Di dalam taksi itu, Lita termenung Soraya sesekali Menatap layar benda pipih yang ada di tangannya.
" nggak mungkin kan, kamu nggak mungkin selingkuhkan Mas,?" tanya wanita itu gambar yang ada di dalam ponselnya.
Sekuat apapun Lita mencoba untuk menepis perasaan yang terlanjur menyelinap ke dalam hatinya, namun saat itu juga, wanita itu dipatahkan oleh kenyataan yang ada.
karena memang, kadang kenyataan tidak seindah bayangan kita. Untuk itulah, jangan terlalu tinggi memuja sesuatu. Karena, Sedetik sesudahnya, kita tidak akan tahu kenyataan selanjutnya.
Lita masih berusaha untuk menghubungi suaminya kembali. Namun, jawabannya pun masih sama. hal itu tentu saja membuat wanita itu, merasa sangat frustasi.
" apa benar, apa yang aku dengar ini?" tanya wanita itu Seraya menyandarkan kepala ke sandaran kursi.
Kruk, kruk,.. Kruk,...
tiba-tiba saja di tengah proses pencarian keberadaan suaminya itu, tiba-tiba saja perut wanita itu berbunyi nyaring. yang menandakan, cacing cacing di perutnya, sudah berdemo ingin segera diberi asupan.
" Astagfirullah, karena saking semangatnya mencari kamu, Aku sampai lupa makan Mas." ucapnya Seraya kembali menatap ke arah gambar yang ada di ponselnya itu.
" Pak, nanti tolong kita berhenti di sana ya," ucap Lita Seraya menunjuk ke arah sebuah restoran kecil yang ada di Kota Bojonegoro itu.
Sopir taksi itu, hanya menganggukkan kepala. dan segera melajukan kendaraannya, untuk menuju ke arah restoran kecil dan sederhana yang ada di kota itu.
" Bapak ingin mampir juga?" tanya Lita saat wanita itu turun dari dalam taksi. sang sopir yang mendengarnya, hanya menggelengkan kepala.
Akhirnya, berita memutuskan untuk masuk ke dalam restoran itu. dan dengan segera, memesan ayam goreng beserta nasi dan juga sambal. tak lupa juga, memesan lemon tea kesukaannya.
Lita menyantap makanan itu, dengan sangat lahap. karena memang, wanita itu merasa begitu kelaparan. dan dengan segera, Lita menoleh ke arah jam dinding yang berada di belakang sana.
Seketika itu pula, matanya membulat sempurna. karena ternyata, Wanita itu sudah mencari suaminya hampir seharian." Astagfirullah aku meninggalkan Gracia terlalu lama" gumamnya Seraya bangkit dari posisi duduk.
Saat Lita hendak melangkahkan kakinya karena sudah selesai mengisi perut, Di Saat itu pula, makanya seperti melihat seseorang yang sangat ia kenal. dengan segera, wanita cantik itu, kembali melangkahkan kakinya untuk mendekati objek yang ia lihat itu.
" Apa benar yang aku lihat itu?" tanya Lita Soraya masih melangkahkan kakinya untuk mendekati objek yang sepertinya sangat ia kenal.
Semakin lama, Lita semakin melangkahkan kakinya untuk mendekati seseorang yang menurutnya sangat familiar. Namun tiba-tiba saja,...
"mbak, masih mau naik taksi saya atau tidak? Kalau tidak mau? Saya mau pulang!" tiba-tiba saja, terdengar dari arah belakang seseorang memanggil Lita dengan sedikit suara yang sangat kencang.
Seketika itu pola langkah Lita terhenti. dan langsung menghampiri sopir taksi yang berdiri tepat di luar restoran itu.
" ah itu mungkin hanya perasaanku saja. Lagi pula, tidak mungkin kan Mas Arya melakukan hal seperti itu?" Lita masih mencoba untuk berpositif thinking.
Sampai saat ini pun, wanita cantik itu masih saja bersikap munafik dan Naif. dengan tak ingin mendengarkan perkataan orang-orang yang ada di sekitarnya tentang sang suami.
Karena Lita masih menganggap, Arya adalah sosok dewa yang diturunkan ke bumi untuk melengkapi kehidupannya.
****
Sepanjang perjalanan, Lita tak henti-hentinya memikirkan orang yang begitu mirip dengan suaminya. Sesekali, wanita itu akan menggelengkan kepala. untuk mengusir rasa curiga pada suaminya.
Tak lama berselang, Taxi yang ditumpangi oleh Lita, kini sudah sampai di depan rumahnya. dan dengan segera, wanita cantik itu turun dari dalam taksi. Setelahnya, segera membayar ongkos yang menurutnya, sedikit mahal.
" dari mana Nyonya?" tiba-tiba saja, pertanyaan dari Mbok Robiah, membuat Lita terkejut. hampir saja, wanita itu berteriak karena saking terkejutnya.
" Astagfirullah! simbok ini ngagetin aja sih" ucapnya Seraya mengusap dada karena merasa detak jantungnya sedikit lebih kencang.
Mbok Robiah yang mendengar itu, seketika hanya tersenyum lebar. dan dengan segera, mengikuti langkah sang majikan yang masih menggendong baby Gracia.
" Nyonya Dari mana saja? Kok jam segini baru pulang? nggak baik lho nyonya, apalagi Nona Gracia belum ada 40 hari. kata orang-orang dulu pamali." ucap Mbok Robiah mencoba untuk menasehati wanita cantik berusia 23 tahun itu.
Lita yang mendengar penuturan dari pembantunya itu, seketika menoleh dengan ekspresi wajah sendunya." saya tahu mbok, tapi saya terpaksa. karena saya, sudah merasa tidak kuat. Mas Arya terlalu lama meninggalkan kami." ucapnya dengan deraian air mata.
Mbok Robiah yang mendengar itu, segera merangkul dan memeluk Lita dan menenangkannya. Sejujurnya wanita paruh baya itu sudah menganggap kita seperti anaknya sendiri. dan Begitupun sebaliknya.
Jadi tidak heran jika Lita dan mbok Robiah akan seakrab itu. karena di antara mereka, sudah tidak ada lagi penyekat.
" hiks hiks hiks, Kapan Mas Arya akan pulang mbok?" tanya wanita itu di dalam pelukan Mbok Robiah.
Mendengar pertanyaan dari Lita, jujur hati Mbok Robiah juga merasa tidak tenang. Karena, dibalik rasa cemas sang istri, pasti ada sesuatu hal yang dilakukan oleh suami di luar sana. dan itu terbukti kebenarannya untuk beberapa kasus.
" sabar nyonya, Siapa tahu tuan rumah lagi sibuk." ucap Mbok Robiah Seraya mengusap punggung wanita cantik itu.
Mendengar hal itu, Lita segera mendunga menatap wanita paruh baya itu. dan dengan segera, langsung melepaskan pelukan." aku sudah mencarinya ke kota Bojonegoro mbok, tapi hasilnya nihil. dan kata karyawan teman yang bekerja di kantor itu, mereka mengatakan Mas Arya sudah beberapa hari tidak masuk kantor." ucap Lita Seraya menunjukkan kepala.
" Astagfirullah!" seru wanita paruh baya itu dengan Tatapan yang sangat Iba. menatap ke arah Lita. Sementara Lita sendiri, masih menangis sesenggukan. wanita itu masih berharap, jika apa yang ia lihat dan ia ketahui hari ini, adalah rekayasa belaka.
Karena di samping dirinya masih mencintai suaminya itu, dirinya juga masih tidak ingin mengurus dan terbebani dengan kehadiran Gracia dalam hidupnya.
Walaupun, apa yang ada dalam pikirannya itu adalah salah besar. Seharusnya, Lita dapat berpikir dengan jernih. jika apa yang hadir dalam hidupnya itu, adalah anugerah bukan musibah. jadi harus disyukuri bukan disesali.
" Sudahlah nyonya, lebih baik anda sekarang mandi. Nanti akan saya buatkan minuman hangat. Nyonya Mau makan sama minum apa?" tanya wanita paruh baya itu di akhir kalimatnya.
"teh hangat aja Bi nama roti panggang" ucapnya dengan nada yang sangat Lirih. Mbok Robiah hanya menganggukkan kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments