Bab 2. Fitnah

Serra meringis kesakitan, benda tajam tersebut terlihat menatap di perut gadis itu. Darah segar mengalir dari benda tajam tersebut menetes ke lantai.

“Gelora apa yang kamu lakukan?” teriak Gresy, wanita itu terkejut saat melihat semuanya.

“A-aku tidak melakukannya, Bu,” jawab Gelora, ia pun terkejut. Mengapa Serra malah mengarahkan benda tajam itu pada dirinya sendiri hingga terluka seperti itu?

“Bu, sa—sakit,” lirih Serra, ia mencoba mencabut benda tajam tersebut yang melukai perutnya itu.

Lalu detik kemudian Serra langsung tumbang, gadis itu tak sadarkan diri, darah terlihat mengalir cukup deras dari lukanya itu.

“Serra bangun, Serra bangun, Nak!” Gresy menepuk-nepuk pipi putrinya itu. Wajahnya terlihat begitu panik dan cemas.

Sementara itu, Gelora masih berdiri mematung dengan benda tajam yang berlumpur darah tersebut berada ditangannya.

“Kenapa kamu melukai putriku hah? Kau benar-benar tidak punya hati!” pekik Gresy pada Gelora.

Gelora langsung menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak! tentu saja ia membatah, ia tidak melakukannya, Serra sendiri yang melakukan itu semua.

“Awas saja kalau terjadi sesuatu pada Serra, kau akan tahu akibatnya!” ancam Gresy

Setalah itu ia segara membawa putrinya itu, bersusah payah ia mencoba membangunkan Serra untuk memepahnya keluar dari sana. Gelora mencoba membantunya, akan tetapi ia langsung mendapatkan tatapan tajam dari Ibu mertuanya itu.

“Jangan sentuh putriku, sana kau pergi!” Gresy mendorong tubuh Gelora sampai wanita itu kehilangan keseimbangan dan tersungkur ke lantai.

Wanita parubaya itu pun membawa Serra keluar menuju mobil, setalah itu ia langsung membawa Serra ke Rumah Sakit.

Gelora hanya memandangi mereka, ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Yakin jika kejadian ini pasti akan berimbas buruk padanya.

“Steven, aku harus menelpon suamiku, aku harus memberitahu kabar ini, aku harus menjelaskan semuanya.” Gelora langsung bangkit, lalu ia mengambil ponselnya yang berada di saku bajunya itu.

Tangan Gelora yang masih berlumuran darah itu pun terlihat bergetar memegangi ponselnya. Tapi sayangnya, beberapa kali Gelora mencoba menelepon suaminya, semuanya nihil Steven tidak mengangkat telepon dari Gelora.

“Steven angkat, tolong angkat ...” gumamnya.

Lagi-lagi tidak ada sahutan dari sebrang sana.

“Aku harus menyusul Ibu untuk melihat kondisi Serra, ya Tuhan semoga dia baik-baik saja, memang aneh untuk apa dia melukai dirinya sendiri, dasar gadis labil!”

Antara kesal dan kasihan pada adiknya itu. Gelora pun memutuskan untuk menyusul ibu mertuanya, ia yakin Ibu mertuanya itu pasti membawa Serra ke Rumah Sakit terdekat di daerah sana.

Gelora pun melaju motornya menuju Rumah Sakit, bahkan ia tidak sempat Menganti pakaian atau pun membersikan tangannya yang berlumuran darah Serra tersebut, benda tajam yang tadi digunakan oleh Serra pun kini kasih tergeletak di lantai dapur rumah tersebut. Mungkin sebab hal ini begitu mengejutkannya, Gelora merasa benar-benar sudah tidak tak karuan.

Sementara itu Gresy baru saja sampai di Rumah Sakit, ia langsung memanggil pihak medis untuk membantu membawa Serra ke ruangan UGD.

Sesampainya di depan ruangan UGD, Gresy diminta untuk menunggu di depan ruangan tersebut, dan Serra kini sudah berada di dalam sana untuk mendapatkan pertolongan pertama.

“Kenapa kamu melukai diri kamu sendiri sih Serra, ya Tuhan semoga putriku baik-baik saja,” gumamnya. Wajah wanita parubaya itu terlihat sangat mengkhawatirkan kondisi Serra, tapi dalam hati ia merasa kesal, ia sendiri melihat dengan jelas jika Serra yang akan melukai Gelora, apa Serra salah sasaran? Atau memang dia sengaja, dalam hati Gresy bertanya-tanya, pasti putrinya itu tengah merencanakan sesuatu.

“Steven, aku harus memberitahunya.” Dengan capat ia mengeluarkan ponsel, lalu menelepon putra sulungnya itu.

“Hallo Steven, kamu capet pulang terjadi sesuatu sama adik kamu, Serra masuk Rumah Sakit," ucapnya saat sambung telepon tersebut terhubung.

"Loh ada apa, Bu? Serra kenapa, kok bisa sempe masuk Rumah sakit? Dia sakit apa, Bu?" cerca Steven dari sebrang sana, suaranya terdengar panik.

“Pokoknya kamu pulang sekarang ya, Nak. Ini semua perbuatan istri kamu, dia yang melukai adik kamu, cepat pulang ya, Steven, ibu takut,” pintanya sambil terisak tangis.

“Baiklah, Aku pulang sekarang, Bu. Ibu tenangkan dulu diri Ibu ya, Steven langsung jalan sekarang.”

“Ibu tunggu, cepat ya Stev.”

Sambungan telepon terputus, setalah itu sebuah senyuman penuh arti terulas dari bibir wanita parubaya tersebut.

“Ini kesempatan bagus untuk menyingkirkan wanita benalu itu!”

Satu jam berlalu akhirnya Dokter yang menangani Serra pun, terlihat keluar dari ruangan UGD.

Gresy segara menghampiri Dokter tersebut, untuk menanyakan kondisi putri kesayangannya.

“Dok, gimana kondisi anak saya?” tanyanya.

“Pasien tadi sempat kritis, kerena kebanyakan kehilangan darah, tapi sekarang kondisinya sudah mulai stabil, silahkan Ibu urus dulu administrasinya, setalah ini tim kami akan memindahkan pesien ke ruangan rawat inap,” jelas sang Dokter.

Mendengar penjelasan dari Dokter tentang kondisi Serra, ia marasa cukup lega. Setidaknya kondisi Serra sekarang baik-baik saja, setalah itu Gresy pun segara mengurus administrasi untuk putrinya.

Sementara itu Gelora kini masih berada diperjalanan menuju Rumah Sakit, dan sialnya ban motornya malah bocor.

“Ya Tuhan, kenapa ban-nya malah bocor sih!”

Terpaksa Gelora pun mendorong motor tersebut mencari bangkel terdekat. Sekitar 200 meter ia mendorong motornya, akhirnya ia menemukan sebuah bengkel, ia pun segara meminta bengkel tersebut untuk menambal ban motornya yang bocor itu.

Sekitar setengah jam kemudian, akhirnya semuanya selesai, Gelora pun kembali lanjutkan perjalanan.

Sesampainya di Rumah Sakit, ia menuju administrasi untuk menanyakan apakah Serra berada di Rumah Sakit tersebut. Ternyata benar, setalah mendapat informasi kamar rawat adik iparnya itu, ia pun langsung menuju ke sana.

Ceklek!

Gelora membuka pintu ruangan rawat tersebut, semua orang yang berada di dalam sana terlihat langsung menatap kearahnya.

Di sana juga terlihat sudah ada Steven—suaminya, serta ada dua orang Polisi.

“Itu dia Pak, pelakunya!” ucap Gresy—ibu mertuanya menunjuk kearah Gelora.

Sontak Gelora pun terkejut, apa-apaan ini? Kenapa Ibu mertuanya menuduhnya?

Sementara Steven, pria itu menatap penuh kekecewaan pada Gelora.

“A—apa maksud Ibu? Pelaku apa?” tanya Gelora.

“Aku kecewa sama kamu Gelora,” ucap Steven. “Bawa dia Pak sekarang juga, saya tidak sudi melihat wanita itu lagi!” lanjutnya pada kedua Polisi tersebut.

Kedua Polisi itu pun langsung menghampiri Gelora.

“Tidak Pak, saya tidak melakukan hal itu, ini semua fitnah!” Gelora mencoba melepaskan diri dari kedua polisi yang kini sudah menghampirinya serta membrogol tangannya.

“Nanti jelaskan saja di kantor Polisi, mohon kerjasamanya jangan memberontak ini Rumah Sakit Bu,” tegas Polisi tersebut.

“Tapi saya tidak bersalah Pak, saya mohon lepaskan saya!” teriak Gelora.

Akan tetapi kedua Polisi itu tetap membawa Gelora. Gresy dan Serra yang kini terlihat sudah sadarkan diri itu terlihat tersenyum penuh kemenangan. Sementara Steven suaminya Gelora itu membuang pandangannya.

“Terima kasih Kak, Kakak sudah menuruti permintaan aku, Kak Gelora sangat jahat Kak, aku tidak menyangka dia akan setega ini sama aku,” ucap Serra. Sungguh sangat drama!

Steven hanya mengangguk kepalanya, sebenernya ia juga tidak menyangka jika Gelora akan berbuat kejam seperti ini pada Serra, Gelora—istrinya yang terlihat polos itu ternyata tidak seperti yang Steven kira selama ini.

“Ibu, tunggu jaga Serra di sini, aku akan mengurus semuanya ke kantor polisi, sekalian aku juga mau menyiapkan berkas untuk perceraian aku sama Gelora,” ucap Steven.

Tanpa menunggu jawaban dari Ibunya itu, Steven langsung berlalu dari sana.

“Kita berhasil!” seru Gresy dan Serra usai kepergian Steven.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Sri Haryanti

Sri Haryanti

lnjut

2023-01-26

0

💕Leyka Gallardiev 💕

💕Leyka Gallardiev 💕

Mertua somplak anak cerai dia malah seneng padahal dia tau kalo menantu tidak bersalah 😡

2022-12-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!