Sementara itu Gelora kini sudah berada di kantor polisi.
“Pak saya benar-benar tidak melakukan semua itu, Serra sendiri yang melakukannya, bahkan dia yang awalnya akan melukai saya,” jelas Gelora membela dirinya.
“Semua bukti sudah kami dapatkan, Bu. Kami sudah menemukan pisau di tempat kejadian, dan sudah jelas-jelas di pisau tersebut ada sidik jari Ibu Gelora!”
Tidak! Ini semua pasti rencana Serra, sebisa mungkin Gelora menjelaskannya semuanya secara detail kejadian tersebut pada Polisi, akan tetapi itu semua nihil, Gelora tetap dijadikan sebagai tersangka. CCTV di rumah tersebut juga sudah di sabotase oleh Serra, seperti memang semua itu sudah direncanakan oleh gadis itu.
Akhirnya Gelora pun di masukan ke balik jeruji besi, di ponis 5 tahun penjara.
“Tanda tangani ini, cepat!” ucap Steven seraya memberikan sebuah map kepada Gelora.
“I—ini apa Stev?”
“Jangan banyak tanya, cepat tanda tangan saja!” bentaknya.
Gelora pun membuka map tersebut, ia membulat matanya, tentu saja Gelora terkejut saat membaca isi dari dari surat tersebut.
“Ka—kamu menceraikan aku, Stev?” tanya Gelora, ia menatap Steven tidak percaya berbalut kecewa.
“Ya, untuk apa aku mempertahan kamu sebagai istriku? Mana mungkin aku tetap hidup bersama dengan wanita yang ingin membunuh adikku sendiri!” Steven menatap nyalang pada Gelora.
“Jadi kamu tidak percaya sama aku, Stev? Aku tidak sekejam itu Steven, walaupun Serra selalu memperlakukan aku semena-mena, aku masih punya hati nurani, Stev. Mana mungkin aku berani menghilang nyawanya!” pekik Gelora.
“Jangan banyak drama Gelora, kau itu wanita busuk, aku menyesal sudah mempercayai kamu. Cepat tanda tangan, aku sudah muak berurusan dengan kamu!”
Tanpa berpikir lagi, Gelora pun langsung menandatangani surat tersebut, sakit, hancur, kecewa, marah bercampur menjadi satu di hati Gelora. Rasa cintanya yang teramat dalam pada Steven itu pun terasa leyap begitu saja, dan berubah menjadi rasa benci yang teramat dalam.
“Pergi dan jangan pernah temui aku lagi!” Gelora melemparkan map tersebut tepat mengenai wajah Steven. Setalah itu Gelora pun meninggal pria yang kini sudah resmi menjadi mantan suaminya itu.
“Aku benci kalian semua!” jerit Gelora dalam hatinya.
kejadian tersebut benar-benar tidak akan bisa Gelora lupakan sampai kapan pun, bahkan ia sudah bersumpah bagaimana pun caranya, suatu hari nanti ia akan membalas dendam atas apa yang dilakukan oleh mantan suaminya itu serta keluarganya.
***
setalah menangis semalam sampai tertidur dengan posisi yang tertunduk sambil memeluk lututnya itu. Gelora pun kini terbangun saat mendengar suara orang-orang yang berada satu sel dengannya itu.
“Bu Gelora, ada yang ingin bertemu dengan anda!” panggil seorang polisi yang bertugas menjaga sel tersebut.
polisi itu terlihat membukakan kunci gembok yang mengunci sel tersebut.
Gelora terdiam sejenak, ia berpikir, siapa yang mengunjunginya? selama setahun berada di sana, tidak ada orang yang pernah mengunjungi Gelora, kerena memang Gelora yatim piatu, sudah tidak punya siapa-siapa lagi. mantan suaminya atau pun Gresy serta serra pun tidak pernah mengunjunginya selama ini, terakhir Steven saja yang memberikan surat gugatan perceraian padanya.
Gelora juga tidak berharap mereka mengunjunginya.
“siapa ya, Pak?” tanya Gelora
“sebaiknya ibu ikut saja,” jawabnya.
Gelora pun bangkit, lalu ia berjalan keluar dari sel tahanan tersebut menuju ruangan besuk.
seorang pria dengan setelan jas rapinya terlihat sudah duduk di kursi yang berada di ruang besuk tersebut.
dengan ragu dan penuh tanda tanya, Gelora pun menghampiri pria tersebut. pria itu terlihat masih fokus dengan ponsel yang ada ditangannya.
setalah Gelora duduk didepannya, pria itu pun meletakan ponselnya di atas meja, lalu menatap kearah Gelora dengan senyuman yang menghiasi wajah tampannya.
“Siapa kamu?” tanya Gelora. Ia benar-benar tidak mengenal pria yang ada di hadapannya itu.
“kamu tidak perlu tahu siapa aku Gelora,” jawabnya.
“aku tidak mengenal kamu, untuk apa kamu menemui aku?” Gelora menatap pria itu bingung.
“Aku akan membebaskan kamu.”
Gelora langsung membulatkan matanya, siap pria itu? Kenapa tiba-tiba akan membebaskan dirinya?
“Penderitaanmu sudah berakhir, ikutlah denganku, jadilah wanitaku, ini saatnya kau membalas mereka yang sudah membuatmu menderita!” sambung pria tersebut. senyuman di wajahnya terlihat berubah dengan senyuman yang sulit diartikan.
“Ma—maksud kamu?” Gelora benar-benar tidak mengerti, kenapa tiba-tiba pria misterius itu mengatakan semua itu pada Gelora, sebenernya siapa dia?
“Apa perlu aku ulangi perkataanku tadi, Gelora? aku akan membebaskan kamu, tapi dengan satu syarat, kamu harus menikahi denganku, dan aku akan membantumu membalas dendam pada mereka yang sudah membuat kamu seperti ini!”
“Tapi aku tidak mengenalmu? Dan dari mana kamu tahu tentang aku?”
“Itu tidak penting. sekarang pikirkan, apa kamu mau menerima tawaranku atau tidak? Bukankah kamu ingin membalas mereka?”
pria itu tetap enggan menjawab pertanyaan Gelora, tapi jujur saja Gelora sangat tertarik dengan tawaran yang pria misterius itu berikan. tapi, apakah pria itu bisa dipercaya?
“Bagaimana?” tanya pria itu lagi.
Gelora terdiam, ia mencoba mencerna perkataan yang terlontar dari pria yang ada dihadapannya itu. jika dilihat dari penampilannya, pria itu sepertinya bukan orang biasa, seperti seseorang yang mempunyai kekuasaan.
apakah Gelora terima saja tawarannya? Ia bisa keluar dari tempat yang mengerikan ini, bukan? Tapi, itu artinya Gelora menerima syarat yang diberikan oleh pria misterius tersebut, menikah dengannya?
Menikah? Tiba-tiba pertanyaan itu muncul di benak Gelora. Ia sudah pernah gagal dalam membina sebuah ikatan pernikahan, bahkan menikah dengan pria yang ia cintai saja tidak bisa membuatnya bahagia, sementara ini? Gelora harus menikah dengan pria yang sama sekali tidak dicintainya, jangan cinta, mengenal pun tidak, bertemu pun baru kali ini.
“Tidak ada waktu untuk berpikir Gelora. Percayalah aku tidak akan mengecewakan kamu, ini saatnya kamu membalas mereka yang sudah membuat hidupmu menderita. bagaimana apa kamu mau menerima tawaranku?” ucap pria itu.
“Jika kau mau, aku pastikan semua dunia ini bisa jadi milikmu, kau bisa membuat mereka bertekuk lutut padamu!” lanjutnya.
Senyuman penuh arti terlihat dari bibir pria itu.
“Tidak mudah aku percaya padamu, setidaknya katakanlah siapa kamu, dan apa tujuan kamu yang sebenarnya?”
Walaupun apa yang dikatakan oleh pria itu memang sangat mengiurkan, bayangkan saja Gelora bisa bebas dari tempat tersebut, itu adalah impian Gelora?
Tapi tidak semudah itu, Gelora juga harus berpikir ulang, ia tidak mau keluar dari kandang singa lalu malah masuk ke kandang buaya.
“Aku Elgert, tujuanku untuk menolongmu, membebaskan mu, kalau membantu kamu untuk membalasnya dendam pada mantan suami dan keluarganya, bagaimana?”
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments