Chapter 3. Dancing In The Night

Cerita ini hanya fiksi, banyak adegan kekerasan. Bagi pembaca di bawah umur, harap bijak dalam memilih bahan bacaan. Terima Kasih

Mobil Agam berhenti didepan rumah kakaknya, mereka tinggal di salah satu perumahan, berbeda dengan Agam yang seorang pengusaha, kakaknya sendiri menekuni hobinya sebagai seorang desainer hebat, dia juga memiliki butik sendiri. sedangkan Steve suaminya adalah seorang bos perusahaan kontraktor yang telah lama bekerja di Indonesia, walaupun sempat berkebangsaan Amerika, tapi setelah menikah dengan Lana, dia pindah ke Indonesia.

Lana membuka pintunya saat mendengar suara bel rumah dibunyikan, Agam dan Alaia berada di depan pintu, melihat kedua adiknya, Lana langsung memeluk Alaia erat. Rasanya sudah lama tidak bertemu dengan mereka berdua, padahal baru bulan lalu mereka merayakan ulang tahun pernikahan orang tua Agam dan Lana di rumah keluarga.

“Kangen banget loh Al.”

“Sama kak, Gimana keadaan Kaluna?.”

“Agam yang bilang ke kamu ya? Mama juga heboh banget, padahal Kaluna tuh cuma jatuh dari sepeda doang, kakinya luka. Masuk dulu, jangan di luar gitu.”

Agam dan Alaia masuk kedalam rumah Lana, duduk di ruang tengah, seorang pelayan datang memberikan minuman untuk mereka berdua. Pelayan di rumah Lana itu lumayan muda, mungkin umurnya di bawah Alana, dia juga cantik walaupun penampilannya sedikit lusuh.

“Terimakasih ya.” Lana tersenyum, sama seperti Agam, Lana juga sangat baik. Alaia bersyukur berada di keluarga ini, di kelilingi orang-orang baik yang menyayanginya seperti keluarga.

Terlihat Kaluna yang keluar dari kamarnya sambil sedikit susah berjalan karena kakinya di perban.

“Kakak Tinkerbell.” Kaluna terlihat sangat bahagia dan langsung menghampiri Alaia, memeluknya erat. Sejak pertama kali bertemu dengan Alaia, Kaluna memanggilnya dengan panggilan kakak Tinkerbell, katanya Alaia sangat cantik bagaikan peri dan lucu seperti tinkerbell. Kaluna yang saat itu masih berumur menginjak 3 tahun, dia menyukai salah satu kartun Tinkerbell, saat melihat Alaia, dia sangat senang karena menurutnya Alaia adalah Tinkerbell di dunia nyata.

“Isshh Kaluna, panggil yang bener tante Alaia nya.”

“Apa sih mama...”

“Gitulah anak-anak.”

Alaia melihat kearah Kaluna lembut, memperhatikan kaki Kaluna yang di perban “Nggak papa kok kak, kata papa ini proses belajar, jadi harus kuat walaupun jatuh.”

Alaia mengusap kepala Kaluna “Udah pinter ya sekarang.”

Hanya satu jam saja Agam dan Alaia berada di sana, kebetulan Steve juga belum pulang karena harus lembur di kantor. Mengingat Agam yang sudah berniat mengajak Alaia untuk makan malam hari ini, sehingga mereka tidak bisa lama-lama di rumah Lana.

“Kapan-kapan kesini lagi ya Al, nggak usah ngajak Agam.”

“Hahaha iya kak pasti, sampai jumpa lagi, Bye Kaluna.”

“Dahh kakak Tinkerbell.”

Agam dan Alaia melanjutkan perjalanannya menuju ke sebuah restoran makanan korea, gara-gara nonton drama korea, Alaia mengatakan kalau dia ingin makan makanan korea, sehingga jadilah mereka disalah satu restoran makanan korea. Agam sendiri bisa makan makanan apapun, selagi bisa dimakan, mengingat dia yang juga sering ke luar negeri, makanan negara asing sudah bisa di terima lidahnya dengan baik.

Wajah Alaia berbinar saat makanan sudah siap di meja, banyak pengunjung lain yang memiliki suara mengganggu, tapi karena makanan itu menggoda, Alaia sendiri tidak merasa terganggu.

“Selamat makan...” Ucap Alaia.

Agam tersenyum melihat istrinya yang sangat antusias, dia harus berterimakasih pada Drama Korea yang Alaia tonton hari ini, karena membuat istrinya sangat bersemangat hanya karena makanan. Alaia itu cukup pemilih soal makanan, apalagi dia punya alergi makanan laut, sehingga agak susah membuat Alaia senang dengan makanan yang tengah dimakan walaupun Alaia bisa memakannya.

Setelah makan, mereka memutuskan untuk pulang. Rumah yang masih gelap membawa Alaia dan Agam terlarut dalam sebuah lagu indah yang memutar malam itu, mereka berdua berada didalam kamar utama. Tanpa alas kaki, Alaia menari sangat indah, lekuk tubuhnya di balik dress biru muda itu membuat Agam takjub. Disentuhnya pinggang Alaia lembut, membawa tubuh istrinya dalam pelukan.

Lagu klasik di temani sebotol wine yang sudah di tuangkan kedalam dua gelas, Alaia tersenyum “Kalau nanti aku mati lebih dahulu, apa kamu akan sedih?.” Pertanyaan dari Alaia membuat Agam termenung.

“Tidak, karena aku juga akan ikut mati bersamamu.”

“Mas, ini pertanyaan serius.”

“Aku juga serius sayang, tidak ada yang bisa aku lakukan tanpa mu, jika kamu pergi, maka aku akan mengikutimu pergi.”

“Ada yang bilang kalau yang hidup harus tetap hidup, aku mau kamu juga seperti itu.”

“Kalau begitu kamu juga harus hidup, tidak ada kematian untuk salah satu dari kita.”

Agam mendekap tubuh istrinya, mengecup kepala Alaia lembut. Malam itu menjadi malam yang sangat panjang untuk mereka, sekitar pukul 12 malam Agam terbangun dan membuat Alaia juga terbangun.

“Kenapa?.” Dengan mata yang masih tertutup, Alaia melayangkan pertanyaan pada suaminya.

“Aku melupakan sesuatu di kantor, aku ambil terlebih dahulu.”

“Apa nggak besok aja mas?.” Alaia mulai bangun dan duduk.

Agam mendekat dan mengecup kepala Alaia “Tidak bisa, aku hanya sebentar sayang.”

“Kalau begitu aku ikut.”

“Jangan, kamu besok kan kerja, jadi kamu istirahat saja, aku hanya sebentar.”

“Ya udah hati-hati mas.”

Agam mengangguk, pria itu mengambil kunci mobilnya yang ditaruh diatas meja, keluar dari kamar sambil menutup pintu kamar itu kembali.

Suara melengking air mendidih di dalam teko membangunkan seorang gadis yang masih terlelap di rumahnya. Dia yang hanya tinggal sendirian, langsung terbangun dan turun dari ranjang dengan was-was, dia mengambil tongkat baseball yang ada di belakang pintu kamarnya.

Ceklek

“Siapa disana?.” Takut-takut gadis itu bertanya di dalam rumahnya sendiri.

Sebuah siluet di dapur membuatnya mundur, dia tidak bisa melihat jelas siapa itu tapi buru-buru gadis itu masuk kedalam kamar dan menguncinya.

“Tidak-tidak!, dimana ponselku!.” Gadis itu berusaha mencari ponselnya yang biasa ditaruh di atas nakas tempat tidur.

Tok tok tok

“Keluarlah, ponselmu ada disini.”

“Tolong! Tolong!.” Gadis itu berusaha membuka jendela kamarnya tapi gagal, dia juga tidak bisa menyalakan lampu kamarnya.

Ceklek

Pintu terbuka lebar, seseorang pria memakai pakain serba hitam menghampiri seorang gadis yang duduk di sebelah ranjangnya sambil menangis. Pria itu berjongkok di depannya, menyentuh lembut dagunya menggunakan tangan yang terbalut sarung tangan hitam. “Kenapa menangis sayang...”

“Siapa kamu!.”

“Kamu tidak mengenalku, tapi aku mengingat wajah cantikmu.”

Pria itu menarik rambut gadis yang ada di depannya dan menjatuhkan di ranjang, byurrr... air panas dari dalam teko menyiram wajah cantik gadis itu.

“Aaaaaaa!!! Panasss tolong!!!.” Teriak gadis itu.

“Diam sayang, wajahmu sangat cantik seperti ini.” Suara lembut pria itu bagaikan suara yang sangat menakutkan.

Sebuah pisau dapur di tangannya “Aku tadi mencari pisau yang lebih tajam, tapi aku tidak menemukannya, harusnya kamu lebih sering mengasahnya agar bisa tajam, ini lebih menyakitkan kalau tumpul.”

“Aaarrrhhh!!!.” Pisau itu mengenai paha gadis itu, di antara jeritannya karena air panas yang mengenai wajah, sebuah pisau yang sangat tumpul merobek pahanya dengan paksa, darah berceceran dimana-mana, membuat seprai putih menjadi kotor.

“Ahh ada yang lupa.” Pria itu berdiri dan mengambil tongkat baseball yang tergeletak di depan pintu. “Kamu akan memukulku dengan ini? Kita coba terlebih dahulu apakah ini bisa menyakitkan."

Bugghhh!!!

Pukulan tongkat baseball yang sangat keras itu mengenai wajah gadis yang tergeletak lemas di ranjang.

“To-to-long... he-n-ti-kaan... a-ku mo-hon...”

“Hahaha satu lagi teerakhir.”

Bugghhh!!.

Gadis itu sudah tidak sadarkan diri, senyuman berada di balik kain hitam yang menutup setengah wajahnya. Pria itu pergi meninggalkan rumah itu dengan perasaan puas.

Terpopuler

Comments

Asifa Rose Ma

Asifa Rose Ma

itu Agam ya Thor..merusak wjah gdis yg mnghina istrinya

2024-08-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!