Bab 3 Affair

Hari sudah beranjak malam saat Airy bangun dari tidurnya. Dia langsung pergi membersihkan diri karena badannya terasa sangat lengket. Saat semuanya sudah rapi, Airy pun segera mengambil ponsel untuk memesan makanan, sedari tadi perutnya terus saja berbunyi.

Bagaimana tidak, belum ada sebiji nasi pun yang masuk ke dalam perutnya. Semenjak tadi sore, dia hanya minum susu dan air putih. Entahlah, luka hatinya membuat dia kehilangan napsu makan.

"Lebih baik aku menunggu di depan sambil nonton televisi," gumam Airy.

Gadis cantik yang memiliki mata sebening mata bayi itu, terus saja mengotak-atik channel televisi karena tidak ada yang dia sukai. Sampai akhirnya terdengar suara bel apartemennya berbunyi. Airy pun segera beranjak, karena yakin itu pasti pesanannya. Benar saja terlihat Abang go food berdiri di depan pintu dengan tentengan di tangannya.

"Dengan Mbak Airy?" tanya Abang Go Food itu.

"Iya, Mas. Saya sendiri," jawab Airy.

"Ini pesanannya, Mbak. Silakan ditanda tangani!"

Tidak ingin membuang waktu, Airy pun segera memberikan tanda tangannya, seperti yang yang diminta oleh Abang Go Food. Setelah semua urusannya selesai, Airy kembali masuk ke dalam apartemen. Secepatnya dia melahap makanan yang di pesannya itu hingga ludes tak bersisa.

Namun, saat dia akan beranjak pergi menuju ke dapur, tanpa sengaja dia melihat stasiun televisi yang menampilkan resepsi pesta pernikahan Sam dan Mona secara live. Dia tersenyum kecut melihat kemesraan yang ditampilkan oleh pasangan pengantin itu. Dia pun kembali duduk dengan pandangan yang tidak lepas dari televisi.

"Selamat berbahagia, Bang," lirih Airy

Semakin lama dia melihat acara live itu, semakin hatinya terasa teriris sembilu. Matanya berkali-kali mengerjapkan menahan sesuatu yang ingin keluar. Sampai saat dia melihat Sam dan Mona sedang berdansa. Cairan bening itu memaksa keluar membasahi pipinya.

Tuhan, kenapa mencintai itu menyakitkan? Kenapa aku harus memiliki rasa cinta ini? Jika aku hanya akan terluka. Tuhan, Tidakkah pantas aku merasa bahagia dengan orang yang aku cintai? Kenapa hanya kemalangan dan luka yang selalu aku rasakan?

Airy menangis tersedu, meratapi nasibnya. Dia merasa dunia ini tidak berpihak padanya. Saat dia kecil, dia harus kehilangan kedua orang tua yang meninggal karena kecelakaan. Saat sudah besar, Dia pun tidak bisa meraih cintanya. Karena sekarang laki-laki yang dia cintai sudah menikah dengan orang lain.

Lama dia menangis dengan menumpukan wajahnya pada lutut, sampai Airy tidak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam apartemennya. Airy mengangkat kepala, saat dia mencium bau alkohol didekatnya.

"Abang ...," lirih Airy.

"Sayang," ucap Sam langsung memeluk adiknya. "Jangan menangis! Maafkan Abang kalau Abang sudah menyakitimu. Kamu tahu, tidak ada orang yang pailng Abang sayangi selain kamu. Hati Abang sakit saat melihat kamu terluka."

"Abang, aku ...." Airy tidak dapat melanjutkan kata-katanya saat semua kata yang ingin dia ucapkan terasa tercekat di tenggorokannya.

"Sayang," ucap Sam seraya mengurai pelukannya. Dia melihat mata Airy yang sembab, tangannya terulur mengusap sisa-sisa air mata yang masih menghiasi wajah cantik adiknya. Dikecupnya kedua mata gadis itu secara bergantian, sebelum Sam melanjutkan bicaranya.

"Sayang, sebenarnya Abang tidak pernah mencintai Mona. Abang menikah dengannya karena demi perusahaan keluarga kita. Perusahaan mengalami pailit karena harus menanggung banyak kerugian. Saat Papa meminta tolong pada papanya Mona, dia mau memberikan pinjaman yang cukup besar tapi dengan mengajukan syarat agar Abang menikahi putrinya."

"Abang, aku ...." Lagi-lagi Airy tidak dapat melanjutkan kata-katanya. Dia ingin mengelak tetapi rasanya dia sulit untuk mengucapkan kata-kata.

"Sayang, lihat Abang!" Sam mendongakkan wajah Airy agar melihat ke arahnya, hingga mata mereka saling beradu pandang. "Airy, kamu tahu, kenapa Abang tidak pernah punya pacar? Meskipun banyak gadis yang mengejar Abang, Karena hati Abang, sudah dipenuhi oleh namamu. Tidak ada tempat untuk gadis lain di hati Abang. Hanya kamu yang menjadi pemilik hati Abang."

"Abang, apa maksud Abang?"

"Abang mencintaimu, Airy Andara."

Seperti tersirami oleh rintik-rintik hujan, bunga yang mulai layu di tanah gersang, kini kembali bersemi. Airy seperti tersihir oleh tatapan mata, Sam. Gadis itu hanya diam saja, saat Sam mulai mendekatkan wajahnya dan menempelkan benda kenyal itu pada bibir Airy yang terlihat pucat.

Bibir keduanya saling bertautan, melepaskan semua rasa yang tersimpan rapi di hati. Sampai akhirnya ada sebuah rasa yang menginginkannya untuk melakukan lebih dan lebih dari sebuah kecupan.

Lama mereka saling berpagutan, meskipun ini untuk yang pertama kali untuk keduanya, tetapi naluri menuntun mereka untuk melakukan hal lebih dari sekedar ciuman. Apalagi Sam, seorang pria dewasa yang sudah mengerti bagaimana caranya berhubungan dengan seorang wanita. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mempraktekan apa yang pernah dilihatnya di internet.

Tangan Sam sudah mulai nakal dengan memainkan titik sensitif seorang wanita. Membuat Airy tidak kuasa untuk menolak hasrat yang semakin mengusai akal pikirannya. Namun, saat Sam mulai memainkan bukit kembar Airy, membuat Airy tersadar dari kesalahannya.

Dia memegang tangan Sam dan langsung melepaskan pagutannya. "Abang, jangan! Aku-aku tidak mau ...."

"Maafkan Abang, Sayang!" Sam menempelkan keningnya dengan kening Airy. "Abang janji tidak akan melakukan hal yang lebih sebelum kita menikah."

"Menikah? Maksud Abang apa? Bagaimana mungkin kita bisa menikah, sedangkan Abang sudah menikah dengan Kak Mona."

"Sayang, percaya sama Abang! Pernikahan Abang tidak akan lama. Abang baru tahu kalau ternyata Mona sedang hamil dari laki-laki lain. Makanya Tuan Anderson meminta Abang menikahi putrinya, agar anak itu memiliki nama keluarga."

"Tapi, bagaimana dengan Mama dan Papa? Mereka pasti tidak akan setuju."

"Sayang, kita bisa diam-diam. Mama dan Papa tidak perlu tahu apapun tentang hubungan kita. Abang yakin mereka mengira kalau kita saling menyayangi sebagai kakak dan adik. Bukan sebagai pasangan. Asalkan kita bisa rapi, mereka tidak akan tahu kalau kita saling mencintai."

"Apa Abang serius mencintai aku dan tidak akan menyentuh Kak Mona?" tanya Airy dengan menatap lekat mata Sam.

"Iya, Sayang. Abang mencintai kamu lebih dari yang kamu tahu, apa Ai juga mencintai Abang?"

Bukan jawaban dari mulut mungil Airy yang Sam dapatkan, tetapi anggukan kepala dari adik kecil yang telah mencuri hatinya. Sam tersenyum melihat pengakuan hati Airy yang malu-malu kucing. Dia langsung merengkuh tubuh ramping itu ke dalam pelukannya.

Keduanya tersenyum dengan saling berpandangan, membuat hasrat itu kembali bergelora. Sam pun kembali meraup bibir ranum yang terlihat pucat itu. Mereka begitu menikmati malam pengantin Sam yang seharusnya laki-laki itu habiskan bersama dengan istrinya.

...~Bersambung~...

...Jangan lupa dukunganya ya kawan! Klik like, comment, rate, vote, gift dan favorite....

...Terima kasih....

Terpopuler

Comments

YuliaMile

YuliaMile

cinta terlarang gak sih ini ... tp kan mereka gak punya ikatan darah,sebenerarnya fine² aja harusnya kan ya ...

2023-04-14

2

Imas Maela

Imas Maela

lanjut

2022-12-23

1

Aprilia dwi

Aprilia dwi

cinta tekadang membawa kita dalam sedikit keegoisan,,
melakukan dengan cara terbaik buat memilikimu seutuhnya entah dengan jalan salah ataupun benar,,
mamaksakan hati saat terluka akan menambah luka itu tersendiri,,,, itu yang bang Sam Ama airly jalani,,,😀😀😀

2022-12-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!