Mishell yang masih kesal terhadap sang adik, lalu menjewer telinga Anggun sambil berkata, "Kamu dari mana Dek? Kamu buat aku dan ibu khawatir!"
"Ampun Kak, sakit! Anggun ngaku salah. Anggun tidak mengira jika akan pulang telat. Reza tadi mengajak Anggun berkumpul dengan teman-temannya sepulang nonton. Lagipula, mau kirim pesan ke Kakak tidak bisa, hape Kak Mishell masih rusak 'kan?"
"Siapa dia Nggun? Mentang-mentang kaya, sangat sombong, Kakak tidak suka dengan temanmu yang seperti itu. Kamu kenal dia di mana? Jangan bergaul dengan pria sembarangan Dek!"
"Dia baik kok Kak, dia mengajak Anggun nonton, makan dan lihatlah! Reza membelikan Anggun gelang emas."
"Kamu jangan sembarangan terima hadiah dari pria asing, Kakak takut, jika dia punya niat terselubung di balik pemberiannya itu."
"Kak Mishell jangan berprasangka buruk gitu dong! Pokoknya Reza itu baik, dan nggak ada niat macam-macam dengan Anggun."
"Iya saat ini mungkin belum, tapi ya sudahlah! pokoknya kamu harus hati-hati dalam bergaul. Kak Mishell nggak mau kamu terjerat pergaulan bebas. Ingat itu Dek, kamu adikku satu-satunya jadi sudah kewajiban ku untuk melindungi mu dari siapapun yang berniat tidak baik."
"Iya kak."
"Ayo kita pulang, kasihan ibu. Sejak tadi beliau sangat cemas. Oh ya, motor kamu tldi mana?"
"Anggun titipkan di rumah teman Kak, besok sepulang sekolah akan Anggun ambil."
"Hemm, ayo naik!"
Anggun pun naik di belakang Mishell, lalu Mishell melajukan motornya, menuju rumah.
Mendengar suara motor, ibu buru-buru membuka pintu dan beliau bernafas lega saat melihat Mishell pulang membawa Anggun.
"Kamu darimana saja Nggun, Ibu dan kakakmu cemas. Bukannya memberi kabar, kakakmu capek keliling mencarimu ke bioskop dan menanyakan ke rumah teman-teman mu."
"Maaf Bu, Anggun tidak pergi bareng teman sekolah, tapi pergi dengan teman baru. Kami kenal saat kemaren di acara bazar."
"Ya sudah, masuk dan mandilah! Kasihan kakakmu sudah lapar. Ibu mau menyiapkan makan malam dulu."
"Iya Bu," ucap Anggun sambil berjalan menuju kamarnya.
Setelah Anggun pergi, ibu bertanya kepada Mishell, "Darimana adikmu Le? Dan kenapa dia pulangnya telat?"
"Katanya pulang nonton di ajak nongkrong dengan teman-teman barunya Bu."
"Kamu kenal mereka Le, ibu kok khawatir ya, teman baru Anggun akan membawa dampak negatif bagi adikmu."
"Ibu jangan khawatir, Mishell akan pantau pergaulan Anggun. Mishell juga tidak mau jika Anggun sampai salah pergaulan."
"Terimakasih ya Le, Ibu ke dapur dulu ya. Kamu bersihkan diri dulu, lihat itu wajahmu berkeringat."
"Iya Bu."
Ibu pun menyiapkan makan malam, tapi beliau masih kepikiran dengan siapa sebenarnya teman baru Anggun.
Anggun dan Mishell sudah selesai membersihkan diri, lalu mereka menuju ruang makan untuk menikmati makan malam yang telah ibu hidangkan.
"Ini Le, piringmu dan ini untuk kamu Nggun. Ayo kita makan, setelah itu kamu ceritakan ke Ibu, darimana saja tadi!"
"Iya Bu," jawab Anggun.
Mereka pun makan dengan hening, Mishell bukannya memikirkan masalahnya, malah memikirkan pemuda tidak sopan tadi. Dia penasaran, sebenarnya pemuda itu siapa dan dari mana asalnya.
"Le, tambah lauknya! Bukankah itu makanan kesukaan mu, Ibu lihat kamu kurang berselera makan," tegur Ibu yang melihat Mishell makan sambil melamun.
"Iya Bu. Ini Mishell habiskan lauknya ya Bu."
"Habiskanlah! Dan kamu Anggun, jika sudah selesai bereskan ini! setelah itu, ibu tunggu kamu di kamar."
"Iya Bu."
Mishell yang sudah selesai makan, membantu Anggun membereskan meja, lalu dia ke kamar untuk beristirahat sejenak, sebelum melaksanakan sholat isya dan istikharah seperti yang Ibu sarankan.
Anggun pun pergi ke kamar sang ibu, dia merasa takut jika ibu pasti akan marah karena dirinya yang tadi pulang terlambat.
"Masuk!" sahut ibu saat mendengar ketukan pintu.
"Duduk sini Nggun, kita ngobrol sebentar."
"Iya Bu."
"Kamu tahu, apa yang ingin ibu bicarakan?"
Anggun sebenarnya tahu, tapi dia hanya menggeleng karena memang merasa bersalah.
"Ibu sudah bilang sejak awal, kamu boleh bergaul dengan siapapun, tapi ingat pandai jaga diri dan ibu paling tidak suka anak ibu pulang sesuka hatinya saja."
"Jika teman memberi pengaruh buruk, maka tinggalkan! masih banyak teman lain yang bisa membawa kita kepada kebaikan. Kamu paham apa yang ibu maksud Nggun?"
"Iya Bu, maaf... Anggun salah, tadi telah mengabaikan nasihat Ibu dan Kak Mishell."
"Bagus, jika kamu menyadari hal itu. Siapa temanmu, laki atau perempuan?"
Anggun sejenak terdiam lalu dengan gugup dia menjawab, "Laki-laki Bu."
"Nah, apalagi laki-laki. Kamu jangan sampai melakukan hal yang nggak benar, di luar batas pertemanan. Ingat Nggun, sebagai wanita, jaga kehormatan. Karena itu harta paling berharga yang akan kamu persembahkan untuk suamimu kelak. Ibu nggak mau sampai anak ibu terjerumus."
"Iya Bu, Anggun akan ingat pesan Ibu."
"Jangan cuma diingat!"
"Iya Bu."
"Pergilah tidur, besok kamu sekolah kan? Pagi, biar Mishell antar kamu dulu untuk ambil motor."
Anggun pun mengangguk, lalu dia keluar dari kamar ibu dan pergi ke kamarnya untuk tidur. Belum lagi Anggun merebahkan diri, ponselnya berdering. Ternyata Reza yang sedang melakukan panggilan video.
Dengan tersenyum, Anggun buru-buru menerima panggilan tersebut.
"Hallo Za, ada apa?"
"Kangen!" gombal Reza.
Pipi Anggun bersemu merah, dia senang dan sekaligus malu.
"Kenapa diam, kamu nggak percaya?"
"Hemm, mana mungkin kamu suka sama aku. Kamu orang kaya dan aku, hanya orang biasa."
"Justru itu, aku suka."
"Oh ya Za, besok aku nggak bisa ikut kalian ya. Kakak dan ibuku bisa marah jika aku pulang telat lagi."
"Ah, mereka nggak asyik. Masa terlalu mengekang mu."
"Bukan mengekang, tapi demi kebaikan ku juga."
"Jadi, benar kamu nggak datang? Kamu nggak rindu aku?"
"Sebenarnya aku ingin sih, ikut kalian, tapi..."
"Sudahlah, besok aku jemput kamu di sekolah. Jangan tolak permintaan ku Sayang!"
Anggun terlena dengan gombalan Reza dan akhirnya, diapun mengiyakan.
Setelah mendapatkan jawaban dari Anggun, Reza tersenyum, lalu menutup panggilannya.
Anggun akan kembali mengabaikan nasehat ibu serta Kakaknya. Semua itu karena perasaan cinta terhadap Reza, yang mulai tumbuh di hatinya.
Dengan tersenyum Anggun membayangkan wajah Reza, lalu menutup mata dan berusaha untuk tidur.
Mishell sudah berwudhu, dia akan melaksanakan istikharah. Dengan mengucap basmallah dia mengawali semuanya.
Dalam doanya Mishell memohon ketetapan hati, untuk keputusan yang akan dia ambil dan berharap apapun nanti keputusan itu, akan membawanya pada kebaikan.
Setelah selesai, Mishell pun duduk di pinggiran tempat tidur, dia teringat ucapan Kakek Artha. Ada rasa kasihan dan juga rasa tanggungjawab untuk menolong beliau dan sang cucu.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Dodi Sartini
ini biasanya banyak sekali penipuan cinta❤😘❤😘
2024-01-24
0
... Silent Readers
🐾🐾🐾🐾🐾🐾
2022-12-10
0
Purwati Ningsih
Sepertix Reza akan membawa dampak yg tdk baik bagi Anggun. Jgn sampai Anggun terlena rayuan gombal si Reza. Smg bsk Anggun bs berubah pikiran n membatalkan niatx untuk ikut Reza.
Ttp semangat othorr, di tunggu up selanjutx ❤😘
2022-12-09
0