy agar menghadap ke arahnya. Dia menatap lekat wajah cantik yang ada di depannya. "Ai, jadi pacar Abang ya!"
Bukannya menganggukkan kepala, Airy justru menggelengkan kepalanya. Tentu saja hal itu membuat Sam bingung. Kenapa Airy bisa sampai menolaknya?
"Kenapa?" tanya Sam dengan menatap lekat wajah cantik Airy. Dia menyelipkan anak rambut gadis itu ke belakang telinganya.
"Aku takut mama dan papa marah. Aku juga gak mau nanti dibilang pelakor," jawab Airy dengan menundukkan kepalanya.
"Ai, semua itu tidak akan terjadi. Kita bisa diam-diam di belakang mereka. Lagipula tidak akan ada yang menyadari dengan apa yang terjadi dia antara kita."
"Bang, tapi aku ... aku ... aku gak mau pacaran. Aku maunya nikah sama Abang." Airy menatap lekat wajah kakak angkatnya. "Aku akan menunggu Abang sampai Abang bisa menikahi aku. Kalau memang Abang menikah dengan Kak Mona hanya sementara."
"Kita menikah sekarang saja. Abang akan minta Jordy untuk menyiapkan segala sesuatunya."
Tidak ingin dibantah oleh Airy, Sam langsung pergi ke kamar. Dia menghubungi sahabat yang sekaligus menjadi sekretarisnya. Dia meminta Jordy untuk menyiapkan pernikahan di bawah tangannya dengan Airy. Tapi tidak boleh ada satu orang pun yang tahu selain mereka bertiga dan juga orang yang akan menikahkannya dengan Airy
"Ai, kita sarapan dulu. Baru kita berangkat ke luar kota," ucap Sam setelah dia duduk di samping Airy
"Abang, apa tidak apa-apa kita menikah sekarang? Kenapa terburu-buru?"
"Karena Abang ingin secepatnya memiliki kamu seutuhnya. Abang tidak mau ada laki-laki yang yang menyentuh kamu. Dari dulu sampai sekarang, bahkan sampai nanti, kamu hanya milik Abang."
Baru saja Sam selesai bicara, terdengar suara bel pintu berbunyi. Laki-laki itu pun segera bangun dari duduknya dan membukakan pintu. Terlihat di sana seorang Abang go food membawa pesanan miliknya. Sam pun langsung mengambilnya dan mengucapkan terima kasih.
"Ayo kita makan!" ajal Sam dengan membuka pesanan makanannya.
Dia mulai menyuapi Airy, setelah keduanya berdo'a terlebih dahulu. Mereka pun begitu menikmati makan paginya dengan saling menyuapi. Memang sudah menjadi kebiasaan Sam, jika makan berdua ataupun di rumahnya sering menyuapi Airy. Hanya ketika mereka makan di luar saja, keduanya makan tidak saling menyuapi.
Selesai menikmati sarapan paginya, Sam pun bergegas untuk pergi ke luar kota bersama dengan Airy. Tidak lupa dia membeli kebaya putih terlebih dahulu untuk pernikahan sirinya dengan gadis yang berstatus sebagai adiknya itu. Meskipun sebenarnya Airy merasa deg-degan, dia terus meyakinkan diri kalau dia akan bahagia jika bersama dengan laki-laki yang dicintainya itu.
Cukup lama perjalanan yang harus mereka tempuh. Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah daerah yang jauh dari keramaian kota. Di sana Jordy dan seorang Penghulu sudah menunggunya untuk menikahkan Airy dan Sam.
"Pak, boleh ikut ke kamar mandi? Calon istri saya mau berganti pakaian dulu," ucap Sam.
"Oh, silakan! Nanti akad nikahnya di Mushola yang ada di depan rumah Bapak ya! Agar warga yang menjadi saksi pernikahan kalian," ucap penghulu itu.
Setelah Airy siap dengan kebaya putih dan riasan tipis di wajahnya. Gadis itu pun segera menghampiri Sam kembali. Untuk beberapa saat, Sam tidak bisa mengedipkan matanya, begitu terpesona dengan kecantikan adik angkatnya itu.
"Bos ngedip," tegur Jordy dengan menyenggol tangan Sam.
Sam langsung tersenyum pada Airy dan mengulurkan tangannya agar gadis itu mendekat ke arahnya. Mereka pun langsung menuju ke Mushola seperti apa yang dikatakan oleh Pak Penghulu tadi
"Apa Nak Sam sudah siap?" tanya Pak Penghulu.
"Sudah Pak!"
"Siapa yang akan menjadi walinya?" tanya Penghulu itu dengan melihat ke arah Sam dan Airy secara bergantian.
"Kedua orang tua saya sudah meninggal, Pak." Airy langsung menundukkan kepalanya. Meskipun kecelakaan itu terjadi saat dia masih kecil tapi kilas bayangan saat kecelakan itu terjadi, membekas di ingatan nya.
"Oh begitu, biar bapak yang wali hakimnya."
Tanpa ada kesalahan sedikit pun, Sam mengucapkan ijab kabul dengan lantang dalam satu tarikan napas. Membuat semua orang yang hadir bernapas dengan lega dan mengucapkan rasa syukur.
"Alhamdulillah, sekarang Nak Sam dan Nak Airy sudah resmi jadi suami istri. Kalau kalian ingin meresmikan pernikahan kalian di kantor urusan agama, Bapak akan mengurus administrasinya."
"Boleh, Pak. Saya percayakan semuanya sama Bapak."
...~Bersambung~...
...Jangan lupa dukunganya ya kawan! Klik like, comment, rate, vote, gift dan favorite....
...Terima kasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KLO NIKAHKN ENAK, MESKI BARU SEBATAS SIRI, TPI SAH SCARA AGAMA, JDI TTP HALAL.. MAU NGAPA2 JUGA GK MASALAH, DRIPADA BRBUAT DOSA..
2024-01-03
1
Imas Maela
udah sah ni..
2022-12-23
2
Ana_Mar
aiiii...lupa ga kunci pintu yaaa jadi kakamu main serobot donk heheee
gerceppp abisss bang dengan nikahin airy meski siri.
mudahan kalian bisa hadapi masalah ke depannya dan kuat selalu. samawa ya...amin...
2022-12-08
2